Mohon tunggu...
Sevia Bella Avista
Sevia Bella Avista Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta NIM: 22104080009

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bukan Seblak Biasa, Ini Versi Prasmanan

24 Juni 2025   00:09 Diperbarui: 24 Juni 2025   00:09 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seblak prasmanan Mama Hanif dengan berbagai topping (Dok. Pribadi)

Klaten Selatan -- Inovasi dalam dunia kuliner terus berkembang seiring meningkatnya kreativitas pelaku usaha lokal. Salah satu yang mencuri perhatian di awal tahun 2025 adalah hadirnya konsep seblak prasmanan, yang memungkinkan pembeli memilih sendiri aneka topping sesuai selera. Inovasi ini kini hadir di Klaten Selatan melalui warung "Seblak Prasmanan Mama Hanif" dan langsung mendapat sambutan hangat, terutama dari kalangan pelajar.Berbeda dari seblak pada umumnya yang disajikan dalam porsi tetap dan isi tertentu, Seblak Mama Hanif memberi kebebasan bagi pembeli untuk meracik sendiri isian seblak mereka. Tersedia berbagai pilihan topping seperti mie, makaroni, bakso, telur, jamur, hingga sosis frozen berbagai rasa dan merek. Semua topping disusun rapi dalam etalase, menyerupai model prasmanan yang akrab di dunia katering.

Warung yang terletak tidak jauh dari kompleks sekolah menengah ini setiap harinya ramai dikunjungi pembeli, terutama pada jam pulang sekolah. Lokasinya yang strategis, harga yang terjangkau, dan sistem ambil sendiri menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi anak-anak sekolah yang gemar mencoba kombinasi topping berbeda setiap kali berkunjung.

"Kalau habis sekolah, saya sama teman-teman sering ke sini. Seru karena bisa ambil topping sendiri. Bisa ganti-ganti isian tiap hari," kata Pia (17), salah satu pelanggan tetap Seblak Mama Hanif, saat diwawancarai pada Minggu (22/6/2025).

Menurut Pia, harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau. Topping dibanderol mulai dari Rp1.000 hingga Rp3.000 per jenis, dan pembeli bisa menghabiskan sekitar Rp15.000 hingga Rp25.000 untuk satu porsi seblak lengkap. "Biasanya sih habis 20 ribuan, tapi puas banget. Apalagi kuahnya juga bisa pilih level pedasnya," tambahnya.

Pilihan level pedas dan fleksibilitas topping inilah yang menjadikan warung ini begitu diminati. Tidak semua orang tahan pedas ekstrem, sehingga adanya pilihan ini memberi kenyamanan tersendiri bagi pembeli. Bahkan, beberapa pembeli membawa teman atau keluarga yang belum pernah makan seblak, karena merasa tempat ini aman untuk semua lidah---dari yang hanya ingin coba kuah gurih sampai yang mencari tantangan pedas maksimal.


Sistem prasmanan ini tidak hanya memberi pengalaman yang lebih menyenangkan bagi pembeli, tetapi juga menunjukkan bagaimana pelaku usaha kuliner skala mikro mampu berinovasi sesuai perkembangan selera pasar. Dengan target pasar anak muda yang suka kebebasan dalam memilih dan mencoba hal baru, konsep ini terbukti efektif menarik minat konsumen.

Di sisi lain, sistem ini juga memudahkan para pembeli untuk lebih sadar akan pilihan mereka. Beberapa pelanggan mengaku merasa seperti merancang menu versi mereka sendiri, lengkap dengan campuran rasa, tekstur, dan tingkat kepedasan. Tak jarang, mereka saling bertukar rekomendasi topping favorit atau membentuk kombinasi baru yang disebut "signature seblak" di antara teman-teman.

Warung ini buka setiap hari dari pagi hingga menjelang malam, dengan puncak keramaian terjadi sekitar pukul 13.00 hingga 15.00, tepat setelah jam pulang sekolah. Tempat duduk sederhana di pinggir jalan sering kali penuh, dan tidak sedikit pembeli yang lebih memilih membungkus makanan mereka untuk dibawa pulang. Suasana hangat dan ramai selalu tampak setiap sore, dipenuhi obrolan ringan khas pelajar yang menikmati waktu luang sambil makan pedas-pedas.

"Saya suka suasananya. Kayak warung pinggir jalan, tapi rame dan menyenangkan," ujar Pia.

Model prasmanan yang diterapkan membuat pembeli lebih terlibat langsung dalam proses memilih bahan. Mereka bisa mengatur porsi sesuai kebutuhan, menyesuaikan dengan budget, bahkan mencoba eksperimen isian baru. Bagi sebagian besar pembeli, hal ini membuat pengalaman makan seblak menjadi lebih personal dan fleksibel.

Sebagian besar pelanggan datang secara rutin, bukan hanya karena rasanya, tetapi karena suasananya yang inklusif dan menyenangkan. Warung kecil ini pun secara tidak langsung menjadi ruang sosial bagi para pelajar---tempat bertemu, bercanda, hingga mendiskusikan hal-hal ringan setelah belajar. Fungsi sosial seperti ini menjadi nilai tambah dari usaha kuliner berbasis komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun