Mohon tunggu...
Salman SultanGhiffari
Salman SultanGhiffari Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Medical Student, Jember University

Hope

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Besar Keripik Opak UMKM di Desa Kemuning Lor, KKN Kolaboratif 165 Melakukan Branding dan Pengenalan Produk ke Masyarakat Luas

23 Agustus 2022   08:00 Diperbarui: 23 Agustus 2022   08:05 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman singkong merupakan salah satu tanaman yang sangat bermanfaat bagi semua orang. Hampir semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang cukup bergizi untuk dikonsumsi. Singkong sendiri biasa digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras. Masyarakat desa masih sering memakan singkong daripada beras karena dari segi harga dan gizi, singkong lebih unggul daripada beras. 

Singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, biasanya singkong sering dimakan dengan cara direbus dan langsung dimakan. Namun, seiring berjalanya jaman, singkong sering diolah menjadi keripik, tape, getuk, dan lain-lain. Selain itu, singkong juga dapat diolah menjadi makanan yang sangat enak, bergizi, dan renyah. Olahan itu berupa opak yang diolah dengan cara singkong yang sudah direbus, kemudian dicetak dan di jemur dibawah terik matahari selama 1 hari full. Opak ini sudah dikenal masyarakat luas dan menjadi salah satu snack tradisional favorit di Indonesia.

(Dokpri)
(Dokpri)

Maka dari itu, melihat potensi pasar dan daya minat Opak di Indonesia yang cukup besar, Kelompok KKN Kolaboratif 165 Jember menggunakan kesempatan ini untuk mengembangkan salah satu UMKM yang berfokus pada produk opak yang ada di Dusun Krajan, Desa Kemuning Lor, Kabupaten Jember. UMKM yang dimiliki oleh Mbak Kia ini masih berfokus pada produksi rumahan dan belum ada branding khusus yang membuat produk tersebut mempunyai ciri khas tertentu yang dapat dikenal masyarakat. Selama ini, produsen hanya menjual opak dalam bungkusan plastik kecil yang dijual dengan harga Rp. 2000,00 per kemasanya dan dijual di warung kelontong disekitar Desa Kemuning Lor saja. 

Melihat potensi yang seharusnya dapat dikembangkan, maka Kelompok KKN Kolaboratif 165 berfokus untuk mengembangkan branding dan development rasa produk opak ini. Agar lebih memiliki ciri khas lagi, opak ini diberi nama Opak Kampung atau bisa disebut Opung. pelafalan nama "OPUNG" yang dirasa mudah diingat dan dilafalkan menjadikan nilai plus agar masyarakat dapat mengenal produk ini lebih luas. Kata "kampung" disini juga memiliki artian masih menggunakan bahan baku yang asli dari alam karena memang produk opak ini langsung diambil dari petani singkong yang berada di sekitar Desa Kemuning Lor, Kabupaten Jember. Menarik bukan?

(Dokpri)
(Dokpri)

Selain itu, karena di Dusun Krajan, Desa Kemuning Lor, Kabupaten Jember akan segera hadir wisata sungai ikan, ini menjadi salah satu kesempatan bagi produk "OPUNG" untuk dapat dikenal dan dapat menjadi oleh-oleh khas dari wisata ini. Packaging baru yang sudah lebih menarik dan memiliki ciri khas tertentu, membuat produk ini akan semakin lebih menarik untuk diperjual belikan.

(Dokpri)
(Dokpri)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun