Mungkin, ada beberapa pihak swasta yang bekerjasama dengan pemerintah setempat perihal pembuatan lahan bermain atau ruang terbuka hijau, namun rasanya belum maksimal dan belum bisa dirasakan manfaatnya oleh banyak kalangan.
Untuk urusan ini, semoga semakin banyak lagi gerakan dari pemerintah setempat dan pihak swasta yang memerhatikan lahan bermain untuk anak-anak, yang dikombinasikan dengan adanya edukasi atau pengenalan mengenai ragam permainan tradisional di Indonesia.
Lumayan, kan? Selain jadi pusat wisata dan rekreasi, anak-anak zaman sekarang pun tetap bisa mempelajari bagaimana cara main permainan tradisional. Jadi, tidak perlu lagi menyalahkan anak sekarang tanpa alasan dan solusi.
Sebetulnya, bisa saja orang tua dan banyak anak yang bisa memanfaatkan lahan di sekitar tempat tinggal walau pun terbilang kurang luas untuk bermain permainan tradisional. Hanya saja, tentu sensasinya akan terasa berbeda.
Meski sensasi terasa berbeda, soal keceriaan saya rasa akan tetap sama di antara anak-anak yang bermain. Dan untuk para orang tua, bisa juga sambil bernostalgia ketika melihat anak-anak zaman sekarang bermain permainan tradisional.
Segala sesuatu memang ada masanya, termasuk permainan tradisional yang menurut sebagian orang sudah hampir dilupakan. Namun, perlu juga disadari bahwa, kesempatan untuk melestarikan tetap harus digalakkan.
Lagipula, masa hanya menyalahkan anak zaman sekarang tapi diri sendiri tidak ikut melestarikan sekaligus memberi contoh bagaimana cara bermain permainan tradisionalnya, sih. Apa nggak egois namanya?