Mohon tunggu...
seyronaldi fawwaz al hakim
seyronaldi fawwaz al hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Hobi futsal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menuju Perpustakaan Digital: Transformasi Layanan Informasi di Era Modern

22 Mei 2025   18:16 Diperbarui: 22 Mei 2025   18:16 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perpustakaan tak lagi sekadar ruangan penuh rak buku dan aroma kertas. Di era digital seperti sekarang, perpustakaan menjelma menjadi ruang tanpa dinding atau tempat di mana informasi bisa diakses dari mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Transformasi ini dikenal sebagai digitalisasi perpustakaan, sebuah langkah nyata dalam mengubah wajah pendidikan dan literasi.

    Menurut Purwono (2021), perpustakaan digital adalah sistem layanan perpustakaan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyimpan, mengelola, serta menyebarluaskan koleksi dalam bentuk digital. Dengan kata lain, perpustakaan digital tidak hanya memindahkan buku ke bentuk elektronik, tetapi juga mentransformasi cara kerja, akses, dan interaksi antara pengguna dan informasi.

Pentingnya Digitalisasi Perpustakaan

    Kebutuhan akan perpustakaan digital di lingkungan sekolah semakin mendesak. Siswa zaman sekarang adalah digital native lahir dan tumbuh dengan teknologi. Jika perpustakaan sekolah tetap konvensional, maka gap antara minat baca dan akses informasi akan semakin lebar.

    Sani & Prasetyo (2022) menyebutkan bahwa digitalisasi perpustakaan sekolah dapat meningkatkan literasi digital siswa serta mendorong pembelajaran mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar siswa masa kini lebih cocok dengan pendekatan digital yang interaktif. 

Manfaat Perpustakaan Digital dan Sistem Otomasi

    Mengimplementasikan sistem otomasi perpustakaan seperti SLiMS (Senayan Library Management System) atau Inlislite, sekolah dapat mempermudah proses sirkulasi buku, katalogisasi, pencarian koleksi, hingga statistik kunjungan. Menurut Widodo (2023), otomasi perpustakaan meningkatkan efisiensi waktu pustakawan hingga 40% dan mempercepat layanan kepada siswa. Artinya, pemanfaatan sistem seperti SLiMS atau Inlislite tidak hanya mempermudah pustakawan, tapi juga mempercepat akses informasi bagi siswa, menciptakan pengalaman layanan yang lebih praktis, efisien, dan memuaskan.

Tantangan dan Solusi

    Transformasi ini tidak bebas hambatan. Keterbatasan perangkat, koneksi internet, hingga rendahnya literasi digital bisa menjadi kendala. Namun, menurut Ramadani & Purwaningtyas (2024), tantangan tersebut dapat diatasi melalui penguatan pelatihan bagi pustakawan, penyediaan fasilitas digital oleh sekolah, serta pendekatan pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi.

  

  Perpustakaan digital bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang memperluas akses, membangun budaya literasi baru, dan menyamakan peluang belajar di era informasi. Sekolah yang mampu mengadopsi digitalisasi perpustakaan akan lebih siap menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21. Transformasi ini tidak bisa ditunda. Maka, mari bergerak bersama mewujudkan perpustakaan digital sebagai jantung pembelajaran modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun