Dari Senin hingga Sabtu, walaupun hanya bekerja di rumah seringnya merasa (sok) sibuk. Meski begitu, saya selalu menyempatkan diri untuk menyalurkan hobi bersepeda keliling kota, sekaligus berolahraga juga, kan. Kalau tak sore di hari biasa, ya pagi menjelang siang di hari Minggu. Mengapa menjelang siang? Sengaja, karena memang cari sinar matahari agar lebih semangat dan kalori lebih banyak terbakar. Di jalan pun pasti bertemu rombongan pesepeda lain. Seru!
Hobi yang Tak Sekadar Hobi
Sebenarnya, saya lebih suka bersepeda di sore hari. Pulang ketika magrib, tiba di rumah langsung mandi kemudian istirahat. Sedangkan bersepeda di hari Minggu memang lebih seru, tapi tantangannya banyak. Mulai dari harus melawan rasa malas beraktivitas di pagi hari, lah. Kuit wajah dan tangan yang gosong setelahnya karena terpapar sinar matahari, lah. Tenggorokan juga jadi kering kerontang karena dehidrasi, lah.Â
Begitulah, banyak alasan untuk melewatkan bersepeda di hari Minggu. Tapi saya tak menyerah begitu saja, selalu memberi sugesti pada diri sendiri bahwa olah raga itu penting, apalagi sehari-hari pekerjaannya tak membutuhkan banyak gerak. Intinya, saya suka bersepeda bukan sekadar hobi, tapi juga untuk mendapatkan manfaat agar tubuh tetap bugar, tak gampang lemas dan terus semangat.
Biasanya tiba di rumah sekitar jam 11 siang. Alih-alih langsung mandi sesampai di rumah seperti kalau sore hari, seringnya saya justru cuma gegoleran atau tiduran di kasur, sembari nonton TV dan menghadap kipas angin dengan putaran baling-baling terkencang untuk menghilangkan keringat yang membasahi badan. Dua botol air dingin dari kulkas pun segera licin tandas membasahi kerongkongan. Masih belum puas, akhirnya bikin es sirup atau jajan es doger yang lewat depan rumah. Pokoknya usaha banget untuk menghilangkan dehidrasi dan mengembalikan energi yang terkuras dengan minum yang manis-manis.
Bersepeda di Hari Minggu dan Kejutan di Dalam Kulkas
Pada hari Minggu lalu, saya memilih bersepeda menuju pusat kota, di sekitaran Malioboro. Lokasi favorit saya justru bukan di ruas jalan Maliboronya tapi di sebelah timur Malioboro, yaitu di Kompleks Kantor Gubernur atau sering disebut dengan Kepatihan dan di Kampung Cina Ketandan. Berkali-kali bersepeda dan singgah di tempat-tempat tersebut tak pernah membuatku bosan. Selain jalanannya sepi, lokasinya pun sangat cocok untuk bisa mendapatkan sinar matahari karena tidak ada bangunan yang menghalangi. Dan yang pasti, tempatnya bagus untuk berfoto-foto. Tetep, ya, hari gini tetap harus cari lokasi yang instagenic.
Alhasil langsung bertanya ke adik dengan setengah berteriak karena ia berada di ruang depan, "Nes! Ini yang di gelas warnanya pink apaan? Kok seger banget. Enak!" Dengan buru-buru ia berlari ke dapur, "Jangan dihabiskan, lho! Kamu bikin sendiri aja, itu di lemari masih ada varian lain."
Okky Flurry, Si Praktis dan Gampang Dibuat
Olala, ternyata yang baru saja meluncur ke kerongkonganku adalah Okky Flurry. Tahu Okky Jelly Drink, dong? Nah, ternyata minuman yang rasanya seperti es krim tersebut merupakan produk terbaru dari Okky. Selain rasa stroberi yang sempat kucicipi tadi, ada dua varian lain, yaitu cokelat dan vanila. Kebetulan banget, saya suka cokelat, jadilah langsung bikin juga sesuai petunjuk yang telah diberikan adik.