Berbicara mengenai media baru, pasti sudah menjadi hal yang lazim di telinga masyarakat sekarang ini. Disadari atau tidak, kehadiran media baru sungguh membantu kehidupan masyarakat. Teknologi yang semakin canggih, memicu media baru untuk terus berevolusi di tengah masyarakat. Hingga akhirnya, mereka dapat diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat.
           Media yang sering kita ucapkan, merupakan bentuk jamak dari medium. Jika kita kembali di tahun 1960an, ketika menyebutkan media, maka yang muncul di dalam pikiran kita adalah media komunikasi, dan merujuk pada institusi terkait seperti : media cetak dan pers. Selain itu juga merujuk pada fotografi, periklanan, film, penyiaran (radio dan televisi), dan penerbitan (Lister, 2009:9). Tidak jauh berbeda dengan sekarang, ketika berbicara mengenai media baru maka ada hal lain yang muncul di pikiran kita, yaitu digital, internet ataupun hal-hal yang berbau digital. Hal ini dipicu oleh teknologi yang juga dibuat semakin canggih. Untuk contohnya saja, jika jaman dahulu ada alat komunikasi telepon konvensional. Bentuknya besar dan tidak bisa dibawa kemana-mana. Sedangkan sekarang, telepon sudah digantikan oleh telepon genggam, yang penggunaannya jauh lebih praktis dan bisa dimasukkan ke dalam kantong. Kemajuan teknologi juga telah mengubah telepon genggam menjadi sebuah alat komunikasi yang tidak terbatas oleh negara. Kita dapat menghubungi sanak saudara yang berada di luar negeri, dengan suara yang dihasilkan lebih jernih. Di dalam buku New Media : A Critical Introduction bahkan dikatakan, media juga merujuk pada tahap distribusi, penerimaan hingga dikonsumsi oleh masyarakat.
           Kebiasaan masyarakat untuk menonton film di bioskop, atau menyaksikan acara TV di siang hari sudah mulai ditinggalkan. Itu adalah kebiasaan lama. Sekarang, masyarakat lebih memilih untuk menyaksikan film melalui komputer atau laptop milik mereka sendiri. Mereka bisa mencari bahkan mengunduh film yang mereka inginkan melalui internet.         Ada beberapa karakteristik mengenai media baru, yaitu : digital, interactivity, hypertextual, virtual, networked dan simulated (Lister, 2003:13).
a.      Digital
Di media digital, semua input data diubah ke dalam bentuk angka. Data seperti teks, grafik, diagram, foto, gambar bergerak atau rekaman, dan lain sebagainya juga akan diproses, dan diubah ke dalam bentuk online, digital disk, atau memory drives yang nantinya akan terbaca di layar, atau dikeluarkan dalam bentuk hard copy atau cetak. Dalam digital media, data yang diubah dapat disimpan ke dalam bentuk yang lebih kecil lagi dan dapat diakses dengan kecepatan yang tinggi karena bentuknya yang dapat diubah ke dalam online. Ini sangat berbanding terbalik dengan media analog, dimana semua input data diubah menjadi objek fisik lainnya.
b.     Interactivity
Interactivity hanya muncul di media baru. Secara umum, interactivity berarti hubungan yang kuat antara pengguna dengan teks media atau hal lain yang diaksesnya. Media memperlakukan pengguna (dalam hal ini masyarakat) dengan memberikan beragam informasi. Disini, masyarakat diubah menjadi seorang pengguna, bukan hanya penonton.
c.      Hypertextual
Hypertext didefinisikan sebagai sebuah karya yang terbuat dari material yang memiliki ciri-ciri tersendiri. Karya tersebut adalah sebuah koneksi web yang memperbolehkan pengguna untuk mengeksplor dengan menggunakan alat-alat pembantu navigasi di desainnya. Teknologi digital menawarkan sebuah ide, dimana data akan dengan mudah diakses dengan link menuju lokasi lain.
d.     Networked
Disini, seluruh sektor dari media industri belajar untuk memahami peran mereka masing-masing sebagai penyedia informasi dan juga memberikan kesempatan bagi pengguna untuk menghasilkan konten mereka sendiri. Ada hubungan di antara orang-orang yang berada di media industri tersebut.
e.      Virtual
Dunia, tempat, objek, lingkungan, realitas, diri dan identitas virtual adalah pembahasan mengenai media baru (new media). Realitas yang virtual dialami oleh pengguna dibangun dari lingkungan sekitar yang dibuat melalui grafik komputer dan video digital yang membuat pengguna merasakan ada interaksi dan ketertarikan di dalamnya.
f.      Simulated
Virtual yang sudah dijelaskan di atas, sebenarnya memiliki pengertian yang cukup dekat dengan simulation. Simulation diartikan lebih luas dengan konsepnya yang lebih bebas di dalam bahasan mengenai new media. Simulated sendiri bisa diartikan sebagai peniruan atau representasi.
Â
Seperti yang sudah sering dikatakan bahwa media atau internet, sama seperti pisau bermata dua. Ini tergantung bagaimana cara penggunanya mengakses media baru tersebut. Media baru hadir dengan kualitas yang lebih baik dan lebih canggih, dengan fungsi untuk memberikan informasi yang lebih cepat kepada masyarakat. Gunakan media untuk hal yang baik, maka media juga akan membantu kita untuk menjadi orang yang lebih baik pula.
Â
Sumber :
Lister, J. Dovey, S. Giddings, I. Grant & K. Kelly. (2009). New media : A Critical Introduction. New York : Routledge.    Â