Pernah suatu ketika saat masih SD, pikir saya Anak Mas itu seperti mie instan yang harus direbus terlebih dulu sebelum dimakan.
Dengan kepolosan sekaligus ke-soktahu-an saya pada masa itu, jadilah Anak Mas direbus terlebih dulu lalu ketika masak dihidangkan dengan kuah.
Saya ingat betul, kala itu, saya memasak Anak Mas rasa keju. Rasanya sudah pasti.... ambyar---karena sudah semestinya Anak Mas dinikmati secara langsung, bukan direbus terlebih dahulu.
Itu kenapa, dalam mengenang camilan mie tersebut, sesekali saya masih mengonsumsi mie instan yang dikremes. Sampai sekarang, masih ada saja orang yang protes jika melihat saya makan camilan tersebut, mereka bilang "ih, kayak anak kecil aja" atau "ga baik makan terlalu banyak". Ya, sebetulnya nggak sampai setiap hari juga, sih.
Segala sesuatu  ada masanya, mulai dari kekuasaan, kejayaan Manchester United, termasuk juga camilan. Sebut saja es kepal milo dan cappucino cincau yang beberapa waktu lalu sempat booming dan laris, kini perlahan ditinggalkan karena rasanya sudah tidak membuat penasaran.
Namun, tentu beda dengan mie yang dikremes dan sampai saat ini masih diperjual-belikan meski dalam kemasan dan varian baru.
Sebagai alternatif, mie instan yang tidak perlu dimasak pun bisa menjadi pilihan. Apalagi saat mendekati akhir bulan dan stok makanan sedang menipis.
Daripada hanya meromantisasi dan membayangkan rasa mie yang dikremes, ada baiknya saya segera menyelesaikan tulisan ini dan mengambil indomie rasa ayam bawang untuk kemudian dikremes, lalu dicampur bumbu dan minyaknya menjadi satu, dikocok hingga bumbunya merata.
Hati-hati, tidak perlu dimakan sampai kremesan mie paling dasar, kecuali memang kamu penyuka asin, sih.
Dan perlu diingat, jangan terlalu sering atau berlebihan ketika makan mie instan, segala sesuatu yang berlebihan itu pada dasarnya nggak baik. Ingat, kesehatanmu itu, lho.
