Mohon tunggu...
SG Ferryanto
SG Ferryanto Mohon Tunggu... -

Seorang suami yang sedang ikut membesarkan dan mendidik dua anak laki-lakinya.. Pemerhati interaksi antara perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Mbojai Deh Lu! :) - Surat Terbuka

28 Februari 2015   12:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:22 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok yang baik,

Ribut lagi ni ye?  :)

Masa begitu lu menemukan anggaran “siluman” di APBD 2015 langsung mencak-mencak beraksi di depan kamera? Apalagi sampai disertai ucapan-ucapan yang merendahkan para anggota DPRD Jakarta. Dana itu kan bisa dipertanyakan secara tegas dulu ke mereka. Santun berpolitik termasuk tatakrama, selain untuk memenangkan hati kawan dan lawan. Kalau lu mau jadi kritikus, lain lagi lho Hok!  Seharusnya lu bawa kembali APBD dengan dana siluman tersebut  ke DPRD sambil membawa wartawan. Lalu kuliti satu persatu dana siluman tersebut didepan anggota DRPD dan biar wartawan yang memberitakan reaksi para anggota DPRD, bukan lu sendiri yang mejeng di depan kamera. Terus, lu laporin ke penegak hukum deh mereka itu kalau merekanya memang mengakui itu bener-bener anggaran siluman. Apalagi sampai mereka ternyata mau bagi-bagi dana silumannya dan bahkan rela masuk penjara asal berjamaah, seperti lu orang bilang.

Iye, gue tahu lu orangnye bersih dan ngetop lewat YouTube rekaman lu. Namun, jangan terlalu narsis deh. Apalagi sampai terkecoh oleh gerakan-gerakan pendukung lu, seperti menggumpulkan tanda tangan mau petisi DPRD untuk dibubarkan. Memangnya ini panggung sandiwara, negara ketoprak.  Mana bisa DPRD dipetisi untuk dibubarkan. Kalau anggota DRPD melakukan tindakan kriminal ya dilaporkan ke penegak hukum . Jangan dengarkan hakim Sarpin Rizaldi yang pernah memutuskan bahwa polisi bernama Budi Gunawan bukan penegak hukum. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa semua polisi adalah penegak hukum. Juga, KPK masih ada kok. Kalau rakyat Jakarta merasa keliru memilih wakil-wakilnya, ya mereka itu jangan  dipilih lagi di Pemilu berikutnya. Jadi lu mestinya bilang ke rakyat dan, lebih-lebih, ke diri sendiri untuk sabar sampai pemilu berikutnya. Sementara itu menangkanlah pertempuran pakai strategi, bukan cuma taktik belaka.

Hok, yang dipilih rakyat bukan cuma lu doang lho. Anggota DRPD juga dipilih oleh rakyat. Itu artinya ada rakyat yang mau gaya dan program lu, ada juga rakyat yang mau gaya dan program lainnya.  Jadi rakyat bersuara  supaya lu dan anggota DPRD bersama mencari jalan terbaik demi mereka.  Gue, sih mengharapkan lu  bisa bertahan lama berkuasa memberantas korupsi dan memajukan kesejahteraan rakyat Jakarta. Lah kalau lu seringnya main drama didepan kamera, terus dilengserkan, walaupun sebagai pahlawan,  ya gue kecewa berat sekali. Tentu lu bukan maunya mencari ketenaran doang kan?  Mestinya cerdik seperti ular deh, gue kan sudah tahu lu terbukti tulus seperti merpati.

Hok, gue tahu lu sukanya loncat –loncat. Loncat  dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru di Belitung, terus ke partai Golongan Karya, dan tidak lama loncat lagi ke partai  Gerakan Indonesia Raya di Jakarta, dan masih juga loncat keluar lagi sampai-sampai lu tidak punya siapa-siapa di DRPD. Iye, maksud lu baik mau berkuasa demi menyejahterakan rakyat lewat cara bersih.  Sayangnya, jalan ke neraka seringnya ditaburi dengan niat baik lho. Karena itu, ingat ajaran lelulur lu deh, Sun Tzu, ahli strategi peperangan. Esensi dalam peperangan adalah kemenangan, bukan keributan melulu. Walaupun lu ndak punya orang di DPRD, Sun Tzu bilang ahli dalam pertempuran mencari kemenangan lewat keunggulan strategis, dan tidak menuntut dari orang-orangnya.  Jika kekuatan lawanmu masih 10x lipat, kepung mereka; jika berkurang menjadi 5x lipat, serang mereka; jika tinggal 2x lipat, usahkan memecah belah mereka; jika sudah seimbang, ladeni mereka; jika kekuatan berkurang, lindas mereka; jika sudah lemah,  abaikan mereka. Lebih lanjut ditulis, prajurit mencari menang dulu baru pergi perang, pecundang pergi perang dulu baru mencari menang.

Salam,

Gue

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun