Mohon tunggu...
seri nanda
seri nanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Sumatera Utara

saya adalah mahasiswi universitas islam negeri sumatera utara jurusan akuntansi syariah

Selanjutnya

Tutup

Money

Perbandingan Ekonomi Sebelum dan Sesudah Covid

14 Agustus 2020   12:56 Diperbarui: 14 Agustus 2020   13:21 9134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
    seri nanda (Dokpri)

                                                                                                     

Nama : Seri Nanda Hasibuan

Fakultas : Ekonomi Bisnis Islam

Jurusan : Akuntansi Syariah

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Dunia saat ini tengah dihebohkan oleh wabah virus corona. Menurut World Health Organization (WHO), coronaviruses (cov) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini dinamakan covid-19. Kemunculan Virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan Cina, kemudian berkembang dan menyebar sangat cepat ke berbagai negara, dan saat ini merupakan suatu pandemi yang sudah melanda ke seluruh dunia.

Ada banyak sektor yang terdampak dengan pandemi covid 19 ini. Mulai dari sektor ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan lain-lain. Berbagai kebijakan mulai diambil untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk dari dampak pandemi covid ini. Seperti penerapan bekerja dirumah aja (work from home), social distancing dan physical distancing, sampai diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

Penerapan berbagai kebijakan ini mau tidak mau Tentu berpengaruh ke berbagai bidang terutama bagi perekonomian. Pemerintah dan masyarakat diminta harus bersiap terhadap dampak yang terjadi bila kasus penyebaran virus ini semakin berlarut. Saat ini Dampak dari penyebaran covid ini yang paling dirasakan berat salah satunya terhadap perekonomian di Indonesia, di mana pertumbuhan ekonomi mengalami pelambatan.

Tidak hanya indonesia dampak wabah Covid-19 juga dirasakan perekonomian negara- negara dunia . Pada triwulan pertama 2020 ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia tumbuh negatif: Singapura -2.2, Hongkong -8,9, Uni Eropa -2,7 dan China mengalami penurunan sampai minus 6,8. (https://money.kompas.com/2020)

Beberapa negara memang masih tumbuh positif namun menurun bila dibanding dengan kuartal sebelumnya.

Sedangkan negara Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam dari 4,97 di kuartal 4 tahun 2019 menjadi tumbuh hanya 2,97 pada kuartal pertama 2020 ini.

Kontraksi yang cukup dalam pada kuartal 1 di Indonesia ini di luar perkiraan mengingat pengaturan physical distancing dan PSBB mulai diberlakukan pada awal bulan April 2020.

Konsumsi swasta, penyumbang hampir 60% pergerakan ekonomi nasional, juga dipastikan akan mengalami kontraksi. Penjualan retail, baik di pasar tradisional dan pasar modern dipastikan turun. Bahkan, sebelum kasus Covid-19 teridentifikasi di Indonesia, data Indeks Penjualan Riil yang dikeluarkan Bank Indonesia sudah menunjukkan kontraksi 0,3% pada bulan Januari 2020.

Indikasi turunnya konsumsi swasta juga diperlihatkan oleh anjloknya perjalanan wisata baik domestik ataupun asing. BPS mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara turun 7,62% pada Januari 2020 dibandingkan Desember 2019. Sementara, wisatawan nusantara turun 3,1% pada periode yang sama. Tekanan pada konsumsi swasta ini dipastikan akan lebih dalam pada bulan Maret dan juga bulan-bulan berikutnya.(detik.com/2020)

Salah satu Kalangan pelaku usaha yang terkena imbas juga adalah di sektor perhotelan dan restoran.Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) mencatat efek penyebaran virus corona menekan tingkat okupansi di hotel-hotel di Tanah Air, terutama di Jakarta. Dimana tingkat okupansi perhotelan merosot menjadi hanya 20 persen bila dibandingkan dari kondisi normal sebelum pandemi. Pada kondisi normal, okupansi perhotelan bisa mencapai 70 persen

Penurunan pertumbuhan ekonomi global juga berimbas pada negara-negara tujuan ekspor indonesia. Seperti negara-negara yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia selama ini yaitu, Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang kini juga terkena dampak penyebaran pandemi covid dan telah melewati kasus yang terjadi di Cina. Di sisi lain, sebagai akibat turunnya kegiatan ekonomi domestik, impor khususnya bahan baku dan modal juga mengalami kontraksi dibandingkan tahun lalu.

Akibatnya, penurunan ekspor tentu juga akan dibarengi dengan penurunan impor, sehingga pengaruh net-ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini relatif kecil, sebagaimana tahun lalu yang memberikan kontribusi -0,5% terhadap PDB.

Penurunan ekonomi akibat pandemi covid ini juga menimbulkan masalah lain yaitu meningkatnya pengangguran dan kemiskinan. Lesunya aktivitas perekonomian tentu berimplikasi pada meningkatnya PHK.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mencatat angka jumlah pekerja yang dirumahkan dan di-PHK sudah mencapai 6 juta orang selama masa pandemi ini. Wakil Ketua Umum Kadin Shinta Kamdani mengungkapkan, sebagian besar pekerja tersebut dirumahkan. "Karena pengusaha tidak punya cashflow untuk PHK," kata Shinta. (Tirto.id/2020)

Pandemi covid juga membuat angka kemiskinan bertambah. Menteri Sosial Juliari P Batubara memperkirakan, angka kemiskinan Indonesia kemungkinan akan bertambah hingga 4% akibat pandemi COVID-19. Dengan demikian, angka kemiskinan pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 13,22%. "Ini kenaikan yang luar biasa," kata Mensos Juliari, seperti dilansir dari Kompas.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, jika Covid-19 bisa segera tertangani dengan baik maka pertumbuhan ekonomi diprediksi masih bisa di atas 4%. Namun, pemerintah juga harus bersiap jika pandemi ini masih bertahan antara 3-6 bulan lagi maka situasi akan lebih memburuk, dimana pertumbuhan ekonomi diperkirakan pada kisaran 2,5% bahkan 0%.

menteri keuangan Sri Mulyani (minews.id)
menteri keuangan Sri Mulyani (minews.id)
Masih menurut perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dimana perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi hingga 3,8% pada kuartal II. Pada kuartal I, ekonomi hanya mampu tumbuh 2,97%. 

Pertumbuhan ekonomi minus diperkirakan berlanjut hingga kuartal III, di angka 1,6%. Pertumbuhan ekonomi diprediksi mulai positif lagi pada kuartal IV di angka 3,4%. Secara total, Sri Mulyani memperkirakan ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh di kisaran -0,4% hingga 1%. (Tirto.id/2020)

Bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2019, dimana ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5,02%.

Sementara jika kita lihat prediksi dari Bappenas yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh -0,4% hingga 2,3%. Sebelum pandemi, perkiraan pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 5,3%.

tahun 2019 investasi yang masih bisa tumbuh 4,4% kini diprediksi melemah menjadi -2,8% hingga 0,3%. Bisa dilihat jika pandemi covid 19 ini telah menghentikan sebagian besar aktivitas ekonomi.

Dengan besarnya pengaruh pandemic virus corona (covid-19) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pemerintah juga melakukan berbagai cara untuk menyelematkan perekonomian Indonesia.

Pemerintah melalui berbagai kebijakannya mengambil Langkah-langkah untuk penyelematan perekonomian Indonesia dengan menggelontorkan beberapa paket stimulus fiskal yang pertama difokuskan kepada sektor pariwisata yaitu hotel, restoran, dan kawasan wisata di daerah-daerah. Tidak hanya itu saja, Kemenkeu juga memberikan empat jenis insentif pajak terkait ketentuan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21, PPh pasal 22 impor, PPh pasal 25 dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

 Insentif PPh Pasal 2 diberikan kepada pemberi kerja sesuai klasifikasi 440 lapangan usaha yang tercantum pada lampiran PMK 23/2020. Pemerintah juga meluncurkan program kartu prakerja yang dilakukan lantaran beberapa sektor industri telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK). Dengan program kartu prakerja ini diharapkan bisa menjadi sarana bagi korban PHK meningkatkan skill secara online.

pemerintah juga melakukan pengaturan ulang fokus (re-focusing) penganggaran akibat wabah virus corona ini. Menurut menteri keuangan Sri Mulyani, langkah ini diambil karena anggaran penanganan wabah virus corona belum teralokasi di APBN dan APBD. Alokasi terebut difokuskan bagi sektor kesehatan dan social.

Berbagai kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah di atas merupakan sebuah usaha untuk mempertahankan kestabilan ekonomi akibat merebaknya wabah virus corona yang berdampak pada berbagai sektor dan mengakibatkan pelambatan pertumbuhan ekonomi yang bisa terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun