Mohon tunggu...
Setyo Ari Cahyono
Setyo Ari Cahyono Mohon Tunggu... Dokter - A man who love Literatures that trapped inside doctor's body.

Penggemar sains dan sastra klasik, pemerhati politik, pemerhati semesta alam, dan penulis curahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kematian Itu Sakral, Tidak Mengerikan

21 Februari 2021   21:54 Diperbarui: 21 Februari 2021   21:59 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lahir dan Mati 

'Tubuh' kita mengetahui bagaimana akan mati dengan cara yang sama bagaimana kita akan dilahirkan. Kita kembali ke (dunia) roh secara alami. 9 dari 10 kasus kematian, bidang energi bercahaya (Luminious Energy Field) kembali ke dunia roh dengan mudah.

Di jaman modern ini , 9 dari 10 kelahiran terjadi tanpa komplikasi. Karena kelahiran alami secara umum direncanakan dan dilakukan di rumah sakit atau klinik ditolong paramedis — sebagai upaya persiapan jika timbul komplikasi. 

Di jaman dahulu, ibu memiliki ketrampilan serta bisa melahirkan bayinya sendiri, meskipun dibayangi resiko tinggi terjadinya perdarahan atau bayi yang tidak selamat. 


Quilette.com
Quilette.com

Dilansir dari dyingconsciously.org, selama sekarat, hanya 5-10% orang tidak melakukan perjalanan ke Roh secara alami dan menjadi Earth-bound (terikat di Bumi). Artinya, hanya sebagian dari mereka di akhir masa hidupnya menyadari dia akan mati dan menyiapkan diri dalam menghadapi perjalanan rohnya. Jika hal ini terjadi, maka bantuan orang lain diperlukan untuk membantu dia memulai perjalanan. Kita bisa ambil kesimpulan mungkin 90-95% manusia (ketika ajal menjemput nya), masih merasa hidup dan tidak menyadari kematiannya.


Yiyangnhy.com
Yiyangnhy.com

Well, meskipun demikian, mati masih menjadi misteri besar kehidupan umat manusia, bahkan kita tidak bisa meramalkan (secara tepat) kapan itu terjadi.

Referensi:

dyingconsciously.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun