Sebagai hamba Allah yang telah dikaruniai akal dan pikiran, pastinya bisa melihat, merasakan, bahkan menyaksikan betapa besar dan banyaknya karunia yang telah diberikan kepada kepada setiap ciptaannya. Manusia diberikan akal agar bisa mengelola bumi dengan sebaik-baiknya, dan diberikan pikiran agar bisa melihat dan membaca situasi ciptaan Allah ke depannya. Dari zaman ke zaman, manusia berhasil menciptakan teknologi yang super canggih dan semua terasa semakin simple dan mudah.
Di samping itu, banyak juga dari manusia itu memiliki sifat serakah, boros, takabur bahkan kufur. Padahal Allah telah menciptakan laut dengan samuderanya yang luas, menciptakan gunung-gunung dengan pasaknya yang kokoh, menciptakan gurun dengan pasirnya walau tandus, menciptakan hutan dengan pepohonan yang lebat dan menciptakan apa yang tak bisa diciptakan manusia sehebat apapun itu.
Melihat berapa banyaknya nikmat dan karunia Allah yang bahkan tak bisa dihitung itu, bagaimana kita menanggapinya? Dan apakah masih pantas untuk sombongnya? Padahal kita tidak ada apa-apanya di hadapan-Nya.
Maka dari situ, kita sebagai makhluk berakal patut untuk bersyukur dan mensyukuri nikmat dan karunia yang telah Allah berikan. Bersyukur walau hanya dengan mengucap hamdalah dengan hati yang ikhlas bahkan itu lebih baik dari pada memuji dan terlalu berlebihan mengagumi sesuatu yang bersifat sementara.
Jadi apa itu bersyukur?
Kata Syukur mengandung arti berterima kasih kepada, pujian, atau ucapan, atau pernyataan terima kasih Kepada Allah SWT.
Dari pengertian di atas syukur itu dapat dimaknai sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada Allah atas apa yang telah diberikan dan jumlahnya yang tak bisa dijumlahkan.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (al-Baqarah/2: 152).
Dari ayat tersebut, kita juga bisa melihat bahwa Allah berfirman bahwa, jika hambanya mau bersyukur dan merasa puas dengan yang Allah berikan, maka Allah pasti akan menambah rezekinya asalkan ikhlas dan tulus mengarak dari hati bahwa hamdalah yang diucapkan itu memang dari hati.
Apakah berysukur itu mudah? Dan bagaimana membiasakan bersyukur terutama ketika tidak menerima kenyataan yang telah digariskan?. Tentunya setiap orang pasti merasakan bahwa bersyukur itu memang susah, bukan hanya sekedar kata-kata atau terucap dalam lisan saja tapi, bersyukur itu memang murni dan harus dari hati. Andaikan kita berhasil melewati itu, maka akan dicicipi bagaimana nikmatnya buah dari bersyukur. Bukankah Allah akan memberikan balasan dua kali lipat jika hambanya itu berysukur. Allah SWT berfirman dalam QS Ibrahim ayat 7
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!