Pandemi covid 19 membatasi ruang gerak masyarakat, hampir seluruh kegiatan dilakukan secara daring. Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) penggunaan internet pada tahun 2020 mencapai 196,7 juta jiwa. Kebanyakan orang sering menghabiskan waktunya dalam bermain media sosial guna menghalau rasa bosan salah satunya seperti mencoba kencan online. Namun, terkadang beberapa orang memanfaatkan hal ini untuk catfishing.
1. APA ITU CATFISHING?
Catfishing merupakan penipuan yang sering terjadi dalam dunia maya dan cenderung pada online dating. Pelaku akan membuat identitas baru dan berpura-pura menunjukkan ketertarikan kepada orang lain. Biasanya pelaku akan mengambil foto milik orang lain tanpa sepengetahuan pemilik asli, kemudian dibuatlah identitas baru dari foto tersebut sesuai karakter yang diinginkan dan tidak sesuai dengan realita yang ada.
2. ALASAN SESEORANG MELAKUKAN CATFISHING
Secara umum terjadi karena adanya kebebasan individu untuk membuat akun pribadi sebagai cerminan identitas yang ingin ditampilkan. Pelaku 'catfish' sengaja mempresentasikan diri dengan menunjukkan karakter ideal yang dianggap baik.Â
Namun, karakter tersebut berbanding terbalik dengan realita yang ada. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan catfishing yaitu, kurangnya rasa percaya diri, sengaja menyembunyikan identitas diri, melancarkan aksi balas dendam dan mempunyai gangguan mental. Orang yang mempunyai gangguan mental cenderung merasa cemas untuk menggunakan identitas asli.
3. MENGAPA CATFISHINGÂ BAHAYA BAGI KESEHATAN MENTAL?
Catfishing termasuk dalam penipuan identitas dimana seseorang menciptakan identitas baru dengan cara berpura-pura menjadi orang lain secara virtual. Penipuan sendiri merupakan tindakan dimana seseorang membuat kesan bahwa sesuatu itu benar apa adanya sehingga orang lain akan memberikan kepercayaan pada hal tersebut. Dampaknya bagi korban yaitu kerugian baik dari sisi psikologis, finansial, maupun fisik.
Apabila ditinjau dari sisi psikologis seseorang yang menjadi korban 'catfish' akan merasakan sedih, sakit, marah, kecewa. Tak jarang korban akan mengalami depresi hingga trauma. Hal ini dapat terjadi karena selama menjalin hubungan romantis lewat online dating korban dan pelaku menciptakan banyak kenangan khusus, baik itu yang bersifat indah maupun buruk.Â
Semua hal khusus ini merupakan memori episodik atau ingatan akan peristiwa-peristiwa tertentu yang sifatnya sulit untuk dilupakan. Memori episodik yang tercipta selama hubungan romantis terjalin memengaruhi kebutuhan korban terkait dengan keberadaan pelaku, terutama dengan perasaan nyaman dan kelekatan emosi.Â
Selanjutnya, peristiwa yang terjadi selama menjalin hubungan romantis tersebut akan merujuk pada long-term memory yaitu sebuah sistem di otak kita yang berfungsi untuk menyimpan secara permanen, mengatur, dan memanggil kembali informasi-informasi diwaktu berikutnya.Â