Sesuai acara peluncuran buku tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) karya Bambang Kesowo di Auditorium Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), beberapa tamu undangan terlihat menggerubuti Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri. Sebagian besar tamu undangan meminta foto bersama Megawati.
Dengan ramah, Megawati melayani permintaan foto dari tamu undangan. Ia juga sempat berbincang dengan beberapa tokoh penting yang hadir di acara tersebut. Tiba-tiba terlintas di pikiran untuk memberikan buku puisi kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu" karya saya.
Melihat suasana yang hangat dan kondusif, saya ikut mendekati Ketua Dewan Pengarah BRIN tersebut. Saat ada kesempatan, saya menghampiri Megawati dan menyerahkan buku Rempah Rindu Soto Ibu. Ternyata sambutannya sangat baik.
Megawati meminta ajudannya untuk membuka sampul plastik buku tersebut. Ia kemudian membuka-buka buku tersebut. "Ini buku puisi tentang kuliner, terutama soto," terang saya. Megawati pun menyarankan agar buku tersebut diberi ilustrasi agar lebih menarik.
Selanjutnya kami foto bersama. Beruntung ada teman yang membantu mengabadikan momen langka tersebut. Terima kasih Bu Mega, atas apresiasi dan kesempatannya.
Buku sekuali puisi kuliner berjudul "Rempah Rindu Soto Ibu" yang diterbitkan oleh Penerbit Taresia ini berisi 84 puisi bertema kuliner dari bermacam soto, cilor, nastar, gulai tikungan, seblak, kue rangi, lanting, dan lain-lain.
Buku antologi puisi ini merupakan buku puisi keempat saya setelah buku Mengering Basah (2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (2012), dan Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (2012).
Konsepsi Dasar HaKI
Megawati Soekarnoputri hadir untuk memberi sambutan dalam peluncuran dan bedah buku karya Bambang Kesowo di Auditorium Gedung B.J. Habibie, BRIN Jakarta. Judul bukunya: Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) edisi kedua.
Bambang Kesowo merupakan mantan Menteri Sekretaris Negara dalam Kabinet Gotong Royong tahun 2001-2004. Pria kelahiran 27 Maret 1945 ini juga dikenal sebagai ahli hukum bidang hak kekayaan intelektual.
Dalam buku terbarunya, Bambang Kesowo menyempurnakan edisi pertama dengan tambahan regulasi terkini hingga tahun 2024, serta bab baru yang mengaitkan HaKI dengan isu-isu global seperti perubahan iklim, pandemi, dan perlindungan kekayaan hayati nasional.
Dalam acara tersebut, Bambang Kesowo menegaskan pentingnya HaKI sebagai salah satu fondasi dalam era ekonomi berbasis pengetahuan. Buku ini dirancang tidak hanya sebagai bahan ajar di fakultas hukum, tetapi juga fakultas lain seperti Teknik, Kedokteran, Pertanian, Biologi, dan Ekonomi.
"Kita harus membangun kesadaran lintas disiplin bahwa perlindungan atas kemampuan intelektual manusia adalah fondasi dari kemajuan peradaban," jelasnya.
Baginya, HaKI bukan semata urusan hukum. HaKI merupakan bentuk penghormatan terhadap cipta, rasa, dan karsa manusia. HaKI menyangkut moralitas dan etika, yang pada akhirnya mendukung tumbuhnya inovasi.
Dengan gaya bahasa yang mudah dicerna, Prof. Mahfud MD sebagai pembedah buku memaparkan pentingnya kehadiran buku ini di tengah rendahnya pemahaman masyarakat terhadap HaKI. Istilah HaKI memang semakin sering terdengar di ruang publik, namun belum dipahami secara utuh oleh masyarakat.
Mahfud menilai buku ini sangat penting karena mampu membumikan konsep HaKI secara utuh melalui pendekatan yang sistematis dan mendasar. Ia juga contohkan kasus-kasus seperti sengketa terkait HaKI seperti polemik lagu Syantik, polemik antara Ariel Noah dan Ahmad Dhani, perkara desain genteng dan sengketa merek dagang Geprek Bensu.
Sementara itu, Megawati Soekarnoputri menegaskan pentingnya HaKI sebagai alat untuk melindungi kekayaan nasional Indonesia sehingga tidak disalahgunakan oleh pihak luar.
Acara peluncuran dan bedah buku ini dihadiri oleh kalangan akademisi, peneliti, praktisi hukum, serta perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI