Mohon tunggu...
Sevia Juli
Sevia Juli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknologi Radiologi Pencitraan Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Adakah Gelembung Udara pada Perut Anda? Mari Mengenal Lebih Lanjut Kista Koledokus

16 Mei 2023   21:01 Diperbarui: 16 Mei 2023   21:12 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perlu diketahui mekanisme pencernaan dalam tubuh kita melibatkan banyak organ salah satunya sistem biliaris. Sistem biliaris (biliary duct) merupakan sistem yang terdiri sekumpulan organ seperti hati/ liver, kantung empedu, dan saluran-saluran lain yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan lemak dengan cairan empedu yang diproduksinya. 

Proses pencernaan makanan dapat terganggu apabila terdapat masalah pada salah satu organ pada sistem biliaris tersebut, penyakit yang terjadi pada sistem bilier salah satunya adalah kista koledokus yang dapat menyerang anak-anak maupun orang dewasa.

Kista koledokus merupakan kondisi kelainan pada sistem bilier yang menyerang saluran empedu sehingga menyebabkan pembengkakan dan pembesaran yang dapat menyebabkan saluran empedu tersebut tersumbat dalam mendistribusikan cairan empedu dari hati menuju kantung empedu yang kemudian ke usus kecil. Kondisi tersebut dapat memicu penyakit lain seperti pankreatitis, kolangitis, sirosis bilier sekunder, ruptur kista spontan dan kolangiokarsinoma.

Seseorang yang menderita penyakit saluran empedu umumnya merasakan gejala seperti nyeri perut kuadran kanan atas, mual & muntah, demam, kulit dan mata menguning (jaundice), dan tinja berwarna putih atau abu-abu. Pada kasus kista koledokus pada anak-anak biasanya ditunjukan dengan gejala nyeri perut, massa abdominal, dan ikterus. Sedangkan, pada orang dewasa gejala klinis biasanya tidak spesifik namun telah menampakkan terjadinya komplikasi.

Dengan berbagai pembaharuan teknologi pada bidang kesehatan, menciptakan salah satu kemampuan untuk mencitrakan bagian dalam tubuh manusia. Pemeriksaan radiologi sudah lama dijadikan metode pilihan untuk membantu menegakan diagnosa berbagai penyakit, salah satunya prosedur pemeriksaan radiografi abdomen untuk membantu menegakan diagnosa pada kasus kista koledokus. Hal pertama yang harus dilakukan pasien adalah melepas semua benda logam yang agar terhindar dari artefak. 

Kemudian pasien diarahkan untuk berbaring pada meja pemeriksaan dan radiografer memusatkan titik tengah pemeriksaan pada pertengahan crista iliaca atau 1 cm di atas imbilicus. Radiografer juga bisa memberikan alat fiksasi (sand bag) guna mengurangi pergerakan pasien dan ketika semua sudah sesuai prosedur pemeriksaan barulah foto rontgen diambil ketika pasien dalam keadaan ekspirasi.

Pemeriksaan radiografi dapat memberikan beberapa manfaat dalam diagnosis dan evaluasi kista koledokus, meskipun metode pencitraan lain seperti ultrasonografi, CT Scan, atau MRI biasanya lebih disukai dalam kasus ini. Berikut adalah beberapa manfaat pemeriksaan radiografi dalam kista koledokus:

  1. Identifikasi kalsifikasi: Kista koledokus yang mengandung kalsifikasi dapat terdeteksi melalui radiografi. Kalsifikasi ini dapat memberikan petunjuk tentang karakteristik kista dan membantu dalam diagnosis.

  2. Evaluasi adanya obstruksi saluran empedu: Radiografi dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda obstruksi saluran empedu yang mungkin terjadi akibat kista koledokus yang membesar. Tanda-tanda ini dapat meliputi pelebaran saluran empedu, perubahan pada struktur hepatobiliari, atau dilatasi kantung empedu.

  3. Pemantauan komplikasi: Jika terjadi komplikasi seperti infeksi, radang, atau perforasi pada kista koledokus, pemeriksaan radiografi dapat membantu dalam pemantauan perkembangan komplikasi ini.

Namun, penting untuk dicatat bahwa radiografi memiliki keterbatasan dalam visualisasi kista koledokus yang lebih kecil atau dalam memberikan informasi yang rinci tentang anatomi dan karakteristik kista. Untuk diagnosis dan evaluasi yang lebih akurat, metode pencitraan seperti ultrasonografi, CT scan, atau MRI seringkali lebih disarankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun