Mohon tunggu...
Suwarni Liu
Suwarni Liu Mohon Tunggu... lainnya -

apa adanya (^_^)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Reinkarnasiku Rasa

29 Maret 2016   12:32 Diperbarui: 29 Maret 2016   12:45 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mencerna ini semua, tentang apa yang terjadi dalam kehidupan bang Pendi setelah masa pensiunnya, masa memasuki usia 60 lebih, mengapa ini terjadi ? Apakah ini adalah reinkarnasi masa lalunya ?? reinkarnasi itu kan terlahir kembali, apakah yang terjadi pada anak-anaknya adalah akibat kehidupan masa lalunya sebelum pensiun ?? Bisa saja, pada saat dulu, beliau kurang ada waktu bersama anak-anaknya, karena tugas yang harus dilakukan dan kota tempat tinggalnya jauh dari tempat tugas. Sekarang saat pensiun, dan ada waktu bersama anak-anaknya, malah terjadi hal-hal yang kurang berkenan.


Bisa saja, dulu bang Pendi ga begitu peduli dengan tumbuh kembang anaknya, dan sekarang, alam semesta memperlihatkan kepadanya dan menjadikan pembelajaran dalam kehidupannya. Saat inilah, menurutku bagi bang Pendi agar bisa memperbaiki semuanya, merawat anak-anaknya dengan lebih baik dengan segala kelebihan mereka, baik yang baru rehab narkoba maupun yang baru sembuh dari meningitis. 

Aku terus memberikan semangat kepadanya bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan, dan setelah kesulitan maka akan ada kemudahan, itu sampe dua kali diulang dalam kitab suci. Jika beliau mampu menerima dengan lapang dada, maka akan banyak sekali sukacita yang menanti di depan

Aku pernah membahas masalah reinkarnasi ini beberapa bulan yang lalu dengan sahabat terkasihku Agung, kami pernah merasa bahwa apa yang terjadi dengan anak-anak kami saat ini, apakah itu nakal, baik atau gimanapun adalah karena perbuatanku sebelumnya ? perbuatan masa kecilku berulang kembali pada diri anak-anakku ?? 


Mungkin saja kan? Ini sih, reinkarnasi versiku, ya, yang kuanggap lebih real, daripada reinkarnasi menurut ajaran yang umum, yang nantinya aku belum bisa tau diriku terlahir sebagai apa.

Jika kuingat-ingat lagi apa yang kulakukan di masa kecil kemudian sekarang berulang terjadi pada anakku, maka seketika itu akupun tersenyum. Bahwa dulu aku pernah mengalami hal yang sama, dan sekarang terlahir kembali dalam diri anakku. Untuk itu, aku mesti mencari formula yang pas buat memperbaiki kehidupanku kini, salah satunya melalui didikanku terhadap anak-anak, sehingga reinkarnasiku di kehidupan mendatang bisa lebih baik, benar dan sejahtera bagi semua. Akupun jadi bisa menyaksikan diriku telah bereinkarnasi melalui pribadi anak-anakku.

Tuhan semesta yang Maha Agung telah memberikan kita banyak clue dan telah menetapkan begitu banyak hukum alam, kita hanya perlu lebih menyadari semua secara lebih sederhana (murni).


Apapun yang telah dilakukan di masa lalu, selalu ada waktu untuk memperbaikinya sekarang, sehingga di masa depan akan lebih baik lagi.
Sekaranglah waktunya, temanku dan jangan ditunda lagi. 


Dan ingatlah selalu, jangan terlalu disesali apapun yang telah terjadi, cukup sebentar saja menyesalnya dan segeralah kembali bangkit tuk perbaiki diri.
Hiduplah dengan penuh cinta, dan lepaskan segala kesedihan yang tidak perlu.
Terima kasih Tuhan, Sang Maha Segalanya, yang telah memberiku banyak pengalaman dan pembelajaran dalam hidup.
Terima kasihku buat para pembaca setia Kompasiana..di manapun berada..

Salam kasih yang tak putus-putus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun