Mohon tunggu...
serlin waruwu
serlin waruwu Mohon Tunggu... Aku mau profesi menulis internasional

Hobby menulis diare

Selanjutnya

Tutup

Diary

Langkah kakimu tanpa membebani orang lain

26 Juli 2025   19:55 Diperbarui: 26 Juli 2025   19:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:( Sumber foto: Foto pribad/ Serlin Waruwu)

Dalam hidup kita ini ada waktu-waktu  kita merasa Lelah bukan karena jarak yang kita tempuh, tapi terasa ada beban yang dipikul. Bukan karena nya beratnya Langkah kita, tapi karena rasa bersalah kalau terlalu sering bersandar pada orang lain.

Kita semua pasti butuh orang lain, memang itu jelas. Tapi ada masa Dimana kita perlu belajar melangkah sendiri. Bukan karena tak ada yang peduli dengan kita, tapi karena kita tau,terlalu sering menyandarkan diri bisa jadi malah membuat kita lupa caranya berdiri di kaki sendiri.

Dan aku pernah berada di titik itu yang Dimana aku merasa take nakal terus-menerus meminta tolong. Rasanya seperti aku membebani hidup orang lain hanya karena aku belum bisa menata hidupku sendiri. Dan semakin aku merasa bersalah, semakin aku memilih diam. Aku mulai belajar satu hal: jika memang harus jatuh, maka jatuhlah dalam langkahmu sendiri, bukan karena menyeret orang lain dalam beratnya bebanmu.

Menjadi Kuat Itu Pilihan

Ada orang-orang yang berjalan dengan segala luka yang disembunyikan. Mereka tersenyum, padahal dadanya nyeri. Mereka berkata "baik-baik saja", padahal hatinya sedang retak. Aku pun begitu. Pernah berdiri di antara pilihan: meminta pertolongan, atau mencoba menahan semuanya sendiri. Dan aku memilih yang kedua. Bukan karena sombong, tapi karena aku tahu, tidak semua orang punya kapasitas untuk memahami.

Kadang kita harus sadar, tidak semua orang siap menjadi tempat berteduh. Ada yang hanya mampu menyapa sebentar, lalu kembali ke hidupnya sendiri. Dan itu tidak salah. Karena saya tau pasti semua orang sedang berjuang dengan beban yang mereka sendiri tak bisa ceritakan.

Maka jika kamu merasa harus jalan sendiri, jalanilah. Tak perlu merasa kalah. Justru di sana, kamu sedang belajar menjadi seseorang yang tahu batas, tahu porsi, dan tahu kapan harus menahan diri.

Berjalan Tanpa Membebani, Bukan Berarti Tak Butuh Teman

Bukan berarti aku tak ingin ditemani. Siapa sih yang tak mau ada seseorang yang mengerti tanpa diminta? Tapi hidup mengajarkanku satu hal penting: kalau kamu terus bergantung, kamu tak akan tahu seberapa kuat dirimu sebenarnya.

Aku mulai menghargai langkah-langkah kecilku. Meski sering terjatuh, tapi itu langkahku sendiri. Meski pelan, aku tetap bergerak. Dan di situ aku menemukan rasa bangga. Bahwa aku bisa, walau tak sempurna. Bahwa aku mampu, walau sering ragu.

Ketika kita berhenti membandingkan hidup kita dengan orang lain, kita mulai memahami bahwa setiap orang punya waktu tumbuh yang berbeda. Maka, aku memilih menapaki jalanku sendiri, meski ada proses dalam hidup kita yang harus kita Jalani dan itu tergantung kita, kita mau bertahan atau tidak. Tapi Aku percaya, ada makna dalam setiap jejak yang aku tinggalkan.

Kamu Tidak Harus Jadi Hebat

Banyak dari kita merasa belum layak untuk maju karena merasa belum cukup baik. Padahal, setiap perjalanan dimulai dari ketidaksiapan. Tak ada orang yang benar-benar siap. Tapi dengan berani melangkah, kita sedang belajar menjadi siap.

Aku belajar untuk tidak menunggu semuanya sempurna. Aku mulai melangkah meski dengan perasaan takut. Aku tahu, ketakutan itu manusiawi. Tapi yang luar biasa adalah ketika kita tetap berjalan, meski takut. Ketika kita tetap bertahan, meski tak tahu harus bagaimana.

Jangan tunggu kamu punya segalanya dulu untuk melangkah. Jangan tunggu semua orang setuju dulu untuk kamu berjalan. Karena tak semua orang akan memahami prosesmu, dan itu tidak masalah. Yang penting, kamu tidak berhenti.

Menjadi Diri Sendiri yang Bertanggung Jawab

Melangkah tanpa membebani orang lain juga berarti belajar memikul tanggung jawab. Tidak menyalahkan siapapun atas kegagalan yang datang. Tidak mencari kambing hitam atas luka yang belum sembuh.

Aku belajar bahwa menjadi dewasa bukan soal usia, tapi soal cara kita menanggung beban hidup kita sendiri tanpa membuat orang lain terseret. Kadang, kamu hanya perlu diam, lalu lanjutkan langkahmu. Tak perlu menjelaskan segalanya, karena mereka yang benar-benar peduli akan tahu tanpa harus kamu terangkan.

Penutup:

Langkahmu Berarti

Hari ini, mungkin kamu merasa sendiri. Tapi percayalah, langkahmu hari ini sedang membentuk kekuatan dalam dirimu yang tak pernah kamu duga. Kamu tidak perlu lari kencang. Cukup berjalan, asal tidak berhenti. Dan yang terpenting: kamu tidak perlu membuktikan apapun ke siapapun.

Langkahkan kakimu. Meskipun sepi. Meskipun berat. Meskipun tidak ada yang melihat. Karena hidup ini bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang tetap bertahan dan tidak menyerah.

Langkahkan kakimu, tanpa membebani orang lain. Karena sejatinya, kamu lebih kuat dari yang kamu kira.

 

 


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun