Mohon tunggu...
shalmia tusan
shalmia tusan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Berkah Indonesia-Arab Saudi

25 Februari 2018   16:29 Diperbarui: 25 Februari 2018   16:56 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia cukup antusias dengan kedatangan raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz Al-Saud di  Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (01/03/2017). Tercatat bahwa kedatangan Raja Arab Saudi ke Indonesia terakhir dilakukan pada tahun 1970  atau 48 tahun lalu. Raja Arab Saudi dan Presiden Joko Widodo melakukanan pertemuan  di Gedung Utama Istana Kepresidenan Bogor yang berlangsung dengan lancar dan mencapai sejumlah kesepakatan antara kedua negara. Indonesia dan Arab Saudi merupakan dua negara yang sama-sama memiliki potensi besar menjadi mitra baik, hal tersebut didasarkan oleh banyaknya aspek-aspek unggul dari kedua belah pihak yang dapat menghubungkan keduanya. Salah satunya seperti  apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo  ketika mengawali pertemuan Indonesia-Arab Saudi ,yang dilansir di situs presiden.go.id  "Saya yakin Indonesia dapat menjadi mitra yang strategis dalam upaya mencapai visi 2030 Arab Saudi melalui kerja sama ekonomi yang erat sebagai sesama negara Muslim," ujar beliau pada saat itu.

Saat ini, Indonesia telah memperluas aspek-aspek perjanjian dengan Arab Saudi. Pada mulanya Indonesia memiliki hubungan didasarkan oleh penyelenggaraan haji dan penyaluran tenaga kerja, namun kini Indonesia mulai membuka lembar perjanjian baru dengan Arab Saudi dengan berbagai aspek seperti investasi, infrastruktur, perumahan, sanitasi, dan perdagangan. Indonesia-Arab Saudi pun bersama telah menandatangani 11 MoU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepahaman berkaitan dengan perjanjian bilateral yang akan dilaksanakan. Ada pun  yang dapat kita perhatikan salah satunya dari industri kilang minyak yaitu  program Refinery Development Master Plan Cilacap yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak.  PT Pertamina dengan Saudi Aramco menandatangi Joint Venture Development senilai USD 6 miliar, dimana Pertamina memiliki saham sebesar 55% dan Saudi Aramco 45%. Menurut subjeknya, perjanjian ini merupakan perjanjian antar-subjek hukum internasional yaitu PT Pertamina dan Saudi Aramco. Adapun perjanjian ini bersifat bilateral atas dasar perjanjian yang dilaksanakan antar dua negara tersebut bertujuan untuk mengatur kepentingan dua negara tersebut. Menurut isi dari perjanjiannya  sendiri perjanjian ini merupakan dari segi ekonomi dikarenakan perjanjian tersebut mengenai investasi Arab Saudi kepada Indonesia dalam bidang Industri Kilang Minyak. Arab Saudi yang merupakan pemilik 25% cadangan minyak dunia, nantinya akan menambkan 400.000 barel minyak mentah untuk kemudian di proses di kilang minyak Cilacap.  Sementara itu kedua belah pihak pun telah menyepakati pembagian serta penggunaan hasil dari kilang minyak Cilacap untuk kebutuhan masing-masing negara. Bagian PT Pertamina akan digunakan untuk kebutuhan dalam negeri dan akan di ekspor untuk mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi,  jika kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi. Sementara bagian Saudi Aramnco akan dijual kepada PT Pertamina atau diekspor untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dunia. Kemudian dari proses pembentukan perjanjian ini merupakan perjanjian ini bersifat sederhana karena dibuat melalui tahap perundingan dan penandatanganan. Penandatangan perjanjian tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Raja Salman bin Abdulazis.

Perjanjian bilateral Indonesia-Arab Saudi ini terlaksanakan sangat bersahabat dan produktif, terlebih perjanjian ini memberikan dampak yang baik bagi kedua pihak. Salah satu buktinya, perjanjian PT Pertamina dengan Saudi Aramco ini memiliki potensi yang besar untuk menjalankan peran sebagai pemasok kebutuhan energi berupa bahan bakar yang terus meningkat terutama di negara-negara berkembang. Saat ini, Indonesia dengan Arab Saudi merupakan salah satu contoh gambaran sebuah puncak hubungan bilateral yang dibangun intensif dan diharapkan dapat terus berlanjut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun