Mohon tunggu...
sherina riza
sherina riza Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Aspek Kognitif dan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Story Telling

30 Oktober 2020   06:21 Diperbarui: 1 November 2020   09:33 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hai Teman-Teman! Tahukah kamu bahwa Storytelling dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak usia dini? Terutama pada Aspek Kognitif dan Bahasanya?

Storytelling sendiri dapat disebut sebagai sebuah seni bercerita. Dalam lingkup pendidikan anak usia dini, storytelling dapat diartikan sebagai kegiatan bercerita atau mendongeng yang digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalam aspek-aspek perkembangan yang dilakukan tidak dengan cara menggurui. 

Salah satu aspek yang berkembang melalui kegiatan storytelling yaitu, aspek Bahasa dan Kognitif. Storytelling merupakan salah satu kegiatan yang menarik yang sangat digemari oleh anak-anak. Maka dari itu, Storytelling bisa dijadikan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan kemampuan bercakap dan berbahasa serta kemampuan berpikir atau yang biasa disebut dengan kemampuan kognitif. 

Storytelling dalam perkembangan bahasa

Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan dalam mengekspresikan dan menyatakan sesuatu. Bahasa termasuk ke dalam aspek yang terpenting dalam kehidupan manusia, begitu juga dengan anak.  Berikut merupakan manfaat story telling dalam perkembangan aspek bahasa anak:

  • Melatih kemampuan berkomunikasi anak

Dengan storytelling kemampuan berkomunikasi anak dapat terlatih. Seperti yang disampaikan oleh Depdiknas, Kemampuan tersebut dapat terlihat ketika anak dapat berinterikasi dengan orang lain untuk dalam  mengemukakan pikiran terhadap apa yang ia inginkan juga dalam mengungkapkan perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya (Depdiknas, 2007). Biasanya, setelah cerita sudah disampaikan, storyteller akan menanyakan bagaimana perasaan anak setelah mendengarkan cerita tersebut dan seringkali meminta anak untuk menceritakan kembali cerita yang sudah disampaikan oleh storyteller. Nah, pada kesempatan itu, anak-anak akan mengemukakan pendapatnya dan juga menceritakan kembali cerita tersebut versi si anak.

  • Memperkaya pembendaharaan kata 

Anak juga dapat memperkaya pembendaharaan kata yang ia peroleh secara natural pada saat mendengarkan cerita melalui kegiatan storytelling. Secara tidak langsung anak akan menemukan kata-kata bahkan kalimat baru yang belum pernah ia dengar sebelumnya. 

  • Memiliki kemampuan bahasa yang baik 

Dalam kegiatan storytelling pada anak usia dini, pemilihan kata dalam berbahasa sangat diperhatikan sehingga anak dapat memperoleh bahasa baru yang baik. Pada dasarnya, kemampuan berbahasa merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh setiap manusia sejak mereka dilahirkan. Namun, kemampuan tersebut tetap membutuhkan rangsangan serta stimulus untuk dapat berkembang dengan baik. Nah, hal tersebut secara tidak langsung bisa dikembangkan melalui kegiatan storytelling.

Storytelling dalam perkembangan kognitif

Storytelling dalam pendidikan anak usia dini dapat dilakukan dengan bantuan berbagai macam media, seperti buku bergambar, video, boneka tangan, wayang, busy book, diorama, dan masih banyak media menarik lainnya. Kita bisa memadukan berbagai media tersebut dengan gerakan, suara dan alat peraga. Dengan bantuan berbagai media tersebut dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya, berikut merupakan manfaat storytelling dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak:

  • Memperluas pengetahuan anak

Dengan storytelling dapat memperluas pengetahuan anak, seperti anak dapat memahami konsep baik dan buruk, konsep besar dan kecil, memahami konsep warna baik warna primer hingga warana sekunder. Anak juga dapat mengenal berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekelilingnya seperti hewan, tumbuhan, dan juga berbagai macam karakter lainnya yang akan diceritakan dalam kegiatan storytelling. 

  • Meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak 

Kreativitas dan imajinasi anak juga dapat berkembang dengan sangat baik dengan kegiatan storytelling.  Dalam kegiatan Story telling biasanya terjadi interaksi antara Storyteller dengan Anak, dengan komunikasi tersebut anak dapat mengemukakan imajinasinya. Imajinasi anak luar biasa beragam loh.

  • Melatih kemampuan membaca, menulis dan berhitung

Melalui storytelling juga anak dapat belajar mengenal huruf dan membaca dan menulis. Membaca disini tidak selalu diartikan dengan membaca huruf, bisa juga dengan membaca sebuah gambar. Selain itu, anak juga dapat mengenal angka hingga berhitung. Berhitung tidak selalu menjadi kegiatan yang kaku dan membosankan yang hanya menggunakan kertas dan jari tangan. Dalam kegiatan storytelling, berbagai gambar yang tersedia di media bisa dijadikan alat untuk belajar berhitung. Contohnya dengan menghitung berapa jumlah ayam yang ada di buku cerita, berapa jumlah boneka tangan yang menggunakan baju berwarna merah, dan lain-lain. 

  • Melatih daya konsentrasi anak

Dengan kegiatan storytelling juga mampu melatih daya konsentrasi anak, secara tidak langsung anak akan terlatih untuk dapat memusatkan perhatian mereka untuk beberapa saat terhadap suatu objek atau media yang sedang digunakan dalam kegiatan storytelling. 

Nah, banyak sekali ya manfaat dari storytelling terhadap perkembangan Bahasa serta Kognitif anak. Yuk kita kembangkan kemampuan berbahasa dan kognitif anak melalui storytelling!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun