Mohon tunggu...
Nur Setiono
Nur Setiono Mohon Tunggu... lainnya -

Pensiunan swasta yang senang mengamati kehidupan sosial/kemasyarakatan. Sok merasa sibuk. Iseng suka tulas tulis kecil. Ngebanyol OK (tapi bukan pelawak). Serius gak ketinggalan (tapi bukan pakar). Berdomisili di pinggiran Jakarta Timur

Selanjutnya

Tutup

Humor

Dijebak, Kesebelasan Malas'ya Dibantai 0 : 8

27 Desember 2010   18:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:19 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1293475780355109906

Setelah pada episode-1 pertandingan final Piala AFF kemarin menelan pil pahit 3 kosong di sarang lawan, Tim Ke-11-an ‘Kenthir’ akan segera pulang kandang ke Planet Kenthir, guna mempersiapkan diri menghadapi babak akhir, episode-2 di GBK (Geelora Barudak Kenthir).Mereka membayangkan bakalan menuai caci maki para penggemarnya. Untung salah seorang petinggi ‘Parpol” ketika menerima rombongan Ke-11-an Kenthir tersebut sesaat setelah dipastikan maju ke babak final, beliau pernah memberi arahan bagaimana menyikapi berbagai hujatan publik.

Namun tekad Kesebelasan Kenthir untuk membalas rasa malu dan kesal atas kekalahan telak yang baru saja diterimanya, membuat mereka tetap bersemangat tinggi menghadapi medan pertempuran hidup-mati di final-2. Seluruh pengurus inti Tim Kenthir berfikir keras begaimana caranya agar pada pertandingan balasan nanti, bola bisa kita kuasai sepenuhnya sehingga Kesebelasan Malas’ya dari negeri tetangga tersebut tidak mampu berkutik.

Seperti diketahui bahwa salah satu factor kekacauan permainan Tim Kenthir di Stadion Buncit Jahil kemarin adalah karena adanya ‘bala bantuan’ suproter tuan rumah sendiri, yakni berupa serangan ‘laser’ terhadap team Kenthir.

“Dengan adanya intervensi ‘licik’ semacam diatas tentunya kita tidak perlu membalas dengan kedzoliman serupa (pake laser), meskipun itu sangat menyakitkan. Kita balas dengan cara lain”. Demikian dikatakan salah seorang petinggi negeri Kenthir.

“Dzolim Kita Balas Dengan Dzolim”; “Ingat….. Pembalasan Jauh Lebih Kejam” Itulah contoh beberapa sapanduk dari supporter Tim Kenthir, ketika menyambut kedatangan tim tersebut di bandara.

Sesampianya di markas tim, seluruh pengurus dan pemain ke-11-an Kenthir segera mangadakan rapat darurat untuk membahas strategi balasan. Anehnya, dalam pertemuan tersebut hadir pula pajabat tinggi Perusahaan Pemasok Tenaga Listrik, Perusahaan Pemasok BBM dan Kepolisian setempat.

Ada sedikit bocoran kesimpulan rapat tersebut antara lain :

1.Harga karcis yang sempat dinaikan akan diturunkan kelevel serendah mungkin, malah lebih rendah dari harga semula.

2.Para supporter ke-11-an Kenthir dilarang membawa kemenyan (kecuali ‘orang pintar’), mercon dan alat laser.

3.Untuk supporter ke-11-an Malas’ya sangat diperbolehkan membawa benda benda tersebut terutama laser, karena barang semacam itu sudah merupakan alat perjuangannya, sesuai petunjuk dukun atau penasehat sepiritual mereka.

Dua hari menjelang hari ‘H’ seluruh stadion nampak dibenahi, beberapa lampu diperbaiki, tempat ‘semedi’ untuk para pawang hujan sudah dipersiapkan disejumlah sudut,scoring board baru telah terpasang, beberapa screen LCD ukuran raksasa juga mulai didirikan,karpet merah-ngejreng siap digelar pada tribune VVIP, dan sebagainya.

Ketika hari ‘H’ tiba, semenjak siang hari aparat keamanan sudah siaga penuh, para penonton yang juga merangkap sebagai suporters mulai berdatangan dengan berbagai atribut nyentriknya. Terlihat perbedaan mencolok pada seni berpakaian antara kedua supporters ke-11-an yang akan berlaga.Suporters ‘Kenthir’ mengenakan kaos merah,celana putih dan ikat kepala merah-putih, sedangkan supporters Malas’ya pakaiannya berwarna kuning-hitam dengan rata rata membawa tas punggung hitam. Kedua kelompok supporters sengaja dipisahkan tribunenya, agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan para perusuh alias bentrok fisik secara anarkis.

Pendek kata,pertandingan sudah saatnya tiba. Kedua team beserta wasit dan hakim garis telah memasuki lapangan. Ke-11-an Kenthir mengenakan kaos lengan pendek warna merah + pita hitam melingkar disalah satu lengan dengan celana putih agak komprang. Sementara Ke-11-an Malas’ya memakai kaos kuning strip strip hitam dengan celana pendek hitam.

Basa basi dan upacara ritual sejenak dilakukan.“Priiiiiiiiitttttttttt…………….” tepat pukul 19.30 sang wasit meniup peluit, tanda pertempuran babak pertama dimulai. Sorak sorai penonton membahana bagai suara Gunung Merapi meletus. Menit menit awal masih saling menjajaki, serangan berimbang, sesekali kedua penjaga gawang dibikin kucar-kacir karena gempuran penyerang lawan.

Pada pertengahan babak pertama, mulai nampak beberapa kilatan sinar dari tribune penonton hitam-kuning mengarah kepara pemain berkostum merah-putih, terutama ditujukan kemata keeper Ke-11-an Kenthir.Oh,…….. tidak salah itulah sinar ‘laser’ yang mungkin sedang di uji coba buat nembak sasaran. Konon sinar yang lebih canggih kalau diarahkan ke kaki pemain, bisa membuat tendangannya menjadi sangat lemah. Jika diarahkan kekepala, dapat membikin sang pemain kehilangan konsentrasi. Wis,….. pokoke semacam ‘keong racun’ gitoo.

Sampai babak pertama berakhir, di Scoring Board Raksasa masih tertulis kosong-kosong. Turun minum sejenak.

Oke,….. babak ke dua segera dimulai. Begitu peluit dibunyikan. Kedua ke-11-an menggebrak dengan permainan cepat namun agak kasar cederung keras. Riuh rendah suara penonton memecah kesunyian malam tanpa henti hentinya. Genderang dan terompet saling bersahutan. Lagu ‘GARDA di DADAKU’ terus di gelorakan secara koor.

Disepuluh menit awal babak ke-2sudah beberapa kartu kuning dihadiahkan wasit kepada para pemain dari kedua ke-11-an tersebut. Dimenit menit itu pula mulai bertubi tubi serangan laser dilancarkan terhadap sikostum merah-putih, namun nampaknya ke-11-an Kenthir tidak terpengaruh dengan upaya ‘licik’ tersebut, karena sudah punya pengalaman ketika di Buncit Jahil kemarin.Bilamana dilayani bisa berakibat jatuhnya mental para pemain. Dan itu tidak mau terulang kembali.

Dikala permainan dibabak ke-2 mendekati separuh jalan, sekonyong konyong petttteeettthhhh……… listrik mati total-tal. Huuuuuuuuuuu……..gemuruh suara penonton otomatis menggema bagai geludug mau hujan, suit suitan dan berbagai hujatan, sumpah serapah kepada penyelenggra terus di terikana ditengah kegelapan. Yang terlihat hanya sinar-sinar terpancar kecil, remang-remang dari HaPe para penonton.Sejumlah kilatan sinar hijau panjang, jauh, tajam danlurus nampak mewarnai stadion, ini rupanya sinar laseritu.

Ditengah lapangan bola yang gelap gulita tersebut, terdengar percakapan para pemain dan officials keduake-11-an, rupanya mereka berbaur jadi satu, bahkan bercanda bak sodara, seolah olah bukan sedang bersaing. Itulah seportifitas yang mereka tunjukan tatkala tengah sama sama menghadapi masalah.

“Wah…. ada apa nih” ujar sejumlah pemain tamu

“Mungkin Gedung ini nunggak bayar listrik, sehingga diputus begitu saja” jawab pemain tuan rumah sekenanya.

“Lho……. memangnya nggak punya Genset sendiri?” tanya si tamu lagi

“Itulah dia persoalannya, bisa jadi BBMnya kosong. Lha wong nunggak juga” kata tuan rumah

“Bisa bisa pertandingan disudahi, kalo lampu nggak nyala lagi ” kata salah seorang official ke-11-an Kenthir.

“Oke saja, oleh karena inikesalahan tuan rumah selaku penyelenggara. Maka tuan rumah dianggap kalah” jawab offials Ke-11-an Malas’ya.

“Hemmmm…… oke-oke, seperti biasa kita saling bertukar cendera mata dahulu” kata beberapa official dan pemain ‘Kenthir’

Suara percakapan terhenti, yang muncul malah senggg…..sennngg……. bau kecut berseliweran. Dan tak lama kemudian, terdengar pekik “YESSS..!!!” dari lapangan. Lantas “BRAAYY….” Tiba tiba listrik menyala kembali.

“Hore……. hore…… pertandingan berlanjut” teriak para penonton serempak.

“Prittt……… prittt……” wasit membunyikan peluit sebagai tanda pertandingan di mulai kembali, dengan sisa waktu lebih kurang dua puluh lima manit. Sayangnya, penerangan sedikit redup, lantaran ada gerakan penghematan energy sehingga ada beberapa lampu yang terpaksa dimatikan. Namun semangat kejar mengejar dan saling berebutan bola antar pemain tetap seru, penontonpun kian panas.

Sisa waktu yangpendek tersebut, rupanya dimanfaatkandengan baik olehpara pengguna laser. Mereka semakin menjadi jadi.Gencarnya sorotan laser, bertubi tubi selalu tepat mengarah kepada si kostum merah-putih. Dampaknya sudah bisa ditebak, sang kostum merah-putih akhirnya menjadi salah langkah, konsentrasi buyar, serangan kalang kabut dan pertahanan kacau balau. Anehnya team ini tidak mau berhenti untuk protes.

Buntutnya, dalam waktu kurang dari dua puluh lima menit delapan gol disarangkan dengan mudah oleh team berseragam kuning-hitam ke gawang merah-putih.

Begitu suara peluit panjang mengudara, tenda pertandingan telah berakhir dengan hasil delapan : kosong. Maka goncanglah stadion GBK oleh pekik kegembiraan supporters yang berkostum kuning-hitam.Mereka histeris, menari nari, membakar petasan menyalakan laser dan tingkah polah menggelikan lainya. Sedangkan pada tribune yang berkostum merah putih nampak sepi bagai kuburan, yang terdengar hanya isak tangis pilu.

Ditengah uforia para supporters kuning-hitam, tiba tiba…… “BYARR” Scoring Board Raksasa menyala. Disitu tertulis “KENTHIR: 8,MALAS’YA:0”, disertai pengumuman resmi melalui pengeras suara “Hasil pertandingan adalah Kenthir delapan dan Malas’ya kosong. Dengan demikian Juara AFF tahun ini jatuh kepada Ke-11-an KENTHIR”.Kontan,stadion GBK bagai terkena ledakan bom, langsung bergetar membahana suara gemuruh, yel yel kemenangan mutlak dari para supporter Kenthir, Mereka langsung berpawai, mebludak kejalanan merayakan kemanangan gemilang teamnya. Sang supporter kuning-hitam terlihat kecewa, nunduk malu.

Jreng……….. semua penonton terbelalak penuh tanda tanya, ada apa gerangan yang terjadi.Usut punya usut, ternyata ketika mati lampu tadi, kedua team sempat bertukar kostum sebagai tanda mata, dikiranya lampu bakalan tidak menyala lagi. Nah,…….. ketika lampu hidup kembali, mereka nggak sempat tukar balik kostumnya, langsung diperintahkan agar permainan berlanjut.

He….he……. rupanya para supporter kuning-hitam mengira bahwa team berkostum merah-putih adalah masih pasukan lawan alias Kenthir, padahal team kesayangannya sendiri, Malas’ya.Jadilah si laser senjata makan tuan.

Itulah kira kira sekenario ke-11-an dari Planet Kenthir, untuk memenangkan pertandingan balasan. Dan itu berhasil megecoh supporters lawan yang suka bermain ‘licik’.

*he…he…. hanya sekedar joke ‘kenthir’ dimalam hari.

Jakarta, 28 Desember 2010;

-nur setiono-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun