Kudus, Kompasiana.com-- Malam 17 Agustus selalu menjadi momen istimewa bagi masyarakat Indonesia. Di berbagai daerah, warga menggelar Tirakatan sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan atas perjuangan para pahlawan bangsa. Begitu pula di Desa Hadipolo, Kecamatan Kudus, di mana masyarakat bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggelar rangkaian acara tirakatan yang sederhana, khidmat, sekaligus penuh keceriaan.
Persiapan Sejak Sore Hari
Sejak sore, mahasiswa KKN bersama warga bergotong royong menyiapkan lokasi kegiatan. Tirakatan dipusatkan di dua tempat, yakni Balai Desa dan lingkungan RT 3 RW 2. Persiapan melibatkan banyak pihak sehingga suasana kebersamaan sudah terasa bahkan sebelum acara dimulai.
Doa dan Renungan di Balai Desa
Selepas Maghrib, tiga perwakilan mahasiswa KKN turut hadir dalam tirakatan di balai desa. Acara ini menjadi ajang silaturahmi lintas RT sekaligus wadah refleksi, mengingatkan warga bahwa kemerdekaan adalah anugerah yang harus terus dijaga.
Setelah Isya kegiatan Tirakatan berlanjut di RT 3 Raw 2. Rangkaian acara dimulai dengan Penbukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya serta lagu perjuangan 17 Agustus. Suasana semakin khidmat ketika warga bersama-sama membaca tahlil dan doa untuk para Pahlawan. Di Desa Hadipolo ini memiliki ciri khas saat Tirakatan yaitu membawa nasi kotak satu rumah membawa 2 nasi kotak dengan lauk yang sederhana. Meskipun sederhana tetapi penuh makna.
Seorang tokoh agama setempat kemudian memberikan ceramah singkat. Pesannya sederhana tetapi dalam: kemerdekaan tidak hanya diraih lewat perjuangan fisik, melainkan juga harus diisi dengan persatuan, kerja keras, dan saling peduli di tengah masyarakat.
Lomba Memancing: Hiburan yang Menyatukan
Setelah doa bersama, suasana Tirakatan berubah lebih meriah dengan adanya lomba memancing. Panitia telah menyiapkan kolam berisi ikan lele khusus untuk acara ini. Warga yang ingin ikut cukup membeli alat pancing dan umpan seharga Rp5.000.