Mohon tunggu...
Septian Radi Chandra
Septian Radi Chandra Mohon Tunggu... Hallo semuanya, Saya Septian Radi Chandra biasa di panggil radi dan saat ini saya merupakan Mahasiswa Psikologi di Universitas Pembangunan Jaya. Saya berharap semoga tulisan yang saya publish dapat bermanfaat untuk kalian para pembaca, terima kasih.

Done stop when you are tired. Stop when you are done.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Traumatic and Brief Psychotic Disorder : Seberapa Besar sih Sumbangan Traumatis Terhadap Gangguan Psikotik Singkat?

16 Februari 2025   21:20 Diperbarui: 16 Februari 2025   21:20 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Temukan Support System 

Carilah seseorang yang dapat menerima kita apa adanya, mendukung pilihan hidup kita, serta seseorang yang bisa memberikan kita semangat dalam menjalankan penyembuhan trauma. Karena dengan adanya support system, individu yang mempunyai pengalaman traumatis dapat merasakan jika dirinya tidak sendirian di dunia ini (Pitaloka & Wadrianto, 2021)

3. Terapi Narasi

Terapi narasi atau yang biasa disebut dengan Narrative Exposure Therapy (NET) dapat dipercaya sebagai salah satu terapi yang dapat mengatasi trauma. Dalam terapi ini, individu akan diminta menceritakan terkait pengalaman hidupnya. Setelah itu terapis akan meminta individu menyisipkan pengalaman traumatis dalam menceritakan kisah hidupnya. Dengan begitu, otak klien akan mengaitkan kenangan traumatis pada waktu dan tempat tertentu. Sehingga ancaman-ancaman yang klien hadapi kemudian dapat menjadi sesuatu yang berakar di masa lalu dan bukan sebuah tragedi yang selalu terjadi saat ini (Swaim, 2022)

4. Mengingat Pikiran yang Positif

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Michael C Anderson menyatakan bahwa jika individu mengingat informasi baru, terutama informasi yang positif, maka ingatan-ingatan yang tidak mengenakan di masa lalu akan terlupakan dan digantikan oleh ingatan yang positif. Hal ini dikarenakan individu yang mengalami trauma akan dapat mengontrol ingatannya sehingga dapat menghilangkan kenangan menyakitkan dan mempertahankan ingatan yang lebih positif (Wagele, 2015)

 

Kesimpulan 

Pengalaman traumatis yang terjadi dalam kehidupan seseorang nyatanya dapat beresiko untuk mengundang gangguan kejiwaan, yaitu Brief Psychotic Disorder (BPD). Dapat dilihat jika pengalaman traumatis merupakan faktor yang cukup besar dalam memunculkan BPD. Besarnya sumbangan traumatis dalam gangguan ini, tentunya dapat berdampak bagi penderitanya. Contohnya seperti perkembangan kognitif yang buruk dan memunculkan halusinasi maupun delusi. Namun, kejadian traumatis yang dialami oleh individu dapat ditangani lebih awal, tujuannya adalah agar meminimalisir BPD yang timbul akibat kejadian traumatis. Salah satu contoh penanganan yang baik untuk mengobati luka traumatis agar terhindar dari BPD adalah dengan Narrative Exposure Therapy (NET) yang merupakan terapi narasi dengan menceritakan awal kisah kehidupan diri sendiri.

Referensi

Anggadewi, B. E. T. (2020). Dampak Psikologis Trauma Masa Kanak-kanak pada Remaja. Journal of Counseling and Personal Development, 2(2), 1--7.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun