Mohon tunggu...
Paelani Setia
Paelani Setia Mohon Tunggu... Guru - Sosiologi

Suka Kajian Sosial dan Agama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Karakter Beda-Autentik

16 Juli 2020   20:58 Diperbarui: 16 Juli 2020   20:47 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: entrepreneur.com

Yang terpenting, dan menjadi kunci, adalah memperkuat keunggulan perbedaan yang kita punya secara terus menerus melalui latihan dan pembiasaan. Menjadi beda autentik adalah menjadi seorang ahli yang kompeten dalam satu bidang. Kuat di bidang tersebut, mumpuni di bidang tersebut, hingga sukses di bidang tersebut.

Dalam pembiasaan ini bisa berlaku hukum 80:20, atau penggunaan 80% untuk latihan, penguatan energi, dan persiapan; sedangkan 20% bisa digunakan untuk tampil di muka umum, berkontribusi, dan menjadi Sang Pembeda.

Terkesan berat, itu pasti, namun ini yang dibutuhkan kini, ditengah kompetisi super tinggi, beda autentik secara internal perlu dikembangkan lebih dini.

Yang juga penting adalah perbedaan yang autentik mampu memberikan solusi, menawarkan gairah baru, dan tombak baru perubahan.

Setidaknya, hal itulah yang diungkap Tom Bancroft dalam bukunya Creating Characters with Personality, yang menemukan jurus-jurus jitu menyoal karakter dan kepribadian yang unggul. Termasuk membangun karakter autentik secara internal.

Selanjutnya, yang terpenting adalah pengembangan secara eksternal yang menjadi pendukung membentuk karakter beda autentik.

Beda Autentik Eksternal

Mempertimbangkan perbedaan sebagai suatu solusi di khalayak sangat penting, ini berkaitan dengan beda autentik eksternal. Artinya, bagaimana cara kita agar perbedaan yang kita miliki diterima di mata konsumen? Tentu tidak mudah.

Berbeda secara eksternal akan mengukur kita bagaimana hidup dalam suatu lingkungan, berbaur, dan menjadi bagian umum. Menyesuaikan dengan apa yang mereka harapkan. Atau, ya berbeda sesuai keinginan mereka, para target solusi kita.

Ketika Anda seorang penulis tentu memiliki konsumen siapa yang akan membaca tulisan Anda, dan itu sudah ditentukan di awal. Begitupun menjadi seorang pendongeng, maka Anda akan mencari konsumen anak semacam apa untuk mendengarkan dongengan Anda. Hal ini saya rasa penting.

Tentunya Anda akan senang menulis tulisan berbobot kala Anda tahu bahwa mahasiswa adalah kebanyakan orang yang akan membacanya.  Dan tulisan Anda memecahkan suatu solusi, semacam jurnal ilmiah. Atau, Anda akan senang mendongeng kepada anak-anak sebagai media pengobatan psikologis, atau menjadikan si anak pintar. Kemudian Anda akan menamai diri Anda dengan sebutan "Si Penulis Ilmu Sosial", atau bahkan "Si Pendongeng Ajaib". Yang jelas jauh berbeda dengan yang se-profesi dengan Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun