Australia dikenal memiliki sistem politik yang kompleks dan dinamis. Sebagai salah satu negara demokrasi liberal terbesar di dunia, Australia menerapkan sistem demokrasi parlementer dan monarki konstitusional, di mana Kepala Negara secara formal adalah Ratu, tetapi peran kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri yang dipilih melalui pemilihan umum. Struktur pemerintahan federal Australia mencakup pemerintah pusat serta pemerintah negara bagian dan teritori, yang semuanya memiliki kewenangan politik masing-masing. Ini memungkinkan terjadinya dinamika politik yang kaya antara berbagai tingkat pemerintahan dan partai-partai yang ada.
Dalam buku The Australian Political System in Action oleh Narelle Miragliotta dan Campbell Sharman, peran partai politik dalam demokrasi Australia dijelaskan sebagai elemen fundamental yang mendukung struktur pemerintahan dan proses politik. Partai politik di Australia berfungsi sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah, serta memainkan peran penting dalam pengembangan kebijakan dan representasi kepentingan publik (Miragliotta et al., 2013).
Politik Australia ditandai oleh sistem multi-partai yang didominasi oleh dua kekuatan utama yaitu Partai Buruh Australia (ALP), partai sosial demokrat yang condong ke kiri, dan Koalisi Partai Liberal-Nasional yang berhaluan kanan-tengah. Dr. Andrew Leigh, anggota Parlemen dari Partai Buruh Australia (ALP), menekankan pentingnya partai politik dalam menjaga kesehatan demokrasi di Australia. Andrew prihatin terhadap penurunan keanggotaan partai, yang menurutnya bisa mengancam keterlibatan publik dalam proses politik. Leigh mendorong partai-partai untuk lebih inklusif dan inovatif, serta menekankan pentingnya menjaga transparansi dalam pendanaan politik agar partai tetap akuntabel. Andrew juga menyoroti peran vital partai dalam menanggapi tantangan global dan domestik, seperti ketimpangan sosial dan perubahan iklim (Leigh, n.d.). ALP memiliki basis dukungan kuat dari pekerja manual (sekitar 70%) dan memperoleh 28%-37% dukungan dari pekerja non-manual, dengan dukungan elektoral keseluruhan berkisar antara 40%-50% (Truman, n.d., 3). Di sisi lain, Partai Liberal mewakili kepentingan bisnis dan kelas menengah perkotaan, beraliansi dengan elemen konservatif dan liberal. Partai ini cenderung pragmatis, menyesuaikan kebijakan berdasarkan situasi politik yang berkembang. Partai Nasional, mitra rural Partai Liberal, serta partai-partai kecil seperti Partai Hijau dan Partai Satu Bangsa, turut memainkan peran penting dalam penyeimbangan kekuasaan, khususnya di Senat.
Sistem voting preferensial di Australia memungkinkan pemilih untuk memberi peringkat pada beberapa kandidat, memberikan dimensi unik dalam politik negara ini. Koalisi antar-partai sering kali diperlukan untuk membentuk pemerintahan ketika tidak ada satu partai pun yang meraih mayoritas mutlak. Selain itu, partai-partai kecil seperti Partai Buruh Demokrat (DLP) juga memiliki pengaruh di kalangan pemilih tertentu. Dengan sejarah politik yang panjang dan pengaruh signifikan di kawasan Asia-Pasifik, politik Australia menunjukkan bagaimana partai politik merespons tantangan global dan domestik, seperti perubahan iklim, kebijakan imigrasi, dan kesejahteraan sosial dalam kerangka demokrasi parlementer.
Pelajaran dari sistem politik Australia, khususnya dalam hal keberagaman partai dan sistem voting preferensial, bisa menjadi refleksi bagi Indonesia. Di Australia, keberadaan koalisi antar-partai, transparansi pendanaan, dan keterlibatan publik sangat diutamakan. Indonesia, yang juga mengadopsi sistem multi-partai, dapat belajar dari transparansi politik Australia untuk meningkatkan akuntabilitas partai politik. Selain itu, mendorong inklusivitas dalam partai dan memperkuat pendidikan politik di kalangan masyarakat dapat meningkatkan partisipasi publik dalam proses demokrasi, sejalan dengan saran Dr. Andrew Leigh, Ini juga relevan dengan kebutuhan Indonesia untuk memperbaiki transparansi dan keterlibatan publik agar demokrasi lebih kuat dan responsif terhadap tantangan seperti ketimpangan sosial dan lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI