Mohon tunggu...
Sheila Dwianisatul
Sheila Dwianisatul Mohon Tunggu... Seniman - Sheila Dwi anisatul

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosial Emosional yang Sering Dijumpai pada Anak

9 April 2020   21:58 Diperbarui: 9 April 2020   21:59 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketidak mampuan sosialisasi dan ketidak mampuan menahan emosi sering kita jumpai bukann?? 

Anak yang penakut jika ditinggal orang tua kerja menjadikan anak kurang sosialisasi, marah ketika ditinggal orangtua saat disekolah, tidak dibolehi bermain diluar, dijauhi oleh teman-teman itu banyak kita jumpai di sekitar kita. 

Ketika melihat ekspresi menangis anak saat ditinggal orang tua disekolah dan ekspresi marah ketika dilarang bermain, ekspresi pada anak tersebut termasuk ekspresi yang wajar. Dalam kehidupan manusia mengekspresikan suatu perasaan itu kebutuhan yang sangat penting karena ini adalah membentuk suatu komunikasi dan berbagi perasaan yang kuat pada anak. Seperti sedih, gembira, marah, takut dan lain-lain itu semua disebut dengan emosi 

Sebelum anak dapat berbicara secara lisan, anak akan memperlihatkan emosinya untuk menyatakan perasaannya yang ingin dikatakan tapi dia tidak mengerti yang mau dibicarakan. Misal saat anak diantar ke sekolah oleh orang tua anak sering menangis karena didalam hatinya ada perasaan takut, gelisah, tetapi dia tidak bisa berbuat apapun kecuali menangis apabila dia berbicara diapun malu karena ia takut nah takut itu menjadikan dia malu.

Orang tua berperan penting dalam mengajarkan emosi pada anak, harus tau kapan dia marah, nangis, sedih, tertawa, bahagia. Pengaruh emosi terbesar yaitu melalui keluarga, orang tua yang mendidik, mengasuh, menyayangi, rela berkorban yang terbaik untuk anaknya. Cara orang tua yang harus pintar dan bijak untuk mengasihi arahan emosi pada anak seperti saat dilarang bermain telah berakhir tapi masih ingin bermain itu anak akan menunjukan emosi marah.

Sosial emosional sebagai proses yang dilalui anak dalam menentukan dan mengarahkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan secara efektif mengatur emosi, mengatur tujuan positif, dan menunjukan rasa empati kepada orang lain. Sosial emosional juga merupakan proses dimana anak dapat memahami, mengolah, dan menetapkan emosional yang berarah positif dan dapat memelihara hubungan yang positif atau baik demi diri sendiri dan akan berguna selalu.

 Apabila sel emosional baik maka anak bisa mengatur self  management, memanagement diri sendiri berarti mendorong diri sendiri agar maju dalam urusan pribadi, mengendalikan diri untuk kemauan mencapai kehidupan pribadi agar lebih sempurna. Anak yang dapat berperilaku bertanggung jawab dan dapat dipercaya merupakan perilaku anak yang lebih mampu memprediksi kehidupan depannya.

Contoh ketika anak menjadi ranking 1 dikelasnya maka guru akan mengapresiasi dalam bentuk piala atau piagam lalu orang tua juga senang terserah orang tua ingin memanjakan anaknya tetapi jangan sampai melewat batas kalau tidak anak akan menjadi sombong dan tidak ingin berbagi ilmu kepada temannya. Yang diharapkan guru dan orang tua adalah tidak sombong selalu membagi apa yang dia miliki entah itu ilmu atau apapun yang bermanfaat. Dan anak itu telah melakukannya.  Jadi anak tersebut bisa memanagement Diri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun