Mohon tunggu...
Sheyra Putri Khoirunnisa
Sheyra Putri Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitan Negeri Yogyakarta.

Sheyra Putri Khoirunnisa atau kerap disapa Sheyra merupakan mahasiswi aktif di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta. Kecintaannya terhadap sastra dan tulisan bukan hanya sebatas kesenangan, tetapi juga menjadi ruang baginya untuk belajar, berekspresi, dan menemukan makna hidup yang lebih luas.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fenomena Disfungsionalitas Keluarga dalam Novel Di Tanah Lada Karya Ziggy Zezsya

20 Juni 2025   10:01 Diperbarui: 20 Juni 2025   10:07 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: goodreads.com)

"Soalnya, kalau aku nangis, Papa tambah marah."

"Papaku juga benci kalau aku nangis, sih."

"Kok, Papa kamu suka pukul, sih? Pakai setrikaan, lagi," tanyaku. "Papa aku juga jahat. Tapi nggak pakai setrikaan pukulnya."

"Soalnya, Papa nggak sayang aku."

"Tapi, Papa juga nggak sayang aku. Pukulnya tetap pakai tangan, kok."

Pada kutipan-kutipan terlihat bahwa kekerasan fisik juga terjadi di tengah keluarga ini. Sosok Papa melampiaskan kemarahannya bukan hanya melalui kata-kata kasar, tetapi juga melalui perbuatan fisik yang melukai anggota keluarganya, seperti memukul istri dan juga anaknya. Perlakuan fisik yang diterima oleh Mama dan si anak bukan hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga menimbulkan trauma emosional yang membekas dalam ingatan mereka. Hal yang seharusnya ada dalam hubungan keluarga yang fungsional adalah perasaan aman, nyaman, dan penuh kasih sayang. Keluarga yang fungsional juga saling menjaga, memberikan dukungan, dan memenuhi kebutuhan emosional satu sama lain, bukan malah melukai ataupun melakukan kekerasan pada anggota keluarga lainnya.

 

""Memangnya, kenapa, sih, Papa kamu kasih kamu nama 'P'?" tanyaku, sambil mengutak-atik barang-barang di atas meja. 

"Papa juga benci aku. Tapi, dia kasih aku nama betulan. Bukan cuma satu huruf."

"Nah, itu yang Papa aku bilang," sahut P Si Anak Pengamen yang Ternyata Bukan Pengamen. 

"Kata dia, orang punya nama. Dia nggak menganggap aku orang, jadi aku nggak dikasih nama."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun