Mohon tunggu...
Shafa Varera
Shafa Varera Mohon Tunggu... Freelancer - Be better everytime

bercerita untuk berbagi dan bermanfaat. mom's of two child and a wife, blogger and listener

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Harga Masuk SDIT di Lombok

9 November 2020   23:00 Diperbarui: 28 April 2021   16:04 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Sulung yang akan masuk sekolah dasar (dokpri)

Sekolah menjadi perhatian yang sangat diutamakan bagi banyak otang tua. Pilihan sekolah sangat beragam sesuai dengan tujuan yang diinginkan setiap orang tua. Kami pun sudah mulai merasakan memilih sekolah untuk si Sulung yang tahun depan sudah menjadi anak Sekolah Dasar. 

Kami, saya dan suami memutuskan untuk mencari sekolah swasta berbasis agama Islam dengan pertimbangan agar mendapat pondasi agama yang kuat. Usia emas mereka harus mendapatkan pengarahan dan pondasi agama yang kuat sedang kami merasa fakir ilmu dan masih belajar. Kami terus belajar dan anak kami dididik oleh mereka yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengajarkan agama pada anak kami dengan lebih baik.

Banyak pilihan SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) yang ada di Kota Mataram. Visi Misi mereka pun hampir sama dan ada beberapa sekolah yang menyeimbangkan dengan menggunakan billingual language, yaitu Inggris dan Indonesia karena sekolah Islam pasti banyak menggunakan Bahasa Arab. Banyak orang tua yang menyadari pentingnya pondasi agama di masa usia emas mereka dan ingin memberikan pondasi agama yang kuat bagi putra-putri mereka. 

Ada beberapa sekolah ternama yang sudah memiliki lulusan yang teruji dan ada beberapa sekolah baru yang menawarkan sistem pendidikan yang tidak kalah menarik. Sempat bingung untuk memutuskan mau memasukkan si Sulung di sekolah mana. Ada sebuah sekolah yang sudah sangat terkenal dengan bayaran paling mahal diantara banyak sekolah Islam yang lain. 

Fasilitas bagus, ruang kelas AC dan memiliki banyak kegiatan pendukung yang memadahi. Lentera Hati, sebuah yayasan yang cukup terkenal dan memiliki banyak keunggulan. Namun, terlalu jauh dari rumah. Saya mempertimbangkan untuk mengantar dan menjemputnya. Meski ada antar jemput, tapi saat ada sesuatu yang penting pasti saya harus bisa segera kesana. Pertimbangan membawa satu lagi balita yang harus dibawa kemanapun, saya pun tidak memilih menyekolahkan disana.

Ada dua pertimbangan lagi yang dekat dari rumah. SDIT Anak Sholeh dan SDIT Yarsi yang baru saja dibuka beberapa tahun terakhir ini dan belum memiliki lulusan. SDIT Anak Sholeh terkenal banyak saingannya dan masuk pun harus dengan menggunakan tes terlebih dahulu. Sekolah ini terkenal karena anak didiknya harus hafal dua juz terakhir Al Qur'an saat lulus dan selalu diadakan uji publik untuk hafalannya. Ada dua sekolah yang ada di dekat rumah. 

Namun, belum ada yang memulai buka pendaftaran. Satu lagi pertimbangan di SDIT Yarsi, dimana satu kompleks dengan SMPIT dan STIKESnya. Tempatnya cukup luas, fasilitas olah raga dan sebagainya juga bisa lebih tercukupi karena STIKES sudah ada sangat lama. Dekat juga dengan rumah, parkir luas, ruangan kelas ber AC dan ada pemeriksaan kesehatan rutin setiap satu tahun sekali. 

Ada saudara yang bekerja di STIKES Yarsi, saya mendapatkan info lebih detail tentang sekolah di sini. Selain dekat dengan rumah, sekolah ini dibawah naungan yayasan besar. Beraharap banyak kegiatan yang bisa diikuti oleh si Sulung karena dia tipe yang suka kegiatan outdoor. Sekolah adalah bagian dari ikhtiar kami untuk mendidiknya. Anak-anak yang akan kami pertanggungjawabkan di akhirat kelak.

Salah satu pertimbangan banyak orang tua adalah tentang masalah biaya. Tentu ini menjadi sangat penting karena memperhatikan kondisi ekonomi keluarga itu sendiri. Memasukkan anak sekolah swasta tentu tidak murah. Biaya masuk, uang gedung, uang seragam dan administrasi pendaftaran berkisar 6 juta hingga 12 juta. 

Rata-rata, sekolah dengan biaya masuk sekitar 6-7 juta nanti akan dikenakan uang gedung saat daftar ulang setiap tahunnya sehingga harus menyiapkan biaya uang gedung setiap tahunnya. SDIT yang biaya masuknya lebih mahal, tidak menerapkan pembayaran uang gedung setiap tahun. Daftar ulang hanya membayar uang kegiatan dan buku saja untuk satu tahun ke depan karena pasti akan berbeda setiap tahunnya. 

SDIT Yarsi yang menjadi pilihan kami ini pun menerapkan biaya masuk yang lebih mahal dari SDIT lainnya. Gelombang pertama yang dibuka Oktober 2020 ini sudah mematok Rp 8.000.000,- sebagai biaya awal termasuk uang gedung, seragam, SPP bulan pertama, uang kegiatan dan admiistrasi masuk atau uang pendaftaran. Memang terbilang mahal karena kebanyak SDIt yang lain masih sekitar 6-7 jutaan. Namun, SPP per bulannya masih lebih murah dibanding yang lain, yaitu Rp 350.000,- dan setiap tahun tidak dipungut uang gedung lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun