Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Catatan Seorang Perekrut - Bertolak Belakang #3

26 April 2019   06:15 Diperbarui: 26 April 2019   10:32 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Dokumentasi pribadi)

Bagian ketiga sub A, mengenai pergantian rekan kerja. Deri yang pertama kali meninggalkan kursinya, karena pindah bagian menjadi marketing mikro. Masuk Juliano menggantikan Deri. Keliatan banget di awal Ano ga menguasai kliring, wajar, namanya juga pengalaman pertama. 

Dia sering dicengin karena cukup lama proses untuk mengerti apa yang dikerjakan, sampai akhirnya dia bilang, "awas lu semua, ya, gue buktiin setahun ke depan gue udah lebih jago dari kalian", bener aja, dia menguasai betul proses kliring warkat debet. Bunda di mutasi ke unit kerja lain, digantikan oleh Mba Apriyani. 

Orangnya banyak bercanda, sedikit serius. Sebagai supervisor, menurut gue kharismanya ga ada, mungkin karena kebanyakan bercanda (haha, peace, Mba!), yang pasti pintar. Kalau gue palak buat jajan, selalu ngasih, sama kayak Bunda yang selalu kasih tambahan kalau kami mau jajan. Hehe. Terakhir, Mas Iweng akhirnya resign karena prinsip. 

Sedih rasanya, kehilangan Bunda dan Mas Iweng dalam waktu yang berdekatan, Bu Tini sampai nangis, tapi itu harus terjadi. Lalu masuk Mba Lely yang tanpa disangka sangat gemar jajan, sehingga kalau dia jajan, otomatis kami kebagian. Salah satu orang yang mudah "dipalak" untuk tambahan jajan. Hehe.

Keempat, bagian gue yang resign. Sebetulnya gue sudah merencanakan ini dari awal bekerja, dalam dua sampai tiga tahun, gue harus kembali ke "area" yang memang gue senangi, jadi rekrutmen atau staff HRD. Gue mengajukan resign di bulan Mei 2017, notice satu bulan, efektif tidak bekerja 1 Juli 2017. Setelahnya gue menganggur selama kurang lebih dua minggu. 

Dalam keadaan sisa uang di rekening dua juta, sudah memiliki seorang anak dan seorang istri (lah, iya, istri satu aja, dong), ditambah belum bekerja kembali. Pusing? Pasti, dong! Tapi tetap harus dijalani dan dihadapi.

Setelah gue resign, kehidupan dan lembar baru dimulai. Mulai pusing, mulai deg-degan belum dapet kerja, mulai panik istri dan anak makan apa. Haha.

Kejadian ini menjadi tolak balik gue sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan yang gue inginkan. Ini akhir dari pengalaman kerja pertama, namun awal dari sebuah perjalanan karir yang baru. Terakhir, sekaligus akan berhadapan kembali dengan pengalaman kerja yang pertama. Bertolak belakang.

Perlu diingat, kantor itu bukan tempat yang tepat untuk mencari kenangan, mungkin ada beberapa kejadian yang bisa dikenang, namun akan lebih tepat jika kantor dijadikan tempat menemukan pengalaman.

Lalu, tiba-tiba gue inget quote dari Steven Gerrard sebelum dia meninggalkan Liverpool, klub yg dia bela selama kurang lebih 17 tahun, "it's hard to move on, but you do, you have to".

Baca juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun