Melewati jalanan yang di kanan-kirinya area persawahan, eksplorasi kami berlanjut ke Antakapura yang berada di atas Gunung Kelir dengan ketinggian 99 mdpl.
Sepeda tidak bisa atau lebih tepatnya tidak boleh dibawa sampai atas. Untuk menuju ke sana, kami harus melewati puluhan anak tangga.
Tempat tersebut merupakan kompleks pemakaman, di dalamnya terdapat makam Ratu Mas Malang, salah satu selir dari Sunan Amangkurat I yang konon merupakan kesayangan beliau.
Selain mendapati nisan Ratu Mas Malang, kami juga menjumpai 22 nisan lainnya yang terbagi dalam tiga lokasi.
Kompleks itu dikenal juga sebagai Situs Makam Ratu Malang, mulai dibangun tahun 1665 dan selesai pada 11 Juni 1668.
Nama Antakapura diberikan oleh Sunan Amangkurat I sendiri, yang memiliki makna istana kematian atau istana tempat menguburkan jenazah.
Di sebelah timur-laut kompleks makam terdapat area Sendang Moyo yang juga kami kunjungi.
Berada di bawah pohon raksasa, sendang tersebut merupakan kolam berukuran 3,5 x 5 meter yang berfungsi untuk menampung air hujan.
Konon, cerita lain menyebutkan bahwa lubang kolam itu sebagai liang lahat yang urung digunakan karena justru muncul sumber mata air.