Mohon tunggu...
Supi Siti Solihah
Supi Siti Solihah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Basreng

Menulis bukan hobi hanya untuk relaksasi apalagi untuk ajang kompetisi hanya ingin berekspresi semoga sesuai dengan ekspektasi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Child Free adalah Pilihan

9 Februari 2023   21:15 Diperbarui: 9 Februari 2023   22:08 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Pesantyren.id

CHILD FREE

Jika dengan tidak mempunyai anak itu bisa menuntun kita kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat lantas apa saja yang bisa kita lakukan di dunia kalau hanya itu-itu saja kerjaannya.

Tidur, makan, kerja apa istimewanya tidak ada liku-liku kehidupan di dalamnya, karena kebahagiaan bukan hanya di dunia, karena tugas kita di dunia adalah sebagai pemimpin bukan hanya memimpin orang lain tapi dengan memimpin diri sendiri, bagaimana kita harus bertindak dan bekerja dengan situasi apapun.

Seperti kodrat dari seorang perempuan adalah, mengandung, menyusui, melahirkan, merawat dan membesarkan buah hatinya. masak kalah sama kucing, kucing juga beranak pinak masa.. kamu enggak ?, itu juga kalau bisa sih...!

Dalam proses tersebut adalah merupakan pengalaman berharga, dan merupakan pelajaran bagi orang-orang yang berpikir pada masing-masing prosesnya untuk menjadi seorang ibu, dan itu merupakan pengalaman berhrga bagi semua ibu di dunia, dan tidak dapat tergantikan dengan apapun, tentang arti sebuah cinta kasih dan sayang seorang ibu pada anaknya.

Pilihan untuk tidak punya anak itu ada berbagai macam alasan

Kondisi ekonomi

Kalau memang ekonomi menjadi alasan bagi seseorang untuk memilih child free, kenapa banyak orang-orang dengan mempunyai anak seabreg tidak susah kehidupannya, karena rejeki sudak ditakar sedemikian rupa oleh Sang Maha Pencipta, masing-masing pasti ada rejekinya darimana saja asalkan dia mau berusaha, berdoa dan bertawakkal, karena usaha tidak akan mengingkari hasil.

Kondisi fisik

Bisa saja seseorang dengan kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk tidak mempunyai anak menurut medis tetapi banyak juga dengan kondisi badan yang tidak memungkinkan mempunyai keturunan, orang yang dengan kebutuhan khusus  banyak yang mempunyai keturunan.

Kecuali  apabila seseorang  mempunyai penyakit yang berbahaya dan menular sehingga membahayakan bagi ibu dan  bayi.

Apabila masalah kecantikan yang dipersoalkan itu bukan alasan, mau tidak mau karena wajah cantik itu termasuk kepada hal yang fana atau rusak, tak akan pernah abadi meskipun dengan perawatan yang maksimal sampai menjalani operasi yang bermilyard- milyardpun, semuanya tak akan pernah abadi.

Kondisi mental

Kehidupan di dunia anyak likunya berupa-rupa permasalahan datang silih berganti sehingga memungkinkan orang tersebut trauma apabila mempunyai anak dan lebih tenang dengan kondisi child free sesuai keinginannya, dan hal itu tidak bisa dipaksakan meskipun salah satu dari keluarga menginginkan kehadiran seorang anak dalam rumah tangganya

Lingkungan

Lingkungan memengaruhi terhadap kondisi seseorang memilih child free seperti melihat tetangganya yang mempunyai anak di rumahnya selalu ribut bahkan sering terjadi percekcokan dalam rumah tangga karena kehadiran anak, badan tidak terurus, rumah berantakan, belum ada anak yang sakit harus bolak balik ke rumah sakit, dan seabreg permasalahan yang membuat ia memilih untuk child free.

Pekerjaan/karier

Istri bekerja, suamipun bekerja jarang bertemu, masing-masing sibuk dengan dunia kerja sehingga menjadi orang tua sudah terlupakan dan lebih asyik dengan dunia kerjanya, ketika mereka meninginkannya usia sudah lanjut, istrinya sudah menopouse dan mempunyai penyakit berat.

Keturunan

Dari kesekian banyak orang-orang yang dilahirkan meskipun dalam satu keturunan pasti saja ada yang mandul meskipun kakak atau adiknya mempunyai anak, sudah berobat kemanapun melalui medis dan nonmedis, tetap saja tidak dikarunia anak meski diinginkan, 

Trauma

Ada diantara kita yang sudah beberapa kali dikaruniai anak,,  namun pada akhirnya anaknya meninggal, apakah keguguran, kematian ketika bayi bahkan sudah besar atau remaja anaknya meninggal dalam suatu kecelakaan sehingga menyebabkan luka bathin yang sulit untuk disembuhakan sehingga ia memutuskan untuk tidak mempunyai anak lagi karena takut gagal dan kecewa.

Tidak mempunyai pasangan

Dalam QS Annisa ayat 1: "Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu(Adam), dan Allah menciptakan pasangannya(Hawa) dari dirinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempun yang banyak".

Keturunan akan diperoleh ketika ada makhluk yang Allah ciptakan antara 2 lawan jenis antar pria dan wanita dan disanalah akan hadir keturunan yang banyak diantara keduanya, dengan proses menurut syariat tentunya.

Kalau dari kesemua itu bisa difahami maka tak perlu kita saling menghujat satu sama lain karena menjadi child free adalah pilihan

Pilihan masing-masing pribadi karena kita tidak pernah tahu apa alasan yang melatarbelakanginya, karena keinginan itu timbul  dari diri sendiri. Tapi bagaimana dengan keputusan dan keinginan Tuhan, yang Kun Fayakun itu?

Banyak sekali seorang ibu dengan berKB entah itu dengan Suntik, Pil KB, Implan, IUD tetap saja mempunyai anak dan KB-nya tidak berhasil, baru saja anak nya berusia 6 bulan ia sudah mengandung kembali, kalau sudah Tuhan kasih kita tidak bisa menolaknya, karena kita milik Tuhan apapun yang Tuhan kasih ke kita tak akan bisa menolak, meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin menurut usaha kita.

Keadaan terbalik diantara orang-orang yang mati-matian berusaha untuk mempunyai seorang bayi dari rahimnya tetapi tidak dikaruniai dengan segala upaya sampai banyak biaya yang dikelurkan, tetapi tidak berhasil.

Tetapi sebaliknya banyak lagi para ibu yang mengugurkan kandungannya karena kehadiran seorang bayi yang tidak dapat diterima oleh akal sehatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun