Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012), dan Rempah Rindu Soto Ibu (Taresia, 2024). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Megawati Soekarnoputri, Buku Puisi, dan Konsepsi Dasar HaKI

16 Mei 2025   16:23 Diperbarui: 16 Mei 2025   16:23 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Megawati Soekarnoputri seusai peluncuran buku HaKi karya Bambang Kesowo. (Sumber: Purnomo)

Dalam buku terbarunya, Bambang Kesowo menyempurnakan edisi pertama dengan tambahan regulasi terkini hingga tahun 2024, serta bab baru yang mengaitkan HaKI dengan isu-isu global seperti perubahan iklim, pandemi, dan perlindungan kekayaan hayati nasional.

Dalam acara tersebut, Bambang Kesowo menegaskan pentingnya HaKI sebagai salah satu fondasi dalam era ekonomi berbasis pengetahuan. Buku ini dirancang tidak hanya sebagai bahan ajar di fakultas hukum, tetapi juga fakultas lain seperti Teknik, Kedokteran, Pertanian, Biologi, dan Ekonomi.

"Kita harus membangun kesadaran lintas disiplin bahwa perlindungan atas kemampuan intelektual manusia adalah fondasi dari kemajuan peradaban," jelasnya.

Baginya, HaKI bukan semata urusan hukum. HaKI merupakan bentuk penghormatan terhadap cipta, rasa, dan karsa manusia. HaKI menyangkut moralitas dan etika, yang pada akhirnya mendukung tumbuhnya inovasi.

Dengan gaya bahasa yang mudah dicerna, Prof. Mahfud MD sebagai pembedah buku memaparkan pentingnya kehadiran buku ini di tengah rendahnya pemahaman masyarakat terhadap HaKI. Istilah HaKI memang semakin sering terdengar di ruang publik, namun belum dipahami secara utuh oleh masyarakat.

Mahfud menilai buku ini sangat penting karena mampu membumikan konsep HaKI secara utuh melalui pendekatan yang sistematis dan mendasar. Ia juga contohkan kasus-kasus seperti sengketa terkait HaKI seperti polemik lagu Syantik, polemik antara Ariel Noah dan Ahmad Dhani, perkara desain genteng dan sengketa merek dagang Geprek Bensu.

Sementara itu, Megawati Soekarnoputri menegaskan pentingnya HaKI sebagai alat untuk melindungi kekayaan nasional Indonesia sehingga tidak disalahgunakan oleh pihak luar.

Acara peluncuran dan bedah buku ini dihadiri oleh kalangan akademisi, peneliti, praktisi hukum, serta perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga negara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun