Mohon tunggu...
Syamsudin
Syamsudin Mohon Tunggu... Guru - Pencari Ilmu

Upaya mengisi hidup dengan manfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Apa Aku Ada?

3 Oktober 2022   11:38 Diperbarui: 3 Oktober 2022   12:10 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sementara itu Quraish Shihab dalam Lisnawati berpendapat bahwa kata khalifa pada mulanya berarti yang menggantikan atau yang datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Walaupun kata khalifa itu diartikan pengganti, tetapi khalifah Allah di sini tidak bisa diartikan dengan
pengganti Allah karena tidak ada pengganti bagi Allah. Tentu maksudnya
di sini ialah orang yang disuruh oleh Allah menjadi pelaksana di muka bumi. Atas dasar ini, ada yang memahami kata khalifah di sini dalam arti menggantikan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-ketetapan-Nya. Dalam tafsiralquran.id Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa maknanya adalah tanggung jawab. Nabi Adam dan juga seluruh manusia diciptakan untuk menjadi khalifah. Artinya mereka bertanggung jawab untuk memelihara dan mengantar segala yang wujud di bumi ini kepada tujuan penciptaannya.

Adapun dalam surat Adz Dzariyat: 56 Allah menyatakan tujuan penciptaan manusia (dan jin) dengan firman-Nya: (Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku). Saat menafsirkan ayat ini Al Qurthubi menyatakan : (yaitu: Aku menciptakan mereka hanya untuk Aku perintahkan agar mereka beribadah kepada-Ku bukan karena Aku membutuhkan mereka).

Lalu apakah makna ibadah? Dalam almaany.com disebutkan bahwa kata ibadah berakar dari kata: yang artinya (mengesakan Allah saja, menaati-Nya, tunduk kepada-Nya dan merendahkan diri kepada-Nya, mematuhi syariat-Nya, dan memenuhi kewajiban terhadap-Nya).

Yazid dalam almanhaj.or.id menyebutkan bahwa ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk sedangkan secara terminologi ibadah mempunyai banyak definisi, di antaranya: ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para rasul-Nya; ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa kecintaan yang paling tinggi; dan ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan ataupun perbuatan, yang lahir maupun batin.

Quraish Shihab dalam Al-Mishbah, sebagaimana disebutkan dalam akurat.co menegaskan, Allah tidak menciptakan jin dan manusia untuk suatu manfaat yang kembali kepada-Nya, tetapi mereka Dia ciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Dan ibadah itu sangat bermanfaat untuk manusia sendiri.

Artinya, sungguhpun ibadah tersebut dilakukan oleh manusia, manfaatnya bukanlah untuk yang diibadahi (Allah), tetapi manfaatnya justru kembali kepada manusia tu sendiri misalnya dalam bentuk pahala, kasih sayang Allah, dan surga.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bagi seorang muslim, pertanyaan "untuk apa aku ada" sesungguhnya telah dijawab oleh Allah melalui Al Quran sejak empat belas abad yang lalu sehingga yang diperlukan baginya saat ini adalah menjalani kehidupan agar sesuai dengan tujuan penciptaannya, yaitu sebagai khalifah dan dalam rangka ibadah.

Referensi:

Al Mahalli, Jalaluddin dan As Suyuthi, Jalaluddin, Tafsir Al Quran Al Karim lil Imamain Al Jalilain, An Nur Asia, t.t.

Al Qurthubi, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr, Al Jami' li Ahkamil Quran, Muassasah Ar Risalah, cet. I, 2006.

Ibnu Katsir, Abul Fida Ismail bin Umar, Tafsir Al Quran Al 'Azhim, Dar Thaibah, t.t.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun