Judul: A Hope More Powerful than the Sea
Pengarang: Melissa Fleming
Penerbit: Flatiron Books
ISBN: 978-0-349-14227-2
Halaman: 285 hlm
Tahun terbit: 2017
Buku A Hope More Powerful than the Sea atau terjemahan secara literal nya Harapan Lebih kuat dari Lautan, adalah karya Melissa Fleming. Ia mengangkat cerita ini berdasarkan kejadian nyata yang dialami seorang pengungsi Suriah. Melissa Fleming merupakan seorang jurnalis, pengarang, dan Pejabat PBB. Pada tahun 2019, ia menjadi  kepala Departemen Komunikasi Global PBB.Â
Dari Juli 2009 hingga 2019, Melissa menjabat sebagai Kepala Komunikasi dan Juru Bicara Global untuk Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Komentarnya tentang krisis pengungsi Eropa pada tahun 2015 menarik perhatian di seluruh benua. Di UNHCR, ia mengelola kampanye, keterlibatan media sosial, dan layanan berita multimedia yang memuat cerita-cerita yang dirancang untuk membangkitkan empati dan membangkitkan aksi bagi para pengungsi.Â
Buku yang bergenre biografi ini menceritakan tentang seorang pengungsi, Doaa Al Zamel, dimana ia dan keluarganya kabur dari negaranya demi keamanan. Pada tahun 2012, setahun setelah mulainya perang di Suriah, Doaa dan keluarganya mengungsi ke Mesir.Â
Pada umur 19 Doaa dilamar oleh Bassem, dan mereka merencanakan untuk kabur ke Eropa untuk kehidupan yang lebih baik. Perjalanan ke Eropa harus menyebrangi lautan Mediterania yang berbahaya dan membayar para penyeludup perahu dengan semua yang mereka miliki, termasuk hidup mereka.
Empat hari perjalanan di laut, perahu yang menanggung sejumlah pengungsi lainnya ditabrak oleh kapal dan perlahan perahu nya tenggelam. Tidak ada daratan yang terlihat dan dikelilingi oleh tubuh tak bernyawa, Doaa terbawa arus dalam ban pelampung kecilnya, dan dua gadis kecil memegang erat lehernya. Doaa harus tetap bertahan hidup untuk mereka dan tidak boleh kehilangan kekuatannya. Ia tidak boleh kehilangan harapan. Â
Kisah ini sangat eye opening, khususnya tentang kemanusiaan dan keadaan negara berkonflik. Menurut saya, kisah ini patut diketahui karena menceritakan pengalaman seorang gadis yang hebat dan sangat menginspirasi untuk tidak putus asa atau menyerah. Kisah ini juga mewakili suara jutaan pengungsi yang tak dapat menyuarakan kisahnya dan mempertaruhkan segalanya demi masa depan yang aman.Â
Buku ini merupakan sebuah wake-up call bagi kita semua, bahwa di zaman sekarang perang masih berlangsung di sebagian negara, lewat buku ini kita dapat mengetahui kesusahan hidup para pengungsi dan perjuangan mereka untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Buku ini juga mengajarkan mengikhlaskan, kesabaran dan jangan pernah lose hope atau hilang harapan tentang apapun yang kita pikir mustahil.
Kelebihan dari buku ini adalah pada bagian akhir buku, pengarang menceritakan proses membangun ceritanya dan bagaimana ia memilih kisah Doaa untuk dipublikasikan diantara kisah jutaan pengungsi lainnya. Dengan memasukkan proses penulisan ini saya rasa lebih melengkapi ceritanya. Dan gaya menulis Melissa Fleming yang deskriptif dapat membuat para pembaca mudah untuk berimajinasi. Walaupun alurnya maju mundur, alurnya dapat dipahami sehingga tidak membuat pembaca binggung.
Dengan jumlah 285 halaman, buku ini dapat dibaca oleh berbagai kalangan. Secara keseluruhan, saya beri rating 5/5 dan sangat merekomendasi buku ini.