Mohon tunggu...
Chaira Andhia Putri
Chaira Andhia Putri Mohon Tunggu... lainnya -

Kadang kusangka mimpiku sederhana. Hidup sederhana, dengan pria sederhana, bersama anak-anak kami dan meniti jalan ke surga. Tapi ternyata, mimpi itu tak sesederhana yang kukira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepada: Tenggara (Siapakah yang Perlu Bersabar Lebih Lama?)

15 April 2015   12:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:04 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah berjajar-jajar di kepala

setidaknya enam atau tujuh senja yang akan kulewati sambil mengejek sepi

Meski sedikit cemas,

tapi kurasa hatiku mampu pula menjadi cadas di waktu-waktu tertentu

ialah ketika kau ambil pikulan rindu di bahuku,

yang menjadikanku terbungkuk-bungkuk sembari menunggu pergantian musim

Tak sabar,

tapi Tuhan tak boleh dicecar

sebab ia lebih tahu bulan terbaik -- saat senyummu mekar

dan matamu yang tak berdasar bisa diselami

bisa dimengerti

Alli,

bisakah kita sepakati perjalanan ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun