Aktivitas ekonomi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup manusia. Mulai dari bekerja, jual beli, hingga berinvestasi, semuanya adalah bagian dari denyut nadi ekonomi sehari-hari. Bahkan aspek-aspek lain seperti sosial, pendidikan, dan kebudayaan pun tak luput dari pengaruh ekonomi, baik langsung maupun tidak langsung.
Namun, meski begitu dekat, tak banyak yang benar-benar mencoba memahami: dari mana sebenarnya asal-usul ilmu ekonomi? Siapa saja tokoh yang berperan membentuk pemikiran ekonomi yang kita kenal sekarang? Dan peristiwa-peristiwa penting apa yang mengubah arah sejarah ekonomi dunia?
Dalam tulisan ini, kita akan mengikuti perjalanan panjang sejarah ekonomi dunia yang terbentang dari masa lampau hingga saat ini.
1. Era Peradaban Kuno (500 SM - 1500 M)
Kata "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani: oikonomia, gabungan dari oikos (rumah tangga) dan nomos (aturan atau pengelolaan). Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles, yang melihat ekonomi sebagai cara mengatur pengeluaran dan pemasukan dalam rumah tangga. Meskipun jauh sejak peradaban kuno ribuan tahun sebelumnya, aktivitas ekonomi dasar seperti barter dan jual beli sudah lama dipraktikkan.
Namun, seiring waktu, pemikiran ekonomi berkembang melampaui urusan rumah tangga. Di era Romawi Kuno, misalnya, praktik perdagangan, sistem uang, hingga perpajakan mulai dipraktikkan secara lebih kompleks. Peradaban di berbagai kerajaan-kerajaan kuno bahkan telah membangun jaringan perdagangan lintas wilayah yang terstruktur, menandai awal dari ekonomi skala yang lebih besar. Di titik ini, ekonomi mulai menjadi urusan lebih luas, bukan lagi sekadar urusan rumah tangga.
2. Era Merkantilisme (1500-1700)
Inilah masa ketika penjelajahan dan perdagangan berpadu menjadi kekuatan global. Disebut juga Age of Exploration, era ini ditandai oleh momen-momen besar seperti pelayaran Christopher Columbus yang menemukan "Dunia Baru" alias benua Amerika, serta ekspedisi Vasco da Gama yang membuka jalur laut dari Eropa menuju Asia.
Dampaknya luar biasa: dua jalur ini membuka pintu lebar bagi perdagangan internasional, sekaligus menandai awal mula globalisasi ekonomi. Emas dan perak menjadi alat tukar utama, dan kekayaan negara saat itu diukur dari seberapa banyak sumber daya yang bisa dikumpulkan.
Persaingan itu melahirkan pemikiran merkantilisme: negara dianggap makmur jika memiliki sumber daya dan emas yang besar. Demi mewujudkan semua itu, negara-negara besar Eropa seperti Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda berlomba-lomba membentuk koloni di berbagai belahan dunia. Kolonialisme pun menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi ekonomi-sebuah episode kelam yang memengaruhi perkembangan sistem ekonomi.
