Blokir Atlet Israel: Reaksi Federasi Senam Dunia atas Keputusan Indonesia
Jakarta, 11 Oktober 2025 --- Keputusan pemerintah Indonesia untuk melarang atlet Israel berpartisipasi dalam Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta memicu reaksi kuat dari Federasi Senam Dunia (FIG) dan komunitas olahraga internasional. Langkah ini dinilai memiliki dampak besar, bukan hanya bagi dunia olahraga, tetapi juga hubungan diplomatik Indonesia di kancah global.
Latar Belakang Keputusan
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), resmi menyatakan bahwa atlet asal Israel tidak diperkenankan hadir dalam ajang tersebut. Alasan utama yang disampaikan adalah "pertimbangan politik luar negeri dan solidaritas terhadap Palestina."
Langkah ini mengingatkan publik pada kasus serupa di tahun-tahun sebelumnya, ketika beberapa cabang olahraga juga menghadapi isu partisipasi atlet Israel di Indonesia.
Reaksi Federasi Senam Dunia (FIG)
Federasi Senam Dunia segera mengeluarkan pernyataan resmi yang menilai keputusan tersebut "bertentangan dengan prinsip netralitas olahraga."
Dalam pernyataannya, FIG menegaskan bahwa olahraga seharusnya menjadi ruang inklusif yang menjembatani perbedaan politik antarnegara. FIG juga menyebut tengah "mempertimbangkan langkah-langkah administratif" untuk memastikan kompetisi tetap berjalan sesuai standar internasional.
Seorang juru bicara FIG mengatakan:
"Kami menghormati kedaulatan setiap negara, namun prinsip dasar olahraga internasional adalah keterbukaan dan keadilan bagi semua peserta tanpa diskriminasi."
Dampak terhadap Indonesia
Keputusan ini menimbulkan konsekuensi serius bagi Indonesia. FIG dilaporkan sedang meninjau kemungkinan pemindahan lokasi kejuaraan dunia ke negara lain apabila tidak ada solusi kompromi. Selain itu, potensi sanksi administratif, termasuk larangan tuan rumah event internasional di masa mendatang, sedang dipertimbangkan.
Sementara itu, sejumlah pengamat menilai langkah Indonesia merupakan ekspresi konsisten dari kebijakan luar negeri yang pro-Palestina. Namun, sebagian pihak juga mengingatkan bahwa isolasi di bidang olahraga dapat berdampak negatif pada reputasi global Indonesia, terutama menjelang upaya menjadi tuan rumah Olimpiade 2036.
Tanggapan Dalam Negeri
Di dalam negeri, respons publik terbelah.
Sebagian masyarakat mendukung langkah pemerintah dengan alasan kemanusiaan dan solidaritas terhadap Palestina. Namun, komunitas olahraga dan pelaku industri pariwisata menyuarakan kekhawatiran atas potensi kerugian ekonomi dan reputasi internasional.
Aktivis olahraga nasional menilai:
"Kita perlu mencari jalan tengah. Mendukung Palestina tidak harus berarti menutup pintu bagi olahraga dunia."
Langkah Selanjutnya
Hingga saat ini, FIG dan pemerintah Indonesia masih melakukan komunikasi intensif untuk mencari solusi diplomatik. Beberapa opsi yang dibahas termasuk kompetisi tanpa bendera dan simbol nasional Israel, atau keikutsertaan melalui status netral, sebagaimana diterapkan dalam kasus atlet Rusia di Olimpiade sebelumnya.
Apapun hasilnya, kontroversi ini menjadi ujian penting bagi Indonesia dalam menyeimbangkan nilai politik luar negeri dan komitmen terhadap sportivitas global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI