Labuan Bajo, yang terletak di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, telah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas atau yang lebih dikenal sebagai Destinasi Super Premium. Kebijakan ini lahir dari keinginan pemerintah untuk menghadirkan 10 destinasi unggulan baru di luar Bali, yang mampu menarik wisatawan kelas menengah ke atas serta meningkatkan devisa negara. Tujuan utama dari konsep "super premium" adalah mendorong quality tourism: wisata yang lebih eksklusif, berkelas, dan berfokus pada nilai tambah.Â
Ada beberapa isu penting yang diangkat dari permasalahan ini, antara lain:Â
Dominasi investor besar
Pembangunan fasilitas pariwisata skala besar seperti hotel, resort, dan atraksi premium sebagian besar dikendalikan oleh investor dari luar daerah. Hal ini menimbulkan kesenjangan, karena masyarakat lokal sering kali tidak mendapat peran utama dalam industri pariwisata yang berkembang di daerah mereka sendiri.Â
Marginalisasi masyarakat lokal
Warga lokal cenderung hanya menjadi penonton atau pekerja dengan posisi terbatas, bukan pemegang keuntungan utama. Bahkan dalam beberapa kasus, akses mereka terhadap ruang hidup, pesisir akan terancam oleh pembangunan pariwisata skala besar.
Ancaman terhadap lingkungan
Pembangunan infrastruktur dan peningkatan jumlah wisatawan juga menimbulkan kekhawatiran terhadap keberlanjutan ekosistem. Habitat komodo, terumbu karang, dan hutan di kawasan sekitar Labuan Bajo menjadi rentan terhadap eksploitasi berlebihan jika pariwisata tidak dikelola dengan bijak
Transformasi Labuan Bajo menjadi destinasi wisata super premium membawa cerita yang kompleks bagi para pelaku industri pariwisata lokal. Meski jumlah wisatawan meningkat, tingkat okupansi hotel justru menurun karena wisatawan lebih memilih pengalaman "live-on-board" di kapal phinisi. Pada Maret 2025 tingkat okupansi hotel bintang lima hanya mencapai 21,3%, hotel bintang empat 30,4%, dan resort 43,5%, dengan penurunan rata-rata sebesar 2,77% dibanding bulan sebelumnya. Data ini menunjukan adanya ketimpangan antara investasi besar di sektor akomodasi dengan daya serap pasar wisata yang nyata.Â
Wisata premium juga menyulitkan UMKM bersaing karena adanya standar yang tinggi dan harga mahal membuat pendapatan lebih banyak mengalir ke pemegang modal besar. Tanpa pelatihan, akses permodalan, dan kebijakan afirmatif, UMKM bri risiko semakin terpinggirkan dari rantai ekonomi pariwisata.Â
Kebijakan pemerintah untuk menaikan tarif kunjungan ke Taman Nasional Komodo hingga Rp3,75 juta per orang justru memperkeruh kondisi. Meski langkah ini memiliki tujuan untuk mengantisipasi mass tourism dan meningkatkan kualitas pengalaman wisata, kebijakan tersebut justru menimbulkan dampak negatif yang luas. Banyak agen perjalanan kehilangan pelanggan, kapal wisata dijual karena tidak lagi beroperasi, dan rantai ekonomi lokal seperti pemandu, pengusaha kuliner, hingga pedagang souvenir mengalami penurunan pendapatan drastis.
Situasi ini menuntut evaluasi kebijakan pariwisata premium. Strategi yang berbasis pada keberlanjutan dan pemerataan manfaat ekonomi harus diterapkan. Kolaborasi antara pemerintah, investor, dan pelaku lokal yang memberdayakan masyarakat setempat. Dengan langkah tepat, pariwisata premium dapat tetap terwujud tanpa mengorbankan keberlangsungan usaha lokal dan citra destinasi wisata Indonesia di mata dunia.Â
Labuan Bajo adalah salah satu dari Destinasi Super Prioritas (DSP) di Indonesia.
Pemerintah menetapkan konsep branding "super premium" dengan tujuan:
Membawa wisatawan internasional kelas atas.
Meningkatkan citra pariwisata Indonesia sebagai tempat wisata yang eksklusif.
Membantu menjaga lingkungan melalui harga tiket yang tinggi (contoh: tiket ke Pulau Komodo).
Namun, kebijakan ini juga menimbulkan dampak sosial dan ekonomi:
Jumlah wisatawan lokal maupun dalam negeri menurun drastis.
Penginapan homestay, kapal wisata lokal, restoran kecil, serta usaha mikro kecil menengah (UMKM) terkena dampak pendapatan berkurang.
Kebanyakan manfaat pariwisata lebih banyak diperoleh oleh usaha besar seperti resort dan investor asing.
Karena itu, para pelaku industri pariwisata swasta perlu mencari solusi agar pariwisata super premium tetap kompetitif di tingkat global sekaligus tetap dapat diakses dan dinikmati oleh wisatawan lokal serta UMKM.
1. Segmentasi Pasar
A. Fakta Lapangan
Wisatawan asing berduit masih datang ke Labuan Bajo untuk aktivitas seperti sailing, menginap di resort mewah, diving, dan kegiatan eksklusif. Wisatawan dalam negeri justru mengalami penurunan besar-besaran setelah polemik soal tiket premium ke Komodo, dengan penurunan kunjungan mencapai 30--40 persen berdasarkan laporan media tahun 2022--2023. Padahal wisatawan lokal sebelumnya merupakan pasar yang setia, rutin berkunjung, dan menjadi penopang ekonomi bagi usaha kecil menengah (UMKM).
B. Strategi Segmentasi
- Segmen Premium (Wisatawan Mancanegara Berduit)
- Produk yang ditawarkan: sailing phinisi mewah, diving pribadi, dan resort eksklusif.
- Harga tinggi tetapi pelayanan luar biasa.
- Tujuan pasar: wisatawan asing yang memiliki uang banyak.
- Segmen Menengah (Wisatawan Domestik & Regional ASEAN):
- Produk yang ditawarkan: wisata satu hari, paket kuliner lokal, tur ke desa wisata, serta festival budaya.
- Harga lebih murah tetapi tetap menarik untuk mereka yang punya budget menengah.
- Tujuan pasar: wisatawan dari dalam negeri, backpacker, serta turis dari negara-negara ASEAN.
- Segmen Eco-Youth (Generasi Muda & Pecinta Budget Travel):
Produk yang ditawarkan: trekking, island hopping sederhana, camping, serta wisata berbasis komunitas.
Harga rendah hingga menengah, tapi menawarkan pengalaman autentik.
Tujuan pasar: mahasiswa, generasi muda, serta komunitas pecinta alam.
C. Dampak Positif Segmentasi
Memperluas pasar: Labuan Bajo tidak hanya bergantung pada wisatawan asing kaya saja.
Meningkatkan pemerataan manfaat: wisatawan lokal juga bisa menikmati fasilitas dan layanan wisata.
Mengurangi risiko: jika pasar internasional menurun karena krisis global atau pandemi, pasar lokal bisa menjadi penopang.
2. Kolaborasi dengan UMKM
A. Fakta Lapangan
UMKM di Labuan Bajo mencakup berbagai bidang seperti kuliner (misalnya ikan bakar dan kopi Flores), kerajinan tangan (seperti tenun ikat dan souvenir kayu), jasa transportasi kecil (kapal nelayan), homestay, serta warung makan. Mayoritas tenaga kerja lokal bekerja di UMKM, namun sektor ini sangat rentan terkena pengaruh kebijakan premium.Para wisatawan premium cenderung menghabiskan waktu di resort, sehingga interaksi mereka dengan UMKM terbatas.
B. Strategi Kolaborasi
a. Integrasi Produk UMKM ke Industri Besar:
Resort menyediakan kios penjualan untuk produk kerajinan lokal.Â
Hotel dan restoran premium menggunakan bahan baku lokal seperti kopi Flores, rumput laut, dan jagung titi dalam menu mereka.Â
Agen perjalanan menawarkan workshop UMKM seperti belajar tenun dan memasak makanan khas daerah.
b. Kemitraan Formal:
- Berlangsungnya MoU antara asosiasi hotel dan asosiasi UMKM.
- Pembagian hasil dari paket wisata, di mana wisatawan ikut mengunjungi UMKM sebagai bagian dari wisata.
c. Event Kolaboratif:
- Adanya Festival Kuliner dan Budaya Labuan Bajo yang menampilkan produk UMKM.
- Pasar Malam Wisata merupakan ruang untuk berbelanja dan berinteraksi antara wisatawan lokal dan asing.
C. Dampak Positif Kolaborasi
Ekonomi lokal tumbuh secara merata, bukan hanya di sektor resort besar.
Para wisatawan mendapatkan pengalaman yang asli dan bernilai tambah terhadap destinasi wisata.
Masyarakat terdorong untuk berpartisipasi, sehingga mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
3. Promosi Kreatif
A. Fakta Lapangan
Wisatawan dari luar negeri mencari pengalaman yang mewah dan asli.Wisatawan dalam negeri, terutama generasi muda, aktif di media sosial, peduli dengan harga, dan suka iklan digital seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
B. Strategi Promosi
a. Branding Ganda:
Untuk wisatawan internasional Luxury With Local (menekankan kemewahan dengan menambahkan unsur budaya lokal).
Untuk wisatawan dalam negeri Labuan Bajo Untuk Kita/Jelajah Nusantara (menekankan harga terjangkau dan rasa bangga menjadi bagian dari bangsa).
b. Kampanye Digital:
- Cerita tentang kehidupan nelayan, pernak-pernik tenun, dan kuliner lokal agar wisatawan merasa bahwa Labuan Bajo bukan hanya tempat wisata, tapi juga sebuah cerita.
- Video pendek yang kreatif menampilkan perjalanan singkat dari wisatawan lokal dengan anggaran terbatas tapi tetap menyenangkan.
c. Kerja Sama dengan Influencer:
- Influencer internasional memperkuat citra Labuan Bajo sebagai destinasi kelas atas.
- Influencer dalam negeri memperkuat pesan inklusif yang menarik wisatawan lokal.
C. Dampak Positif dari Promosi
Membawa kembali wisatawan dalam negeri dengan akses yang lebih mudah untuk semua kalangan.
Memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai destinasi mewah di mata dunia sekaligus destinasi ramah dan inklusif bagi orang Indonesia.
Labuan Bajo bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia yang premium, tanpa mengabaikan kebutuhan wisatawan lokal. Membagi pasar ke dalam berbagai segmen membuka peluang untuk melayani berbagai jenis wisatawan. Kerja sama dengan UMKM membantu menyebar manfaat dari sektor pariwisata ke berbagai lapisan masyarakat. Promosi yang kreatif membuat Labuan Bajo tetap menarik bagi wisatawan internasional sekaligus tetap relevan dan ramah bagi wisatawan dalam negeri. Selain itu, peran para pelaku industri pariwisata (swasta) juga penting dalam menarik wisatawan agar menikmati pengalaman yang lebih baik. Aspek ini mencakup hotel, akomodasi, transportasi, travel agent, kuliner, hingga penyedia atraksi wisata.
Hotel & Akomodasi
Hotel, resort, villa, hingga homestay merupakan bagian paling penting dari pariwisata premium di Labuan Bajo. Namun, agar tidak hanya melayani wisatawan internasional dengan kemampuan beli tinggi, diperlukan pembagian segmen pasar sebagai berikut:
A. Segmen Premium (Wisatawan Internasional & Pasangan Bulan Madu):
Layanan yang eksklusif, pribadi, privasi, serta fasilitas seperti spa dan villa pribadi.
Targetnya adalah wisatawan internasional kelas atas dan pasangan bulan madu.
B. Segmen Menengah (Wisatawan Domestik dan Wisatawan dari ASEAN):
Menyediakan homestay dan villa keluarga dengan harga lebih terjangkau.
Kolaborasi dengan UMKM membantu menyediakan amenitas lokal seperti kopi Flores, tenun ikat, dan sabun herbal.
Targetnya adalah wisatawan dalam negeri biasa dan kelompok kecil.
Dengan strategi ini, wisatawan lokal tetap bisa mendapatkan tempat menginap, sedangkan wisatawan premium tetap menikmati layanan yang exclusive.
    2.  Transportasi
Transportasi udara, kapal pesiar, dan liveaboard harus disesuaikan dengan kebutuhan berbagai segmen:
A. Segment Premium
Kapal liveaboard dengan standar hotel terapung (fine dining, kabin luas, privat).
Maskapai kelas bisnis dengan inflight service mewah.
B. Segmen Menengah & Lokal:
Kapal wisata reguler yang nyaman, aman, dan ramah di kantong.Â
Kolaborasi dengan UMKM penyediaan konsumsi dari katering lokal atau nelayan setempat.
    3. Travel Agent & Tour Operator
Penyedia paket wisata memiliki peran strategis untuk menyusun pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan premium. Alih-alih menawarkan paket massal, mereka harus berfokus pada paket wisata yang menawarkan pengalaman secara personal. Travel agent dan operator punya peran kunci dalam menentukan segmentasi pasar lewat produk paket wisata:
A. Paket Premium:
Contoh: Luxury Honeymoon Escape, Flores Executive Adventure.
Termasuk akomodasi resort mewah, kapal eksklusif, dan tur privat.
B. Paket Inklusif (domestik & UMKM):
Contoh: Luxury Honeymoon Escape, Flores Executive Adventure.
Termasuk akomodasi resort mewah, kapal eksklusif, dan tur privat.
C. Profesionalisme Pemandu Wisata:
Bukan hanya paham destinasi, tapi juga storytelling budaya lokal.
Pemandu lokal bisa dilatih agar wisatawan premium maupun domestik mendapat pengalaman mendalam.
   4.  Restoran & Kuliner
Restoran dan kuliner adalah bagian tak terpisahkan dari pengalaman premium. Labuan Bajo bisa menjadi destinasi fine-dining yang unik dengan menonjolkan kekayaan kuliner lokal.
Kuliner adalah daya tarik premium yang sekaligus bisa mengangkat UMKM:
A. Segment Premium:
Restoran fine dining dengan sentuhan internasional + bahan lokal (ikan segar, rempah Flores, kopi lokal).
Konsep luxury dining with a local touch.
B. Segmen Domestik & UMKM:
Warung kuliner khas bisa masuk itinerary paket wisata.
Kolaborasi dengan petani & nelayan lokal untuk rantai pasok bahan segar.
Dengan ini, wisatawan premium menikmati kuliner otentik berkelas, sementara wisatawan domestik tetap bisa menjangkau makanan khas dengan harga ramah.
    5.  Attraction Provider & Event Organizer
Penyedia atraksi dan event organizer harus menciptakan acara dan kegiatan yang sesuai dengan citra Labuan Bajo sebagai destinasi premium.
A. Acara Eksklusif:Â
Organisasi acara khusus seperti 'Luxury Sailing Festival' atau 'Cultural Gala Dinner' di lokasi-lokasi eksklusif. Acara-acara ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga media internasional.
B. Penyedia Atraksi:Â
Menyediakan atraksi atau kegiatan yang berfokus pada privasi dan pengalaman yang dipersonalisasi. Contohnya, tur privat ke Pulau Komodo dengan kapal eksklusif atau tur menyelam yang dipandu oleh ahli profesional.
Dengan adanya kombinasi antara pelaku industri dengan masyarakat lokal, Labuan Bajo punya citra internasional tanpa menyingkirkan wisatawan domestik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI