Mohon tunggu...
shavira aurelia putri
shavira aurelia putri Mohon Tunggu... Nim : 46122010132 ( Universitas Mercu Buana)

46122010132 -S1 Psikologi - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.A

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

14 Oktober 2025   22:59 Diperbarui: 14 Oktober 2025   23:03 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami perbedaan antara Sensasi dan Emosi merupakan aspek penting dalam pengembangan diri dan psikologi, terutama dalam kerangka pemikiran Stoisisme. Pembedaan ini sangat diperlukan agar kita sadar bahwa banyak dari penderitaan yang kita alami sering kali berasal dari penilaian mental kita sendiri, bukan dari kejadian eksternal yang bersifat netral.

1. Definisi Sensasi : 

Karakteristik Sensasi: Sensasi adalah hal yang alami, spontan, dan tidak berpihak. Sensasi terjadi secara otomatis dan merupakan bagian integral dari sistem biologis manusia. Ini hanya merupakan data mentah yang masuk ke otak; tidak ada penilaian moral atau paham kognitif yang terlibat di dalamnya.

Contoh: Ketika seseorang mendengar suara keras yang tiba-tiba, secara refleks tubuhnya menjadi tegang dan terkejut. Respon fisik yang datang mendadak ini adalah sensasi. Sensasi tidak bisa dihindari karena merupakan mekanisme pertahanan dan adaptasi biologis.

2. Definisi Emosi

Emosi adalah reaksi psikologis yang terjadi setelah kita menilai atau menginterpretasikan sensasi tersebut dalam pikiran kita. Emosi adalah hasil dari penilaian yang diberikan oleh pikiran terhadap sensasi yang telah dialami.

Karakteristik Emosi: Emosi bergantung pada pola pikir kita, bukan hanya pada kejadian atau sensasi itu sendiri. Emosi adalah respon yang melibatkan pemrosesan kognitif. Ini berarti, dua individu yang merasakan sensasi yang sama persis dapat merasakan emosi yang sepenuhnya berbeda.

Contoh: Setelah tubuh terkejut oleh suara keras (sensasi), jika pikiran menyimpulkan bahwa "seseorang dengan sengaja menjatuhkan sesuatu untuk mengganggu saya," maka reaksi yang muncul adalah kemarahan. Kemarahan tersebut adalah emosi, karena berasal dari penilaian yang menganggap adanya niat buruk. Sebaliknya, jika penilaiannya adalah "itu hanya suara cabang yang patah karena angin," maka emosi yang muncul kemungkinan adalah ketenangan atau kelegaan, meski sensasi awalnya tetap sama.

Implikasi Filosofis (Pandangan Stoik)

Membedakan antara Sensasi dan Emosi adalah hal fundamental dalam filsafat Stoisisme, karena memisahkan fakta dari cara kita menginterpretasikan fakta tersebut.

Sebagaimana dinyatakan oleh filsuf Stoik, Marcus Aurelius dalam Meditations:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun