Mohon tunggu...
Sheendy Tia Ikadini
Sheendy Tia Ikadini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hoby menggambar dan saya pribadi lebih suka membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Agama untuk Kesehatan Mental

30 Januari 2023   14:15 Diperbarui: 30 Januari 2023   14:19 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Sedangkan Kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana seseorang terhindar dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis ( gangguan jiwa ) maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial).

Kategori orang dikatakan sehat terbagi menjadi 3 yaitu :

  • Sehat Fisik
    Memiliki arti bahwa kondisi dimana tubuh seseorang berada dalam keadaan sehat dan bugar.
  • Sehat Sosial
    Kondisi dimana seseorang mampu untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang ada disekitar.
  • Sehat Jiwa
    Sehat jiwa meliputi banyak kondisi, diantaranya adalah merasa senang dan bahagia, Mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari, hingga mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan teman-teman di sekitarnya.

Para ahli Kedokteran mulai menyadari akan adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi psikis ( mental ) manusia. Hubungan timbal balik ini menyebabkan manusia dapat menderita gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan mental dan sebaliknya gangguan mental dapat menyebabkan penyakit fisik. Terkait dengan Kesehatan mental tentunya tidak lepas dengan peran serta agama.

Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres) orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya.

 Ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental menurut (Zakiah Daradjat, 1995) :

  • Memiliki sikap batin (attitude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
  • Aktualisasi diri.
  • Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi psikis yang ada.
  • Mampu berotonom terhadap diri sendiri (mandiri).
  • Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada.
  • Mampu menyelaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri.

Hubungan antara manusia dan agama menurut para ahli psikologi, adalah memberikan perhatian khusus terhadap peran agama dalam kehidupan dan kejiwaan manusia. Hal ini membuktikan bahwa, agama sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia berdasarkan gejala psikologisnya. Secara psikologis, agama adalah khayalan manusia. Terkadang manusia lari kepada agama karena rasa ketidak berdayaan menghadapi bencana yang datang. Dengan demikian, segala bentuk perilaku keagamaan merupakan perilaku manusia yang timbul dari dorongan agar dirinya terhindar dari bahaya dan dapat memberikan rasa aman. Untuk keperluan itu manusia menciptakan Tuhan dalam pemikirannya.

Pengaruh agama terhadap kesehatan mental yang menjadikan pengingkaran manusia terhadap agama mungkin terjadi karena faktor- faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian atau lingkungan masing-masing. Namun untuk menutupi atau meniadakan sama sekali dorongan dan rasa keagamaan kelihatannya sulit dilakukan, hal ini karena manusia memiliki unsur batin yang cenderung mendorongnya untuk tunduk kepada Zat yang gaib, ketundukan ini merupakan bagian dari faktor internal manusia dalam psikologi kepribadian dinamakan pribadi (Self) ataupun hati nurani (conscience of man).

Para ahli psikiatri mengakui bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu yang dilakukan untuk melangsungkan proses kehidupan secara lancar. Kebutuhan dapat berupa kebutuhan jasmani dan berupa kebutuhan rohani maupun kebutuhan sosial. Bila kebutuhan tidak terpenuhi, maka manusia akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan yang dihadapinya. Kemampuan untuk menyesuaikan diri ini akan mengembalikan ke kondisi semula, hingga proses kehidupan berjalan lancar seperti apa adanya. Dalam kondisi seperti ini akan terjadi konflik dalam batin. Pertentangan ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan rohani, yang dalam kesehatan mental disebut kekusutan rohani.

Penutup

 Solusi terbaik untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual. Hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap tawakkal atau berserah diri terhadap Allah SWT. Sikap tersebut akan memberikan sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, puas, sukses, merasa dicintai, atau merasa aman.

Menurut ajaran agama Islam. gangguan mental dapat diatasi dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti memperbanyak berdzikir, shalat, serta berbuat kebaikan merupakan cara yang tepat untuk mengurangi gangguan mental. Semakin dekat seseorang kepada Allah SWT dan semakin banyak beribadah, maka akan semakin tentramlah jiwanya serta semakin mampu ia menghadapi kekecewaan dan kesukaran-kesukaran dalam hidup. Dan demikian pula sebaliknya, semakin jauh orang itu dari agama, akan semakin susahlah baginya untuk mencari ketentraman batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun