Awal bulan, semangat masih tinggi-tingginya. Naik ojol ke kantor, rutin pesan kopi susu, dan mampir beli camilan. Tapi begitu masuk minggu ketiga, saldo e-wallet langsung tinggal puluhan ribu. Rasanya seperti uang menguap entah ke mana.
Kalau dicek lebih teliti, ternyata biaya transportasi harian diam-diam menyedot pengeluaran paling besar loh!
Menurut BPS, pekerja urban di kota besar seperti Jakarta menghabiskan 20--30% dari gajinya untuk transportasi. Apalagi sekarang, di era digital, semua serba cepat---tap, gesek, pesan---pengeluaran jadi "tidak terasa" hingga akhirnya saldo menipis.
Tapi tenang. Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa mobilitas nyaman tanpa bikin dompet menjerit. Berikut ini adalah 7 cara menghemat ongkos transportasi harian secara cerdas di era digital.
1. Kenali Pola Transportasimu
Sebelum menghemat, kenali dulu gaya hidup mobilitasmu:
Rutin ojol ke mana-mana?
Kombinasi motor pribadi dan KRL?
Jalan kaki dari kos atau naik sepeda?
Freelancer yang kadang keluar seharian?
Lakukan audit transportasi mingguan pakai aplikasi seperti Money Manager, Catatan Keuangan Harian, atau Google Sheet.
Contoh:
Ongkos Rp20.000 sehari = Rp400.000 sebulan.
Kalau terjadi 3 kali sehari? Bisa Rp1,2 juta!Â