Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Prajurit Terakhir

21 Mei 2016   23:21 Diperbarui: 21 Mei 2016   23:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: deviantart.com

Langit  bergempita. Ekor petir mencabik –cabik udara. Hingga panas jatuh tersungkur  bagai debu – debu  liar di padang savana. Angin hanya diam dalam kebisuannya, Separuh hilang dalam jejak pertempuran di benteng Larenggam. Kini yang yang tersisa hanya goa – goa berpenghuni para tengkorak – tengkorak. Separuhnya lagi berkumpul di tapal – tapal batas kota yang terhilang.

Di tapal batas inilah terjadi persekutuan bersama Gagak – gagak. Jika senja adalah sebuah penantian, maka di situlah berlaksa – laksa sang Gagak yang garang akan memangsa setiap jiwa. Suara sang Gagak menggelegar  bersama dengan derau hujan yang bersembunyi pada gumpalan awan – awan hitam. Berarak – arakan menuju kota impian dimana berdiam di singgasana Raja Lucifer. Ternyata hanya seorang Lutung.  Seorang kepala mafia parkiran kota.  Membuat kota ini menjadi macet. Macet di mana – mana.

Sepanjang jalanan kota bertebaran kaleng – kaleng kosong. Sehingga orang yang berlalulalang setiap saat menendang kaleng – kaleng itu  hingga riuh berkekerontangan. Suara itu laksana paduan suara lagu – lagu kematian. Hampir disegenap penjuru kota itu menjadi gaduh. Membuat orang yang berdiam diri di rumahnya merasa mual hingga muntah – muntah.

Tak sampai disitu. Separuh angin yang bersekutu bersama para Gagak – Gagak itu menyusuri bantaran  kali. Sumber air dari mata air telah jernih bagaikan air dalam tempayan.Tenang.  Mereka mau memperkeruh. Hingga suasana ikut keruh. Namun air sumber kehidupa akan terus mengalir sepanjang hulu hingga ke hilir. Bergerombol para perempuan menyambut sang pejuang mereka yang sehabis membuat huru – hara. Lalu mereka larut dalam pesta – pora kemaksiatan. Negeri ini telah menjadi nista.

Selesai dengan pesta – pora, mereka beranjang ke rumah sakit yang mengidap serangan jiwa. Hingga jiwa – jiwa mereka tak waras lagi. Mungkin sama seperti mereka sendiri; kaum tak waras. Hari – hari yang mereka tapaki hanya serupa labirin. Tiada tentu arah yang harus mereka tempuh. Sebab mereka tak lagi waras.

Persengkokolan para satria angin dan perwira Gagak terus berlanjut. Mereka memblokade pantai – pantai yang menjadi hunian pasir – pasir dan riak ombak. Membentengi dengan segala macam larangan untuk tidak mengeksploitasi. Sebab lautan adalah lahan mereka untuk menyimpan segala macam kekayaan.  Yang ternyata kekayaan itu adalah hasil rampasan dari perompak laut kaum Arow. Lagi – lagi mereka berulah. Namun riak air laut dan pantai perawan tak menghendaki mereka, Dengan sebuah sentilan gelombang kecil disaat air pasang, tubuh mereka  terpental. Para Satria Angin dan Perwira Gagak tak lagi bertaring. Paruh sang gagak telah rapuh. Sedangkan hembusan Satria Angin tak sedahsyat topan dan badai.

Beruntung mereka tersangkut pada batang- batang hari. Sebuah kampung nelayan kecil yang awalnya berpenghuni segala jenis ikan. Kini kampung itu sepi. Yang tersisa  hanya puing – puing tulang belulang ikan.

Pada saat yang lesu bagi Satria Angin dan Perwira Gagak itu,  muncul seorang  Prajurit Terakhir menghardik mereka.

“Enyah kalian dari kota ini. Kalian hanyalah cecunguk – cecunguk tak berdaya. Pergi dari kota ini, atau laporkan kepada junjungan kalian Kaisar Lutung. Aku Prajurit Terakhir dari Babylon akan membentengi kota ini. Dan sampaikan pula pada Kaisar Lutung bahwa lahan parkiran kota ini adalah milik negeri Babylon!

*************

@rskp, 21052016,,       Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun