Ada anak-anak Tuhan yang  tidak terlalu hidup kudus tetapi dalam hal-hal tertentu dalam hidup mereka, Tuhan membuat mereka berhasil, Tuhan membuka jalan dalam berbagai keinginan mereka sehingga mereka bisa berhasil/sukses, padahal tidak hidup kudus.
Dan inilah yang terjadi dalam kehidupan dari Mordhekai dan Ester bukan menjadi contoh yang baik bagi kita. Tetapi mengapa Tuhan memberkati keinginan mereka yang tidak baik.
Teks Ester pasal 2 di mulai dari pencarian ratu baru penganti Wasti, dan usulan pencarian ratu baru itu oleh para biduanda (pelayan laki-laki) karena melihat kondisi raja.
Mereka mengusulkan kepada raja untuk dibuat suatu undang-undang agar para penguasa di setiap daerah mengumpulkan para gadis yang elok rupanya  dan di tempatkan di balai perempuan untuk di beri wangi-wangian selama 12 bulan dan gadis yang terbaik dalam pemandangan raja maka dialah yang menjadi ratu.
Wao untuk menjadi ratu pada jaman itu luar biasanya senangnya karena harus di lulur  selama 1 tahun.
Setelah titah dan undang-undang raja tersiar maka banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Esterpun dibawa masuk ke dalam istana raja. (Ay 8).
Tetapi pertanyaanya mengapa Mordekhai dan Esther tidak menolak pada waktu di kumpulkan untuk menjadi calon pengganti ratu ? Bukankah mereka tahu bahwa perempuan Yahudi tidak boleh kawin campur atau menjadi istri dari bangsa yang tidak mengenal Allah.
Karena dalam Ul 7:1-4 Â Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan kauambil bagi anakmu laki-laki; 4 sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki menyimpang dari pada-Ku, sehingga mereka beribadah kepada allah lain...
Mereka tentu tahu akan hal ini, dan kalau seandainya Esther menjadi ratu, maka Esther bukan hanya jatuh dalam kawin campur saja tetapi juga akan hidup dalam perzinahan, wao ini tidak boleh.
Sepertinya pada mulanya mereka tidak bisa menolak karena adanya titah raja agar para gadis yang elok rupanya harus dikumpulkan (ay 8). Jadi mereka tidak bisa menolak, karena mereka tidak punya alternative lain karena itu adalah titah raja sehingga mereka harus tunduk pada kawin campur dan perzinahan walaupun itu larangan Allah.