Mohon tunggu...
Shalsabilla DesiMutiara
Shalsabilla DesiMutiara Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswi

Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tugas Prof Dr Apollo (Daito)

21 Mei 2020   05:33 Diperbarui: 21 Mei 2020   05:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Penyebaran Virus Corona yang sangat cepat mengakibatkan sebagian besar aktivitas ekonomi masyarakat Indonesia lumpuh. Di tengah pelemahan ekonomi, pelaku usaha Usaha Kecil Menengah (UKM) perlu membekali diri dengan berbagai pengetahuan, keunggulan lokal, serta teknologi agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan di tengah krisis ekonomi. Salah satu teknologi modern yang bisa menjadi solusi merupakan cloud bagi UKM.

Selama ini, adopsi penggunaan cloud ini masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar karena dianggap menjadi teknologi yang eksklusif dan berbiaya mahal. Padahal sebaliknya, manfaat cloud bagi UKM  bermanfaat untuk meningkatkan kinerja, tentu dengan biaya relatif murah. Dalam penerapannya, cloud hanya membutuhkan jaringan internet lantaran mempunyai server yang terpusat. Menurut definisinya, cloud adalah proses pengolahan data melalui jaringan internet yang berfungsi menjalankan sebuah program melalui komputer yang telah terhubung satu sama lain dalam waktu yang sama. Cloud adalah teknologi yang memanfaatkan internet menjadi pusat server dalam mengelola program dan aplikasi pemilik usaha. Dalam arti, UKM dapat dengan menggunakan mudah mengakses informasi melalui internet dan menjalankan program tanpa wajib menginstal alat bantu aplikasi terlebih dahulu.

Dalam sebuah organisasi, cloud computing sangat berfungsi memudahkan pelaku UKM untuk berinteraksi pada kondisi apapun, asalkan jaringan internet tersedia. Cloud membuat semua pekerjaan serba praktis, tanpa menggunakan infrastruktur yang besar.

Kemudian dalam hal akuntansi, yaitu suaty cabang ilmu ekonomi yang menilik berbagai macam analisis keuangan. Perkembangan teknologi yang semakin berkembang menuntut agar akuntansi bisa lebih memanfaatkan teknologi tersebut. Namun jika dibandingkan dengan perkembangan sektor industri, maka sektor pelaporan keuangan & pembukuan merupakan salah satu sektor yang paling lambat evolusi perkembangannya. Perubahan terbesar pada pembukuan dimulai karena berlakunya sistem pencatatan double entry (pembukuan ganda), berdasarkan sebuah proses pencatatan keuntungan dan kerugian dalam satu periode tertentu. Padahal sebenarnya, dalam penemuan seperti ini sudah terjadi kurang lebih lima ratus tahun silam.

Baru-baru ini ahirlah sebuah penemuan teknologi yang dinamakan Artificial Intelligence (AI) yang mulai diadopsi pada sebuah pembukuan. Maka tahun 2021 mendatang, segala macam tugas-tugas pembukuan mungkin akan diambil alih langsung oleh sebuah mesin cerdas. Untuk mempersiapkan diri. Artificial Intelligence (AI) merupakan hasil dari penemuan studi mengenai pemikiran-pemikiran cerdas yang dapat digunakan untuk melakukan sebuah perhitungan. Perhitungan-perhitungan tersebut bertujuan untuk menciptakan sistem komputasi yang lebih terkendali, memudahkan pekerjaan bagi penggunanya, dan juga untuk menganalisis suatu permasalahan atau dokumen. Namun, AI masih memunculkan pro dan kontra dalam implementasi pada bidang audit karena kurangnya informasi yang memadai.

Secara eksplisit, AI tentunya sangat berguna bagi para pekerja pada berbagai bidang. AI bisa membantu sebuah bisnis dalam membangun efektivitas dan efisiensi. Dalam bidang audit, misalnya, AI berguna untuk memudahkan auditor dalam melakukan ulasan terkait dokumen-dokumen yang wajib dicermati balik pada sebuah perusahaan. Bukan suatu hal yang baru apabila auditor harus menilik aneka macam dokumen dengan halaman yang sangat banyak. Akan tetapi, dengan adanya AI dapat meminimalisir waktu yang digunakan oleh auditor pada mengaudit laporan keuangan. Selain itu, AI pun berfungsi untuk mengenali dan memproses dokumen-dokumen yang secara otomatis akan tersambung pada suatu transaksi tanpa melibatkan campur tangan auditor di masa depan.

Teknologi bisa membantu auditor dalam proses yang sebelumnya harus dilakukan secara manual menjadi otomatis. Di dalam proses confirmation, AI bisa membantu untuk menyiapkan, mengotorisasi, mendistribusi, mengumpulkan, mengelola, dan mengevaluasi hasil. Selain itu, AI dapat membantu auditor pada proses penghitungan persediaan yang dilakukan secara manual dengan mengunjungi klien serta mengamati atau menghitung persediaan dan barang jadi milik klien. Dengan adanya AI, proses penghitungan dan pengidentifikasian persediaan diharapkan dapat dilakukan secara otomatis menggunakan kamera dan perangkat lunak.

Dalam proses pengauditan, AI memang tidak bisa dipergunakan untuk melakukan seluruh rangkaian dalam proses audit tanpa adanya peran seorang auditor karena terdapat proses yang harus memakai judgement seorang auditor dan hal tersebut tidak dapat diambil alih oleh teknologi. Di sisi lain, masalah yang timbul dari ditemukannya teknologi berbasis AI tersebut belum sanggup menentukan kelengkapan dari sebuah data atau dokumen yang dibutuhkan dalam sebuah transaksi, pihak-pihak yang belum terlibat, serta wajar atau tidaknya sebuah penilaian bagi sebuah aset sehingga peran auditor masih dibutuhkan pada pengimplementasian teknologi AI ini.

Teknologi yang modern dan improvisasi memang krusial. Namun, semua hal itu perlu diselaraskan supaya tidak terjadi ketimpangan yang terlihat sangat signifikan. Hal ini merupakan salah satu analogi dalam pengimplementasian AI bagi akuntansi khususnya pada bidang audit. Dibutuhkan kerja sama antara ilmuan, pengembang perangkat lunak, dan auditor dalam menciptakan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan supaya AI dapat meminimalisir risiko. Jadi, tidak ada yang lebih penting antara AI dengan human intelligence karena sejatinya saling melengkapi antara keduanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun