Mohon tunggu...
Seni Asiati
Seni Asiati Mohon Tunggu... Guru - Untuk direnungkan

Berawal dari sebuah hobi, akhirnya menjadi kegiatan yang menghasilkan. Hasil yang paling utama adalah terus berliterasi menuangkan ide dan gagasan dalam sebuah tulisan. Selain itu dengan menulis rekam sejarah pun dimulai, ada warisan yang dapat kita banggakan pada anak cucu kita nantinya. Ayo, terus torehkan tinta untuk dikenang dan beroleh nilai ibadah yang tak putus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

New Norma During and Pasca Covid -19

11 Mei 2020   11:08 Diperbarui: 11 Mei 2020   11:12 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New Norma menjadi Peluang disatu sisi dan ancaman disisi lainnya.

Akan terjadi New Norma setelah Pandemik Covid-19.

Begitu kata para ahli.

Kalau saya hanya pengamat yang kurang ahli, tetapi sok tahu.

New Norma akan tercipta pasca Covid-19,banyak kebiasaan-kebiasaan  yang dulu jarang dilakukan, pasca covid akan jadi kebutuhan. Misal pemakaian hand sanitizer di setiap akan dan setelah melakukan sesuatu, desinfektan di rumah dan lingkungannya, APD lengkap untuk tenaga medis, masker yang bukan hal luar biasa jika dipakai sehari-hari, alat kesehatan dan minuman kesehatan yang akan diburu terus, gaya hidup sehat, suplemen makanan dan minuman. 

Serta berbagai macam life style yang akan menjadi New Norma yang sebelumnya tidak ada atau sangat terbatas. Rapat tak perlu hadir cukup video conference atau pelatihan yang diistilahkan webinar atau web seminar.

Akan muncul bisnis-bisnis baru dengan adanya New Norma ini. Beriringan juga akan matinya bisnis yang dulu digemari dan booming. Pemulihan kesehatan dan upaya menjaga kesehatan akan jadi fokus industri utama.

Sebagai contoh fenomena New Norma ini adalah kasus bom Bali. New Norma yang muncul pasca bom Bali adalah meningkatnya kebutuhan akan alat detektor keamanan masuk gedung, alat monitoring cctv, security company, bodyguard dsb.

Nah, sejauh mana kita bisa bertahan pada era pasca Covid dan bagaimana kita melihat bisnis di eran New Norma pasca covid-19 ini,itu sangat tergantung dengan ketajaman insting kewirausahaan (Entrepreneurship) kita para pelaku pasar. 

Bagi yang bukan pelaku wirausaha tentu akan amat tergantung dengan daya tahan perusahaan tempat bekerja, khususnya swasta. Apakah perusahaannya termasuk kena dampak ringan, sedang atau berat dengan adanya PHK atau dirumahkan.

Bagaimana dengan dunia pendidikan?????

Orangtua sudah terasa akibat anak-anaknya belajar di rumah. Mereka menjadi guru yang siap siaga untuk anak karena guru hanya menugaskan dan tuga tersebut dalam bentuk daring. 

Para guru yang gagap teknologi menjadi orang yang mau tahu dan mencari tahu demi menuntaskan pekerjaannya dari rumah. Beragam aplikasi yang digunakan guru untuk menyebarkanluaskan tugasnya untuk siswa. Aplikasi yang kerap digunakan adalah media sosial. Akhirnya siswa dapat berjam-jam melihat gawai hanya untuk menuntaskan pembelajaran.

Dampak ekonomi pastinya terasa. Kuota internet yang biasanya habis dalam satu bulan terpaksa atau dipaksa habis sebelum bulan. Semua dilakukan secara daring mulai tugas sekolah,ujian sekolah, sampai absen siswa. 

Bagaimana dampak bagi kemajuan pendidikan dan kecerdasan anak?? Hal ini belum dilakukan penelitian lebih lanjut. Apakah siswa merasa lebih pandai ketika tidak bertatap muka dengan guru atau justru tak bisa apa-apa?

 tahun ini adalah tahun di mana siswa kelas 6, 9, 12 belajar lebih dini untuk tidak Ujian Nasional dengan mengandalkan SKHUN untuk  bisa terjaring dalam sekolah favorit. mereka akan bertarung dengan sistem yang baru dan tidak bisa dipungkiri menjadi PR yang hebat untuk dunia pendidikan.

Semoga yang terbaik bagi kita semua. New Norma adalah peluang, juga ancaman jika tidak bijak menyikapi.

Berikut catatan Nielsen, 4 kategori produk yang tumbuh signifikan secara year to date:

Hand sanitizer,  dari 1% ke 199%

Sabun tangan cair 285%

Antiseptik cair 233%

Tisu basah 151%

Berikut sektor usaha yang berkembang selama pandemi:

59% toiletries & cosmetics

39% HH equipment

28% food & beverages

24% HH products

22% transport,  travel, financial

12% obat dan kimia

11% komunikasi

3% retail dan jasa

Sebaliknya sektor yang berkembang minus:

-3% busana

-5% perawatan bayi dan ibu hamil

-15% produk industri

-31% Automotive

-54% jasa properti

*Berdasarkan survey: Perilaku Online yang berubah besar-besaran di masa pandemi

Meningkat:

- donasi

- kebutuhan pokok

- e-learning

- konsultasi medis

Menurun:

- Smartphone & electronic

- fashion dan asesoris

- kosmetik & kecantikan

- travel & luggage

Sepanjang Covid-19, konsumen Indonesia melakukan ini:

54% nonton TV di rumah

48% nonton YouTube

48% memasak

46% menghabiskan waktu bersama orang tua

45% main video games

42% bersih-bersih rumah atau berkebun

36% tidur

27% e-learning

18% baca buku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun