Mohon tunggu...
Shidqy Baihaqy El M
Shidqy Baihaqy El M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya selalu berusaha menjadi orang yang lebih baik setiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Masturbasi: Antara Moralitas, Kesehatan, dan Dinamika Hukum

2 April 2024   22:47 Diperbarui: 2 April 2024   22:58 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masturbasi adalah stimulasi organ seksual untuk mencapai orgasme tanpa melibatkan pasangan seksual yang mana hal tersebut masih sangat tabu untuk dibicarakan di masyarakat, namun tidak sedikit orang yang pernah melakukannya. Praktik ini sudah ada sejak peradaban kuno dan sampai hari ini masih menjadi suatu perdebatan yang tidak ada habisnya. 

Pertanyaan mendasar yang muncul adalah boleh atau tidaknya melakukan masturbasi? Artikel ini mengupas masturbasi dari berbagai sudut pandang, mulai dari agama, budaya, kesehatan, hingga dinamika hukum di berbagai negara.

Yang pertama, dari sudut pandang Agama, jajaran agama-agama besar dunia memiliki pandangan yang beragam tentang masturbasi. Islam umumnya melarang masturbasi karena dianggap sebagai perbuatan dosa. Hal ini didasarkan pada interpretasi ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran dan hadis. 

Dalam Kristen, masturbasi dikategorikan sebagai "ketidaksenonohan" dan "kejahatan terhadap kodrat" manusia. Pandangan ini didasari pada tafsiran Alkitab tentang tujuan diciptakannya seksualitas manusia.

Namun, tidak semua agama memiliki pandangan negatif terhadap masturbasi. Hindu, misalnya, memiliki pandangan yang lebih toleran. Beberapa aliran dalam Hindu bahkan menganggap masturbasi sebagai cara untuk menyalurkan energi seksual yang berlebih. Agama Buddha juga memiliki pandangan yang moderat, menekankan pentingnya pengendalian diri dan menghindari perilaku seksual yang berlebihan.

Selanjutnya pandangan budaya terhadap masturbasi,  dari sudut pandang budaya masturbasi memiliki pandangan yang beraneka ragam. Di beberapa budaya, masturbasi dianggap sebagai hal yang tabu dan tidak boleh dibicarakan secara terbuka. 


Masyarakat tradisional mungkin mengaitkan masturbasi dengan hal-hal negatif seperti kemalangan atau penyakit. Sebaliknya, di budaya lain, masturbasi dianggap sebagai hal yang wajar dan normal, bahkan dianggap sebagai bagian dari proses pendewasaan seksual.

Sedangkan pada penelitian ilmiah menunjukkan bahwa masturbasi memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Masturbasi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur. 

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa masturbasi secara teratur dapat menurunkan risiko kanker prostat pada pria. Bagi individu yang tidak memiliki pasangan seksual, masturbasi dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan seksual dan melepaskan ketegangan seksual.

Namun demikian, masturbasi yang dilakukan secara berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif. Kecanduan masturbasi dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, produktivitas menurun, dan menyebabkan isolasi sosial. Masturbasi yang tidak menggunakan alat bantu yang bersih juga berisiko terkena infeksi menular seksual (IMS).

Berbeda dengan pandangan agama dan budaya, hukum di berbagai negara memiliki aturan yang lebih tegas terkait masturbasi. Secara umum, masturbasi bukanlah tindakan kriminal. Namun, terdapat beberapa negara yang masih menganggap masturbasi sebagai perbuatan ilegal, terutama jika dilakukan di depan umum atau melibatkan anak di bawah umur. 

Di beberapa negara lain, masturbasi legal, tetapi terdapat aturan khusus yang melarangnya dalam situasi tertentu. Misalnya, masturbasi dilarang dilakukan di sekolah, tempat ibadah, atau tempat umum lainnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga ketertiban umum dan melindungi anak-anak.

Dalam ilmu psikologi, masturbasi merupakan perilaku seksual yang normal dan wajar. Selama dilakukan secara wajar dan tidak mengganggu kehidupan sehari-hari, masturbasi tidak perlu dikhawatirkan. Masturbasi bisa menjadi bagian dari proses eksplorasi seksual yang sehat pada remaja dan dewasa muda.

Namun, dalam beberapa kasus, masturbasi bisa menjadi masalah jika dilakukan secara kompulsif dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini disebut dengan kecanduan masturbasi. 

Seseorang yang kecanduan masturbasi mungkin mengalami kesulitan untuk mengendalikan dorongan untuk melakukan masturbasi, bahkan di saat-saat yang tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan masalah di sekolah, pekerjaan, dan hubungan sosial.

Lalu untuk dampak sosial dari masturbasi itu sendiri masih menjadi perdebatan. Beberapa pihak khawatir bahwa masturbasi yang semakin terbuka dibicarakan dapat mendorong perilaku seksual yang bebas dan tidak bertanggung jawab. 

Di sisi lain, ada pihak yang berpandangan bahwa pembicaraan yang terbuka tentang masturbasi justru diperlukan untuk memberikan pendidikan seks yang komprehensif dan mencegah perilaku seksual berisiko, seperti seks bebas dan hubungan seksual di usia dini.

Pada akhirnya, masturbasi merupakan isu yang kompleks dengan berbagai sudut pandang yang perlu dipertimbangkan. Tidak ada jawaban yang mudah tentang moralitas dan keabsahan masturbasi. Setiap individu perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebelum memutuskan apakah onani adalah pilihan yang tepat untuk mereka.

Referensi

Manfaat Masturbasi Bagi Kesehatan. (t.thn.). Diambil kembali dari hallosehat.com: https://hellosehat.com/seks/tips-seks/manfaat-masturbasi-bagi-kesehatan/

Masturbation. (t.thn.). Diambil kembali dari wikipedia.com: https://en.wikipedia.org/wiki/Masturbation

Mawlana, A. (2022). KUASA MEDIA ATAS MASTURBASI: STUDI DISKURSUS YOUTUBE CLARIN HAYES DAN LAMPU ISLAM. Jurnal Kajian Budaya, 8-11.

Pandangan Agama Tentang Masturbasi. (t.thn.). Diambil kembali dari wikipedia.com: https://id.wikipedia.org/wiki/Pandangan_agama_tentang_masturbasi

SURAHMI, A. (2020). MASTURBASI (STUDI PERILAKU SEKSUAL MAHASISWI DI KOTA MAKASSAR). Jurnal Skripsi, 42-45.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun