Mohon tunggu...
Shely Nurloka
Shely Nurloka Mohon Tunggu... Mahasiswi Psikologi

Halo! Namaku Shely, mahasiswa jurusan Psikologi yang sangat tertarik dengan berbagai topik dalam bidang ini. Aku gemar berbagi pemahaman dan wawasan terkait psikologi melalui di media online. Di profil ini, aku akan membagikan pengetahuan, pemikiran, dan pengalaman yang kudapat selama kuliah Psikologi. Semoga tulisan-tulisanku bisa bermanfaat dan menjadi referensi bagi pembaca yang juga tertarik dengan dunia psikologi. Let's talk psychology!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Krisis Kesehatan Mental Remaja: Kasih Sayang pada Diri Sendiri, Kunci Sukses jaga Kesehatan Mental

29 September 2024   23:04 Diperbarui: 30 September 2024   00:12 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
istock SewcreamStudio

Kesehatan mental telah menjadi topik hangat yang diperbincangkan akhir-akhir ini terutama pada kalangan remaja. Masa remaja yang dimulai sejak usia 12 tahun menjadi periode yang unik dalam rentang kehidupan manusia. Pasalnya, pada masa ini remaja mengalami perubahan  kognitif, emosional dan psikologis yang pesat. Perubahan ini menimbulkan kebingungan dan seringkali menyebabkan perasaan tidak nyaman atau frustrasi.

Menurut penelitian, di Indonesia banyak remaja yang mengalami krisis kesehatan mental. Sebanyak 60,17% siswa SMP dan SMA mengalami gangguan mental emosional (Mubasyiroh et al., 2017), sebanyak 44,54% mengalami perasaan kesepian, 40,75% merasa cemas, dan 7,33% pernah ingin bunuh diri. Sayangnya, banyak remaja yang tidak menyadari potensi mereka dan kurangnya edukasi mengenai cara meningkatkan kesehatan mental. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental dikalangan remaja adalah dengan mempraktikkan self-compassion atau kasih sayang pada diri sendiri.

Peran Self-Compassion dalam memahami emosi

Self- compassion melibatkan komponen regulasi emosi dalam membantu individu mengelola emosi negatif sebagai coping yang adaptif. Pada remaja usia sekolah, self-compassion berperan dalam memahami diri belajar bersikap baik dan penuh kasih sayang kepada diri sendiri, terutama dalam keadaan stres dan situasi sulit.

Self- compassion berkaitan dengan sikap welas asih dan sikap baik yang ditunjukan untuk diri sendiri ketika menghadapi kesulitan dan memahami kekurangan yang dimiliki dalam diri. Self-compassion menjadi salah satu komponen yang dapat melindungi remaja dari kondisi mental yang buruk seperti stres, depresi dan kecemasan.

Membangun Self-Compassion

Adanya self-compassion pada  diri  akan  menghadirkan  rasa  paham  pada  diri  sendiri sehingga dapat mengambil pembelajaran dari sebuah kesalahan dan mengubahnya menjadi hal yang  lebih  positif. Mulailah bangun self-compassion dengan langkah kecil dan konsisten, dan lihat bagaimana perubahan ini dapat memberikan dampak positif dalam hidup Anda.

1. Self-kindness

Bersikap baik dan memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri adalah langkah awal dalam membangun self-compassion. Hargai hal-hal kecil yang Anda lakukan dan berikan dukungan kepada diri sendiri.

2. Common humanity

Sebagai manusia, kita semua memiliki kekurangan dan keterbatasan. Menerima bahwa ketidakperfectan adalah bagian dari kehidupan adalah kunci untuk membangun self-compassion.

3. Kurangi self-judgement

Hindari kebiasaan menilai diri secara negatif sangat penting. Self-judgement yang berlebihan dapat merusak self-compassion. 

4. Kurangi over-identification

Terus-menerus mengkritik diri sendiri secara berlebihan adalah hal yang sangat dihindrai ketika membangun self-compassion.

Penting untuk menyadari bahwa kita semua mengalami kesulitan dan kegagalan kita dapat mengambil pelajaran dari kesalahan dan mengubah pengalaman tersebut menjadi hal yang lebih positif. Oleh karena itu, keterampilan mengelolah emosi dan membangun self-compassion seharusnya menjadi komponen utama dalam intervensi kesehatan mental bagi remaja. Dengan kasih sayang pada diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih positif dan penuh makna. Mari dukung satu sama lain dalam perjalanan ini dan ingatlah bahwa setiap perasaan adalah hal yang wajar.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun