Mohon tunggu...
Shafiraqila
Shafiraqila Mohon Tunggu... Mahasiswa - 👋

Menulis untuk kesenangan

Selanjutnya

Tutup

Book

Resume - Seni Mencintai Diri Sendiri (Bab 3)

9 Agustus 2022   10:50 Diperbarui: 9 Agustus 2022   11:00 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Resume kali ini menceritakan tentang beberapa perjalanan – sebutan lain untuk istilah Bab dari buku “Seni Mencintai Diri Sendiri” karya Suha Hoedi. Dalam buku ini tidak hanya menyajikan cerita tapi juga tips dan latihan untuk menenangkan batin serta menambah rasa cinta pada diri sendiri. Namun saya akan lebih banyak membahas tentang perjalanan (Bab) ketiga di buku ini yaitu Tips untuk Hidup Waras. Pada bab sebelumnya, pembaca disajikan pengalaman penulis – Suha, di masa-masa sulitnya yang membuat trauma dan cara ia mengenal dirinya sendiri. 

Sub-bab pertama tentang tips ini membahas persoalan membandingkan diri dengan orang lain. Kerap kali kita sebagai manusia selalu merasa kurang dan suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang nantinya berdampak pada kepercayaan diri kita. Tapi, apakah dengan membandingkan kita akan merasa lebih baik? Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun tidak sedikit orang-orang hanya fokus pada kekurangan dirinya, termasuk saya, hehe. 

Sub-bab selanjutnya membahas tentang ‘tertawa’, mungkin terkesan sepele, tapi menurut buku ini, tertawa bisa menurunkan tekanan darah, memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan energi dan membuat perasaan kita menjadi lebih nyaman. Lingkungan sekitar kita berpengaruh dalam hal ‘tertawa’, apabila kita bersama orang-orang yang selalu serius, sulit untuk kita merasa bahagia. Mengapa? Karena tertawa itu menular dan suasana hati jika dipenuhi kebahagiaan, akan menutup ruang hati kita dihinggapi kesedihan. 

Sub-bab ketiga tentang batasan. Kita perlu memberi batasan pada setiap orang untuk menjaga relasi dan sebagai upaya menyayangi diri sendiri. Gimana, paham, gak? Baik, saya akan memberikan sebuah ilustrasi, misalnya kamu punya teman yang sangat dekat, seseorang yang akan kamu cari saat ada masalah pekerjaan, keluarga atau hubungan dengan pacar. Kamu merasa perlu menceritakan apapun pada orang tersebut dan sebaliknya. Nah, karena itu dia mengetahui berbagai celah yang ada di hidup kamu sehingga, menurut buku ini bisa memberikan potensi masalah karena terlalu “oversharing”, Untuk itulah kita harus punya batasan. 

Sub-keempat, kita harus tahu kapan harus berhenti, di saat kita letih di pekerjaan sehari-hari, kita tidak boleh memaksakan harus selesai saat itu juga karena justru akan menurunkan optimalisasi kita dalam bekerja. Di dalam buku ini, Suha memberikan beberapa contoh orang-orang yang tumbang karena terlalu memaksakan diri dalam bekerja. Salah satunya, Arriana Huffington – penulis buku Thrive dan Editor-in-chief dari Huffington Post Media Group, tumbang di kantornya sendiri karena kehabisan tenaga, stres dan kurang tidur sehingga membenturkan kepalanya ke ujung meja tanpa ia sadari. Berkaitan dari contoh tersebut, satu kalimat yang menarik untuk saya di dalam buku ini, “Sampai kita ke liang kubur pun, mungkin pekerjaan kita tidak akan selesai.” 

Sub-bab terakhir, yang menurut saya tidak banyak orang yang menyadarinya yaitu, kita tidak bisa mengendalikan segalanya. Kita seringkali memiliki ekspektasi terhadap suatu hal sehingga bila ekspektasi tersebut tidak terealisasikan, kita akan merasa kecewa. Padahal, kita perlu menekankan bahwa kita tidak bisa mengendalikan semua sesuai keinginan kita terutama bila itu berkaitan dengan orang lain. Selain itu, kita juga tidak bisa mengontrol segala perubahan yang terjadi. Dari beberapa sub-bab yang sudah saya sampaikan, masih banyak ilmu terkait mencintai diri sendiri yang bisa dipelajari bila para pembaca berniat membaca buku ini. 

*Karya Suha Hoedi, diterbitkan 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun