Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepala yang Mentari

9 Juni 2014   20:38 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:31 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

>Tangan tuhan menyalam
terupa tuan bersalam sahaja
setiap deru angin menghembus
tapi tuan kepalamu mentari ?

tahta disinggasana, tak bermata air
buat membasuh ubun bila panasmu membakar legam
jelata melotot jelalatan mendamba redup mata rembulan
menyejuk jiwa nan dahaga tertungku hingga peluh kian keluh

bilakah tuan mensesap kepalamu
biar hatimu menurani melihat geliat ilalang dipadang tandus
kian hari berangus oleh serdadu yang lewat sehabis perang?
tapi jangan palingkan wajah tuan, sebab hanya tuan menjadi kepala

negeri ini butuh kepala, bukan kepalan
tapi tidak untuk mentari, sebab siang telah senja
untuk menghantar setiap kesetiap atap
memayungi bumi dari awan berarak mengaras sendi kehidupan nan setara>
____________________________________________________

salam,,,,,,,,

rskp@09062014,,,,, jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun