Mohon tunggu...
Septa SM
Septa SM Mohon Tunggu... -

Investasikan seluruh aset yang dimiliki dalam mendukung hal-hal yang ingin dicapai. Totalitas !!

Selanjutnya

Tutup

Sosok

"Dear" Cagub Sumut

22 Juni 2018   16:14 Diperbarui: 22 Juni 2018   21:26 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
medan.tribunnews.com

Medan, Jumat 22 Juni 2018

 

hai bapak-bapak....
Saya dengar pilkada akan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2018 ya? Artinya tinggal 5 hari lagi Sumut akan membuka lembaran baru untuk 5 tahun kedepan. Tiada maksud apa-apa, saya juga tiada niat untuk viral dimana-mana. Saya hanya mewakili suara atas pemahaman anak-anak yang memiliki hak suara, namun tak berarah. 

Tak perlu berlama-lama untuk perkenalan, saya ingin mengajak bapak sekalian untuk dengar lagu Joeniar Arif judulnya "rapuh", bapak sekalian tahu tidak??tak hanya mendengar, tapi saya ingin mengajak kalian untuk membedah lirik perbait pada lagu tersebut,  

"Kau tak tahu betapa rapuhnya aku, bagai lapisan tipis air yang beku, sentuhan lembut kan hancurkan aku
walaupun cinta tak sempurna, menghampiriku seketika, kuingin kau tahu betapa rapuhnya aku,
Kau tak tahu betapa rapuhnya aku, masih merasa luka dimasa lalu, kupernah mencintai sepenuh hati,
Reff: "dan kuterluka, luka membekas, bekas membuat, buat selamanya, selamanya ku, ku kan selalu rapuh"

bapak terpikir tidak mengapa ku ingin menyanyikan itu? trauma dibenakku, aku si anak lugu yang tak pernah tahu urusan orang dewasa tapi harus menyandang malu karena trauma merongrongiku sebab gubernurku selalu tersandung. Itu goresan yang amat sakit namun tak berdarah, dan lebih parahnya lagi goresan itu membekas dibenakku bahwa yang lain kan sama sepertinya. bahkan kata lagu itu, selamanya....
parah bukan pak??
saya tahu, sepertinya ini mirip cerita roman di dongeng, berharap akan ada happy ending. tapi sungguh pak, trauma ini membuat buluku merinding...

saya tak perlu mengungkapkan apa dan kenapa ?? karena saya tahu kalian hadir dan berusaha memberi secercah harapan, kelak tak menjeroboskan kami kelubang yang sama dengan predikat memalukan yang sama. saya tak ingin, anak-anak sepertiku buta pemahaman dan bisu. karena kami kelak akan menggantikan, orang-orang dewasa itu untuk melakukan hal yang sama. Saya diajari Ibu saya, bahwa pemilihan bukan hanya sekedar hak suara dan coblos mencoblos.
bukan juga sekedar janji-janji tinggal janji sama seperti lelaki berusaha merebut hati ini,

saya hanya ingin setiap apa yang terjadi di hadapan kami, dapat menjadi pembelajaran bagi kami.  

***

hai bapak sekalian,

siapapun kelak pemegang tahta Sumut, kami ingin bapak terampil dan benar mengemudikan kapal kita kearah daratan kebahagian. Kami tak ingin, bapak digambarkan sama seperti penggalan lagu "rapuh" selanjutnya, "Kau datang bagai hujan basahi tanah hati, tapi kau lihat sendiri, luka ini"
artinya, kami tidak ingin bapak justru menonton kami. Jangan pula tertawakan kami, akan masa lalu kami yang buta. Tapi hadirlah, buka mata kami agar kami mampu percaya padamu dan juga mendoakanmu agar Bapak tak serupa dengan yang terdahulu. janganlah porak porandakan kami yang telah lesu menjadi kumuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun