Mohon tunggu...
shabrina nailah lubis
shabrina nailah lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Bimbingan dan Konseling universitas negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sudut Pandang Bimbingan dan Konseling terhadap Stres Transisi dari Remaja ke Dewasa

22 Mei 2025   19:55 Diperbarui: 2 Juni 2025   05:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa peralihan dari remaja menuju dewasa atau yang dikenal sebagai masa emerging adulthood (sekitar usia 17-25 tahun) adalah fase penting dalam hidup seseorang. Di usia ini, banyak orang mulai menghadapi berbagai tantangan, seperti penyesuaian dalam dunia kuliah, mencari jati diri, serta mulai hidup lebih mandiri secara emosional. Semua perubahan ini bisa menimbulkan tekanan dan akhirnya memicu stres.

Selama masa kuliah, misalnya, mahasiswa dihadapkan pada tugas-tugas akademik yang berat, ekspetasi dari orang tua, dan ketidakpastian masa depan. Stres ini bisa datang dari banyak arah akademik, sosial, bahkan dari dalam diri sendiri. Dari sudut pandang bimbingan dan konseling, stres sebenarnya adalah hal yang wajar sebagai bentuk respon terhadap tekanan. Tapi jika tidak ditangani dengan baik, stres bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.

Di sinilah peran Bimbingan dan Konseling jadi sangat penting. Melalui layanan konseling, mahasiswa bisa punya ruang aman untuk menceritakan perasaan dan pikiran mereka tanpa takut dihakimi. Konselor membantu mereka mengenali penyebab stres dan mencari cara terbaik untuk mengatasinya. Ini juga penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dan mengurangi stigma dalam mencari bantuan.

Masa transisi ini juga membuat seseorang mengalami banyak perubahan baik fisik, psikologis, emosional, maupun sosial. Mulai dari tubuh yang berubah, rasa tidak percaya diri karena penampilan, hingga tekanan untuk menentukan pilihan hidup seperti karier atau pasangan. Semua ini bisa memicu kecemasan, ketakutan, bahkan rasa bingung tentang masa depan. Dalam kehidupan sosial pun, hubungan dengan orang tua mulai bergeser dan muncul tekanan dari lingkungan pertemanan maupun percintaan.

Beberapa tuntutan yang sering muncul dalam masa ini misalnya memilih karier, melanjutkan pendidikan, menjalin hubungan serius, dan menjadi pribadi yang mandiri secara finansial maupun emosional. Semua itu bisa memicu stres jika tidak dihadapi dengan cara yang tepat.

Karena itu, strategi untuk mengatasi stres sangat dibutuhkan. Dalam bimbingan dan konseling, dikenal istilah coping, yaitu cara seseorang mengelola tekanan yang dihadapi. Ada dua jenis: pertama, fokus pada emosi (misalnya menenangkan diri atau mencari dukungan), dan kedua, fokus pada pemecahan masalah secara langsung.

Jika seseorang gagal mengelola stres di masa ini, risikonya bisa serius mulai dari gangguan mental seperti kecemasan atau depresi, sampai perilaku menyimpang dan masalah dalam hubungan sosial. Oleh karena itu, penting bagi remaja dan mahasiswa untuk mengenali tanda-tanda stres dan belajar strategi yang tepat untuk menghadapinya.


Melalui pendekatan yang tepat Bimbingan dan Konseling, seperti pelatihan kesadaran diri, pelatihan keterampilan coping, konseling kelompok, dukungan sosial, dan penguatan kemandirian, para remaja dan dewasa muda bisa lebih siap menghadapi tantangan hiudp. Jika semua ini dilakukan dengan konsisten, mereka akan lebih kuat dalam mengelola stres dan menjalani masa transisi dengan lebih sehat.

https://bk.fip.unesa.ac.id/ 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun