Mohon tunggu...
setyagi agus murwono
setyagi agus murwono Mohon Tunggu... Wiraswasta - maju bersama

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Putra Mahkota Rajasa Mencari Tahtanya

25 Juli 2021   01:43 Diperbarui: 25 Juli 2021   02:09 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Angger masih terlalu muda untuk menjadi pertapa seperti Eyangmu. Angger masih harus mendharmakan kesatriaan Angger pada sesama. Masih banyak tugas yang harus Angger junjung tinggi-tinggi.

Singosari sangat membutuhkan orang-orang muda seperti Angger Dyah Wijaya. Banyak yang harus Angger benahi demi untuk kesejahteraan dan kedamaian negeri Singosari yang telah dibangun Eyang Buyut Baginda Raja Sri Rajasa Bhatara Sang Amuwabhumi.

Pada waktu membangun Singosari masa-masa awal dulu Eyang Buyutmu Mahesa Agni telah melakukannya sejak sebelum berdirinya Singosari sampai berdirinya Singosari bersama dengan Baginda Sri Rajasa.

Dan sekarang giliran yang muda-muda, seperti Angger Dyah Wijaya untuk meneruskan cita-cita beliau mempersatukan seluruh tanah Jawa dan Nussantara.

Dyah Wijaya sambil berjalan menuju rumah Mahesa Agni, mendengarkan dengan seksama segala penjelasan dari Mpu Raganatha. Angannya serasa melayang jauh menebus batas cakrawala.

Dyah Wijaya merasakan keadaan Singosari sekarang ini, sedang berkembang dengan begitu cepat. Baginda Raja Kertanagara sangat menginginkan nusantara bersatu. Raja Kertanagara tidak ingin Singosari harus tunduk pada negeri asing.

Maka terasa sekali persiapan-persiapan untuk rencana memberangkatkan pasukan perang Singosari ke Swanadwipa, demi untuk membendung kuasa asing yang akan mencoba memasuki wilayah nusantara.

Walaupun pemberangkatan pasukan perang Singosari itu akan membuat kekosongan di Singosari. Tetapi Baginda Raja Kertanagara percaya, di Singosari masih banyak pangeran dan kerabat yang dapat mempertahankan keberadaan Singosari terhadap serangan dari pihak manapun.

Begitu jauhnya angan Dyah Wijaya, sehingga tanpa terasa mereka sudah sampai di pintu gerbang rumah Eyang Buyut Mahesa Agni. Nampak di pendapa duduk seorang yang sudah lanjut usia, rambutnya sudah memutih semua. Walaupun orang tua itu tidak memelihara kumis dan jenggot, namun tua itu memang nampak sudah sangat lanjut usia.

Melihat ada tamu yang datang, orang tua itu nampak tergopoh-gopoh turun dari pendapa untuk menyambutnya.

Setelah mereka bertemu di depan pendapa rumah Mahesa Agni. Nampak wajah Mahesa Agni berseri-seri. "Pantas burung prenjak disini berbunyi tak ada hentinya, ternyata padepokan panawijen kedatangan tamu agung dari Singosari," kata Mahesa Agni menyambut tamunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun